Beberapa Perlawanan Bersenjata Ilmu Pengetahuan Sosial 5 Kelas 5 Rusmawan Sri Wahyuni 2009

106 106 106 106 106 Ilmu Pengetahuan Sosial 5 Perlawanan juga terjadi oleh organisasi militer buatan Jepang yakni pemberontakan PETA di Blitar Jawa Timur. Pemberontakan PETA merupakan pemberontakan terbesar pada masa penjajahan Jepang. Pemberontakan dipimpin Supriyadi, seorang syudanco Komandan pleton PETA tanggal 14 Februari 1945. Pemberontakan ini kurang persiapan yang matang, sehingga dapat dipadamkan Jepang. Para pemberontak yang berhasil ditangkap dan diadili. Beberapa di antaranya dihukum mati, seperti:dr. Ismangil, Muradi, Suparyono, Halir Mangkudidjaya, Sunanto, dan Sudarmo. Supriyadi, sebagai pemimpin pemberontakan tidak diketahui nasibnya. C. C. C. C. C. Meneladani Sik Meneladani Sik Meneladani Sik Meneladani Sik Meneladani Sikap T ap T ap T ap T ap Tokoh P okoh P okoh P okoh P okoh Perjuangan dalam erjuangan dalam erjuangan dalam erjuangan dalam erjuangan dalam Melawan P Melawan P Melawan P Melawan P Melawan Penjajah enjajah enjajah enjajah enjajah Meskipun sekarang telah merdeka, kita harus meniru sikap dan perjuangan mereka yang rela berkorban demi bangsa dan negara. Pada zaman penjajahan sikap kepahlawanan dan patriotisme diperlukan untuk mengusir penjajah. Setelah merdeka sikap kepahlawanan dan patriotisme kita perlukan untuk mengisi kemerdekaan. Sikap kepahlawanan dan patriotisme harus selalu ditumbuhkan dalam diri kita. Sikap-sikap ini dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini sikap kepahlawanan dan patriotisme yang dapat kita lakukan.

1. Rela Berkorban

Rela berkorban merupakan sikap tidak mementingkan diri sendiri. Sikap ini tumbuh karena rasa turut merasakan penderitaan. Rela berkorban demi kebaikan merupakan sikap yang baik. Sikap rela berkorban dapat kamu lakukan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

2. Berani

Sikap berani merupakan sikap tidak takut terhadap apapun. Para pahlawan memiliki sikap berani menghadapi apapun, asal apa yang diperjuangkan adalah kebenaran. Berani karena benar merupakan sikap yang sangat terpuji. Kamu bisa meniru sikap berani para pahlawan tersebut. Bab 7 Bab 7 Bab 7 Bab 7 Bab 7 Menuju Kemerdekaan Indonesia 107 107 107 107 107

3. Berjiwa Besar

Sikap berjiwa besar merupakan sikap menerima atau melaksanakan sesuatu dengan ikhlas. Para pahlawan berjuang tanpa mengharapkan imbalan. Mereka dengan lapang dada berjuang sungguh-sungguh dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Mereka rela meninggalkan keluarga dan kampung halaman untuk berjuang. Menerima atau melaksanakan sesuatu dengan ikhlas akan menyebabkan hati tenang. Sikap berjiwa besar dapat ditunjukkan oleh kita saat ini.

4. Cinta Tanah Air

Sikap cinta tanah air merupakan salah satu sikap yang mulia. Para pahlawan rela mati demi mempertahankan tanah air kita. Tanah air merupakan tempat lahir dan tempat meraih cita-cita kita. Tanah air kita adalah Indonesia. Indonesia adalah negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Cinta tanah air dapat diwujudkan dengan bangga terhadap negara kita.

5. Memiliki Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri merupakan keyakinan pada kemampuan dirinya sendiri. Dia mampu melakukan sesuatu dengan pantang menyerah. Dengan rasa percaya diri, kita tidak mudah terpengaruh. Para pahlawan memiliki rasa percaya yang tinggi. Mereka pantang menyerah dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Meskipun dengan senjata bambu runcing, para pahlawan percaya diri maju tak gentar menghadapi musuh. R RR RRangkuman angkuman angkuman angkuman angkuman 1. Pada awal abad XX perjuangan Indonesia mengalami perubahan. Perjuangan sebelumnya yang bersifat kedaerahan berubah menjadi perjuangan nasional. Perjuangan nasional bangsa Indonesia dipertegas dengan dicetuskannya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Isi sumpah pemuda menggambarkan bangsa Indonesia ingin membentuk negara kebangsaan Indonesia. 2. Pergerakan nasional Indonesia tidak lepas dari berbagai organisasi dan tokoh perintisnya. Ki Hajar Dewantoro sebagai tokoh organisasi pendidikan di Indonesia, dan Dr Sutomo maupun Dr Wahidin Sudiro Husodo sebagai perintis organisasi modern di Indonesia.