dr. Wahidin Sudirohusodo dan dr. Sutomo Ki Hajar Dewantoro

9 8 9 8 9 8 9 8 9 8 Ilmu Pengetahuan Sosial 5 Sebelumnya ia memimpin Indische Partij bersama dengan Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo. Ki Hajar Dewantoro rajin menulis di majalah dan surat kabar. Tulisannya sebagian besar melakukan kritik kepada Belanda agar memperbaiki pendidikan Indonesia. Pada tahun 1913 Pemerintah Belanda melakukan penarikan iuran kepada masyarakat Indonesia. Iuran tersebut akan digunakan untuk biaya peringatan hari kemerdekaan Belanda. Ki Hajar Dewantoro menulis di surat kabar dengan judul Seandainya Aku Orang Belanda. Ki Hajar mengkritik Belanda yang Gambar 7.2 Ki Hajar Dewantoro Sumber: www.swaramuslim.netgalerysejarah meminta bangsa yang dijajah untuk memperingati kemerdekaan Belanda. Pemerintah Belanda marah dan tersinggung. Ki Hajar ditangkap lalu dibuang ke Belanda. Ketika dibuang di Belanda, Ki Hajar justru meman-faatkan untuk belajar lebih giat. Ia melanjutkan sekolah. Ki Hajar Dewantoro banyak belajar tentang masalah-masalah pendidikan. Bahkan ia berhasil merumuskan asas pengajaran nasional. Setelah pulang ke tanah air, Ki Hajar Dewantoro tertarik untuk mengembangkan program pendidikan dan pengajaran. Dasar pendidikan yang dirancang Ki Hajar adalah budaya nasional dan semangat kebangsaan Indonesia. Maka pada tanggal 3 Juli 1922 beliau mendirikan perguruan Taman Siswa. Ki Hajar segera mendirikan sekolah-sekolah yang mendapat dukungan rakyat. Sekolah-sekolah Taman Siswa terus berkembang. Taman Siswa dengan sekolah-sekolahnya kemudian berkembang ke berbagai daerah. Misalnya di Surabaya, Malang, Tegal, Jakarta, Sumatera Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Semboyan pendidikan Taman Siswa yang terkenal adalah: a. Ing ngarso sung tulodo, maksudnya di depan memberikan teladan. b. Ing madya mangun karso maksudnya di tengah aktif dan menggerakkan kegiatan. c. Tutwuri handayani, maksudnya di belakang memberi dorongan. Bab 7 Bab 7 Bab 7 Bab 7 Bab 7 Menuju Kemerdekaan Indonesia 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 Jendela Ilmu Jendela Ilmu Jendela Ilmu Jendela Ilmu Jendela Ilmu Tumbuhnya Berbagai Organisasi Kebangsaan Organisasi perintis kemerdekaan terus berdiri bak jamur di musim hujan. Berbagai kalangan semakin sadar bahwa organisasi modern merupakan modal penting memajukan bangsa. Berbagai organisasi yang berdiri mempunyai berbagai latar belakang. Ada yang berasal dari kalangan wanita, pemuda, dan agama. Mereka ingin memajukan rakyat Indonesia. Dari kalangan pemuda muncul Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, dan lain-lain. Dari pemuda Islam muncul Jong Islamieten Bond. Berdiri pula organisasi Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama NU, Serikat Islam, dan sebagainya. Juga muncul berbagai organisasi politik seperti Partai Nasional Indonesia PNI, Partai Katolik Jawi, Partai Serikat Islam, dan Partai Komunis Indonesia PKI. Tumbuhnya berbagai organisasi mem- buat Belanda semakin khawatir. Belanda sudah mulai merasakan gerakan kebangsaan Indonesia semakin tegas. Belanda berusaha menekan ber- bagai organisasi agar tidak bermuatan politis. Tetapi organisasi politikpun sebakin banyak berdiri. Hal ini menye- babkan Belanda semakin keras. Beberapa tokoh politik pernah ditangkap dan dibuang Belanda. Taman Siswa memiliki arti yang sangat penting dalam sejarah pergerakan nasional. Tujuan Taman Siswa adalah menyebarkan dan memupuk benih-benih jiwa merdeka dan semangat kebangsaan. Melalui pendidikan dan pengajaran terus ditanamkan semangat persatuan kebangsaan. Untuk mengenang kepeloporan dan perjuangan Ki Hajar Dewantoro, maka hari lahirnya yakni tanggal 2 Mei 1889 diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.

4. E.E. Douwes Dekker

Tokoh ini merupakan keturunan campuran Indonesia Belanda. Namanya lebih dikenal dengan Danudirdjo Setyabudi. Dia dilahirkan di Pasuruan Jawa Timur 8 Oktober 1879. Ia pernah mengajar sebagai guru kimia. Pada tahun 1912, bersama Ki Hajar Dewantoro Suwardi Suryaningrat dan dr. Cipto Mangunkusumo mendirikan sebuah partai politik bernama Indische Partij IP. IP merupakan partai politik pertama di Indonesia. IP bertujuan membangun kebangsaan Indonesia. Mendirikan partai politik pada masa penjajahan Belanda sangat berbahaya. Belanda dapat memahami bahwa IP akan berkembang menjadi partai yang berbahaya. Akibatnya Douwes Dekker ditangkap Belanda. Beliau dibuang ke Belanda. Sebagai tokoh partai politik, Douwes Dekker sering masuk penjara. Namun, hal tersebut tidak membuatnya jera. Ia yakin bahwa perjuangan kemer- dekaan Indonesia lebih mulia. 100 100 100 100 100 Ilmu Pengetahuan Sosial 5 B . B . B . B . B . Sumpah P Sumpah P Sumpah P Sumpah P Sumpah Pemuda emuda emuda emuda emuda Kongres Pemuda II dan Ikrar Sumpah Pemuda Berdirinya berbagai organisasi pergerakan yang bersifat modern telah mendorong keinginan untuk bekerja sama. Karena banyak persamaan kepentingan, berbagai dialog dilakukan antarorganisasi. Para pemuda mempunyai pemikiran untuk membentuk kekuatan besar dalam menghadapi penjajahan Belanda. Mereka sema- kin mendekatkan tujuan bersama yakni mencapai Indonesia mereka. Berbagai organisasi pemuda kemudian melakukan kongres pertemuan besar pada tanggal 30 April-2 Mei 1926 di Jakarta. Acara ini disebut Kongres Pemuda I, yang dihadiri berbagai organisasi pemuda. Pembicaraan perjuangan nasional sudah semakin jelas. Mereka merencanakan Kongres II tahun 1928. Panitia Kongres Pemuda II dibentuk tanggal 12 Agustus 1928 dengan ketuanya Sugondo Joyopuspito. Kongres II diselenggarakan 27-28 Oktober 1928. Kongres dihadiri perwakilan organisasi pemuda dari seluruh Indonesia. Selain itu, hadir pula tokoh-tokoh politik seperti Sukarno dan Tan Malaka, anggota volksraad, dan para pendidik. Dalam kongres ini, keinginan untuk membentuk negara sendiri semakin kuat. Suasana kebangsaan benar tidak bisa dibendung lagi. Akhirnya tanggal 28 Oktober 1928, dibacakanlah keputusan hasil Kongres pmuda II, yang berupa ikrar pemuda yang terkenal dengan Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda • Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, Tanah Indonesia. • Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa satu, Bangsa Indonesia. • Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Gambar 7.3 Wisma Indonesia, tempat dilaksanakannya Kongres Pemuda II