Ilmu Pengetahuan Alam IPA

Sedangkan Mueller dalam Nurgiyantoro 2011: 23 menyatakan bahwa penilaian otentik merupakan satu bentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan. Kunandar 2013: 35 menyatakan bahwa penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrument penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi SK, atau Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD. Sedangkan menurut Hanafiah Suhana 2010: 70 penggunaan penilaian autentik, yaitu menantang peserta didik agar dapat mengaplikasikan berbagai informasi akademis baru dan keterampilannya ke dalam situasi kontekstual secara signifikan. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang lebih menekankan para pemberian tugas yang menuntut siswa untuk mendemonstrasikan hasil pembelajarannya dalam dunia nyata secara bermakna yang menunjukkan penguasaan ilmu pengetahuan serta keterampilan dalam suatu mata pelajaran.

2. Karakteristik Penilaian Otentik Authentic Asessment

Penilaian otentik memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang berbeda dengan penilaian yang lainnya. Menurut Hanafiah Suhana 2010: 76 menyebutkan beberapa karakteristik dari penilaian autentik authentic asessment sebagai berikut. a Penilaian dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, b Aspek yang diukur adalah keterampilan dan performasi, bukan mengingat fakta apakah peserta didik belajar? Atau apa yang sudah diketahui peserta didik?, c Penilaian dilakukan secara berkelanjutan, yaitu dilakukan dalam beberapa tahapan periodik, sesuai dengan tahapan waktu dan bahasannya, baik bentuk formatif maupun sumatif, d Penilaian dilakukan secara integral, yaitu menilai berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik sebagai satu kesatuan utuh, e Hasil penilaian digunakan sebagai feedback, yaitu untuk keperluan pengayaan enrichment standar minimal telah tercapai atau mengulang remedial jika standar minimal belum tercapai. Sedangkan Kunandar 2013: 39 menyebutkan bahwa karakteristik authentic assessment adalah sebagai berikut: a Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif, b mengukur keterampilan dan performasi, c berkesinambungan dan terintegrasi, dan d dapat digunakan sebagai feedback. I. Pendekatan Ilmiah Sientific Appooach Perancangan kurikulum 2013, pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yaitu pendekatan ilmiah Sientific Appoach, Karena pendekatan ini lebih efektif hasilnya jika diimplementasikan didalam kelas dibandingkan dengan pendekatan tradisonal, yaitu meningkatnya kemampuan siswa dari aspek pengetahuan kognitif, sikap afektif, dan keterampilan psikomotor. Kemendikbud 2013: 4 menyatakan bahwa Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah scientific appoach dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk mata

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE SCRAMBLE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IVB SD NEGERI 8 METRO BARAT TP. 2012/2013

0 7 62

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SD NEGERI 7 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 20 83

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD NEGERI 4 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 27 83

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SDN 6 METRO PUSAT TAHUN 2013/2014

0 11 97

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD NEGERI 01 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 142

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD N 8 METRO TIMUR TP. 2013/2014

1 16 238

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV B SD NEGERI 06 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 48

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SDN 04 METRO TIMUR T.P. 2013/2014

1 6 79

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VB SD NEGERI 3 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 3 47

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI KALIWADAS 01 Paryanti Guru SDN Kaliwadas Email: spd_paryantiyahoo.com Abstract - PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARN

0 1 12