Pelaksanaan Tindakan Analisis Kemampuan Problem Solving Mahas

102 keprofesian berkelanjutan PKB dimasa mendatang dengan harapan semua pengawas lingkup binaan Dinas Dikpora Kota Mataram dapat naik pangkat setingkat lebih tinggi dari pangkat sebelumnya. Daftar Pustaka. Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Sahertian, Piet A. 2000. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto, 2004 Dasar-dasar Supervisi, Jakarta, Reneka Cipta. Usman, Uzer. 1995. Menjadi Guru BK Profesional. Bandung : PT Rwemaja Rosdakarya. Anonim, 2005. UU RI Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Kemendikbud. Jakarta. © 2015 LPPM IKIP Mataram Motif Kekerasan pada Perempuan Suku Sasak Studi Kasus Tentang Perceraian Sukarman, Made Piliani, dan M. Syarafuddin Program Studi Bimbingan Konseling, FIP IKIP Mataram E-mail: carmenz_oneyahoo.com Abstract : This research is motivated by the many cases of violence experienced by women Sasak. Motive force experienced physical violence and verbal form, so it is often an impact on the issue of divorce. The purpose of this study is to provide a learning process Sasak women to avoid divorce due to domestic violence. This study uses descriptive qualitative method and consists of 3 respondents who divorced status. While the focus of this research is the interview process conducted by researchers at the respondent. The results of this study is that physical violence includes kicking as much as 35.42, 22.92 suffocating, knock heads on the wall 16.67, hit with a broom 14:58, 10:42 throw hard objects. whereas verbal violence includes 34.48 dirty talk, cheating 32.76, 12.93 leaving his wife, does not provide for the wife 11:21, and 8.62 discuss wife ugliness. Based on the above results show that the level of violence on women Sasak more dominant in physical violence and verbal abuse in the form of a kick to talk dirty and rude to his wife. Abstrak : Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya terjadi kasus kekerasan yang dialami oleh perempuan suku Sasak. Motif kekerasan yang dialami berupa kakarasan fisik dan verbal, sehingga hal tersebut sering berdampak pada masalah perceraian. Adapun tujuan penelitian ini adalah memberikan proses pembelajaran pada perempuan suku Sasak agar terhindar dari perceraian yang disebabkan adanya tindak kekerasan dalam rumah tangga KDRT. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan terdiri dari 3 orang responden yang berstatus bercerai. Sedangkan fokus dalam penelitian ini adalah proses interview yang dilakukan peneliti pada responden. Adapun hasil penelitian ini adalah kekerasan fisik yang meliputi menedang sebanyak 35.42, mencekin, 22.92, benturkan kepala di tembok, 16.67, memukul dengan sapu, 14.58, melempar dengan benda keras, 10.42. sedangkan kekerasan verbal yang meliputi bicara kotor, 34.48, selingkuh, 32.76, meninggalkan istri, 12.93, tidak menafkahi istri, 11.21, dan membicarakan kejelekan istri 8.62. Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa tingkat kekerasan pada Perempuan suku Sasak lebih dominan pada kekerasan fisik menendang dan kekerasan verbal berupa berbicara kotor dan kasar terhadap istri. Kata kunci : Kekerasan, Perempuan Suku Sasak, dan Perceraian Pendahuluan Suku Sasak berasal dari keturunan Austronesia yang bermigrasi dari daratan Asia sekitar 5.000 tahun SM dan tinggal di daerah-daerah di Asia Tenggara sampai ke Kepulauan Pasifik Selatan. Saat ini 85 dari populasi Lombok adalah suku Sasak. Meskipun Lombok sangat dipengaruhi oleh budaya Bali yang mayoritas memeluk agama Hindu Bali tetapi suku Sasak di Lombok mayoritas memeluk agama Islam Diktat, Pembda NTB, 2011. Penduduk pulau Lombok pada tahun 2012 yang terdapat dari 265 Desa sebanyak 3.608.238 jiwa diantaranya 98.000 merupakan suku bangsa pendatang bukan Suku Sasak. Data tersebut akan dirincikan berdasarkan pada kabupaten kota tempat peneliti melakukan penelitian yaitu dilingkungan masyarakat suku Sasak kabupaten Lombok Tengah.