Gapoktan A selalu melalukan pendekatan yang sangat baik dengan petani sehingga kesadaran petani dalam membayarkan kewajibannya selalu tepat waktu.
Sedangkan di Gapoktan B kepengurusan yang terdapat di dalamnya kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari sistem pembukuan yang sangat buruk, Rapat Anggota
Tahunan RAT yang tidak pernah diselenggarakan, serta pengurus di Gapoktan B merasa dana program PUAP yang diberikan pemerintah merupakan untuk
keperluan pribadi.
4.5. Perbedaan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima Dana Program PUAP Di Daerah Penelitian.
Karekteristik sosial ekonomi petani merupakan faktor yang mempengaruhi
petani penerima dana program PUAP dalam pengelolaan usahatani. Adapun perbedaaan karakteristik sosial ekonomi petani antara Gapoktan A dan Gapoktan
B adalah sebagai berikut.
Tabel 4.16. Perbedaan Karakertistik Sosial Ekonomi Petani Penerima Dana Program PUAP Antara Gapoktan A dengan Gapoktan B.
No. Karakteristik Petani
Gapoktan A Gapoktan B
Rataan Kisaran
Rataan Kisaran
1 Umur
45,33 34-70
49,92 33-73
2 Tingkat Pendidikan
9,96 6-16
10,69 6-16
3 Pengalaman Bertani
19,93 10-50
19,44 5-45
4 Jumlah Tanggungan
4,36 2-7
3,67 1-7
5 Luas Lahan Hortikultura
0,82 0,5-1,2
0,88 0,5-2
Sumber: Lampiran 1a dan 1b Tabel 4.16 menjelaskan bahwa karakteristik sosial ekonomi penerima dana
program PUAP di Gapoktan A dan Gapoktan B tidak terlalu berbeda. Umur petani penerima dana program PUAP di Gapoktan A yang paling muda adalah 34
tahun dan yang paling tua adalah 70 tahun dengan rataan umur adalah 45,33
Universitas Sumatera Utara
tahun, sedangkan di Gapoktan B yang paling muda adalah 33 tahun dan yang paling tua adalah 73 tahun dengan rataan umur adalah 49,92 tahun.
Tingkat pendidikan petani penerima dana program PUAP di Gapoktan A adalah 9,96 tahun sedangkan di Gapoktan B adalah 10,69 tahun dengan kisaran
tingkat pendidikan antara 6-16 tahun. Tingkat pendidikan petani penerima dana Program PUAP di Gapoktan B relatif lebih tinggi daripada di Gapoktan A, namun
perbedaan tersebut tidak terlalu berbeda atau tidak signifikan. Lamanya pengalaman bertani petani penerima dana program PUAP di
Gapoktan A adalah 19,93 tahun dengan kisaran 10-50 tahun sedangkan di Gapoktan B adalah 19,44 tahun dengan kisaran 5-45 tahun. Pengalaman bertani di
Gapoktan A relatif sama dengan Gapoktan B. Jumlah tanggungan petani penerima dana program PUAP di Gapoktan A
adalah 4,36 dengan kisaran 2-7 orang, sedangkan di Gapoktan B adalah 3,67 dengan kisaran 1-7 orang. Jumlah tanggungan petani penerima dana program
PUAP di Gapoktan A lebih banyak dari pada jumlah tanggungan petani penerima dana program PUAP di Gapoktan B
Luas lahan hortikultura petani penerima dana program PUAP di Gapoktan A rata-rata 0,82 ha dengan kisaran antara 0,5 ha sampai dengan 1,2 ha, sedangkan
di Gapoktan B rata-rata 0,88 ha dengan kisaran antara 0,5 ha sampai dengan 2 ha. Dengan demikian luas lahan petani hortikultura di Gapoktan A tidak jauh berbeda
dengan luas lahan hortikultura di Gapoktan B.
Universitas Sumatera Utara
4.6. Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima Dana Program PUAP terhadap Pengembalian Dana Program PUAP.
Faktor sosial ekonomi yang berhubungan dengan tingkat pengembalian dana program PUAP adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani,
jumlah tanggungan dan luas lahan tanaman hortikultura. Untuk mengetahui pengaruh faktor sosial ekonomi petani penerima dana program PUAP dengan
tingkat pengembalian dana program PUAP, maka dianalisis dengan menggunakan regrei linier berganda.
4.6.1. Analisis Regresi Linier Berganda Antara Faktor Sosial Ekonomi Petani Penerima Dana Program PUAP Gapoktan A Dengan Tingkat
Pengembalian Dana Program PUAP.
Analisis regresi linier berganda antara faktor sosial ekonomi petani penerima dana program PUAP Gapoktan A dengan tingkat pengembalian dana
program PUAP dapat dilihat dari Tabel 4.17.
Tabel 4.17. Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima Dana Program PUAP di Gapoktan A
terhadap Tingkat Pengembalian Dana
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
1
Regression 3.155
5 .631
.501 .774
a
Residual 49.157
39 1.260
Total 52.311
44 a. Predictors: Constant, Luas Lahan, Pendidikan Petani, Jumlah Tanggungan,
Pengalaman Bertani, Umur Petani b. Dependent Variable: Pengembalian Dana
Tabel 4.17 menjelaskan bahwa nilai F-hitung = 0,501 dan F-tabel = 2,46 sehingga F-hit= 0,501 F-tab= 2,46 serta nilai signifikansi = 0,774
α = 0,05
artinya Ho diterima sedangkan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kelima
Universitas Sumatera Utara
variabel bebas yakni umur X1, tingkat pendidikan X2, pengalaman bertani X3, jumlah tanggungan petani X4, dan luas lahan hortikultura X5 secara
serempak tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian dana PUAP Ŷ.
Diketahui R
2
sebesar 0,060. Koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa 6,0 tingkat pengembalian dana program PUAP oleh petani penerima
dana program PUAP dapat dijelaskan oleh variabel “umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga, dan luas lahan hortikultura”
atau dengan kata lain sebesar 6,0 kelima variabel bebas tersebut mempengaruhi tingkat pengembalian dana program PUAP oleh petani penerima dana program
PUAP sedangkan sisanya sebesar 94 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.
4.6.2. Analisis Regresi Linier Berganda Antara Faktor Sosial Ekonomi Petani Penerima Dana Program PUAP Gapoktan B terhadap Tingkat
Pengembalian Dana Program PUAP.
Analisis regresi linier berganda antara faktor sosial ekonomi petani penerima dana program PUAP Gapoktan B dengan tingkat pengembalian dana
program PUAP dapat dilihat dari Tabel 4.18.
Tabel 4.18. Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima Dana Program PUAP di
Gapoktan B terhadap Tingkat Pengembalian Dana
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
9.357 5
1.871 .196
.962
a
Residual 286.949
30 9.565
Total 296.306
35 a. Predictors: Constant, Luas Lahan, Pendidikan Petani, Jumlah Tanggungan,
Pengalaman Bertani, Umur Petani b. Dependent Variable: Pengembalian Dana
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.18 dapat diketahui bahwa nilai F-hitung = 0,196 dan F-tabel = 2,53 sehingga F-hit= 0,196 F-tab= 2,53 serta nilai signifikansi = 0,962
α =
0,05 artinya Ho diterima sedangkan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
kelima variabel bebas yakni umur X1, tingkat pendidikan X2, pengalaman bertani X3, jumlah tanggungan petani X4, dan luas lahan hortikultura X5
secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian dana PUAP Ŷ.
Diketahui R
2
sebesar 0,032. Koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa 3,2 tingkat pengembalian dana program PUAP oleh petani penerima
dana program PUAP dapat dijelaskan oleh variabel “umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan petani, dan luas lahan hortikultura” atau
dengan kata lain sebesar 3,2 kelima variabel bebas tersebut mempengaruhi tingkat pengembalian dana program PUAP oleh petani penerima dana program
PUAP sedangkan sisanya sebesar 96,8 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.
4.6.3 Perbedaan Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima Dana PUAP terhadap Tingkat Pengembalian Dana Program PUAP
Antara Gapoktan A dan Gapoktan B.
Perbedaan Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima Dana Puap Terhadap Tingkat Pengembalian Dana Program PUAP Antara Gapoktan A
dan Gapoktan B.
Tabel 4.19. Perbedaan Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima Dana Puap Tingkat terhadap Pengembalian Dana
Program PUAP Antara Gapoktan A dan Gapoktan B.
F
hit
Sig. r
2
Gapoktan A 0,501
0,774 0,060
Gapoktan B 0,196
0,962 0,032
Sumber: Lampiran 5a dan 5b.
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.19 dapat dijelaskan bahwa nilai F-hitung Gapoktan A adalah 0,501 dan F-tabel = 2,46 sehingga F-hit= 0,501 F-tab= 2,46 serta nilai
signifikansi = 0,774
α = 0,05 artinya Ho diterima sedangkan H1 ditolak.
Sedangkan nilai F-hitung di Gapoktan B adalah 0,196 dan F-tabel = 2,53 sehingga F-hit= 0,196 F-tab= 2,53 serta nilai signifikansi = 0,962
α = 0,05 artinya Ho diterima sedangkan H1 ditolak. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa variabel bebas yakni umur X1, tingkat pendidikan X2, pengalaman bertani X3, jumlah tanggungan petani X4, dan luas lahan hortikultura X5
secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian dana PUAP Ŷ.
Sehingga di Gapoktan A maupun di Gapoktan B tidak terdapat perbedaan pengaruh antara variabel – variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai R
2
Gapoktan A adalah 0,060. Koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa 6,0 tingkat pengembalian dana program PUAP oleh petani
penerima dana program PUAP dapat dijelaskan oleh variabel bebas “umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan petani, dan luas lahan
hortikultura”. Sedangkan nilai R
2
di Gapoktan B adalah sebesar 0,032. Koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa 3,2 tingkat pengembalian dana
program PUAP oleh petani penerima dana program PUAP dapat dijelaskan oleh variabel “umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan
petani, dan luas lahan hortikultura”.
Universitas Sumatera Utara
4.7. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima Dana PUAP dengan Tingkat Pengembalian Dana Program PUAP.
Untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi petani penerima dana program PUAP dengan tingkat pengembalian dana program PUAP, maka
dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman.
4.7.1. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima Dana PUAP dengan Tingkat Pengembalian Dana Program PUAP di
Gapoktan A
4.7.1.1. Analisis Hubungan Antara Umur Petani Penerima Dana PUAP dengan Tingkat Pengembalian Dana Program PUAP
Hasil dari analisis lampiran 6a diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman r
s
adalah 0,08310. t-hitung yang diperoleh = 0,546 dan nilai t-tabel = 2,023. Dapat dilihat bahwa t-hitung t-tabel. Dengan kriteria uji ini dapat disimpulkan
bahwa H0 = diterima dan H1 = ditolak, artinya tidak ada hubungan antara umur
petani dengan tingkat pengembalian dana program PUAP.
4.7.1.2. Analisis Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Petani Penerima Dana PUAP dengan Tingkat Pengembalian Dana Program PUAP
Hasil dari analisis lampiran 6b diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman r
s
adalah 0,28254. t-hitung yang diperoleh = 1,927 dan nilai t-tabel = 2,023. Dapat dilihat bahwa t-hitung t-tabel. Dengan kriteria uji ini dapat disimpulkan
bahwa H0 = diterima dan H1 = ditolak, artinya tidak ada hubungan antara tingkat
pendidikan petani dengan tingkat pengembalian dana program PUAP.
4.7.1.3. Analisis Hubungan Antara Pengalaman Bertani Petani Penerima Dana PUAP dengan Tingkat Pengembalian Dana Program PUAP
Universitas Sumatera Utara
Hasil dari analisis lampiran 6c diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman r
s
adalah 0,00362. t-hitung yang diperoleh = 0,0237 dan nilai t-tabel = 2,023.
Dapat dilihat bahwa t-hitung t-tabel. Dengan kriteria uji ini dapat disimpulkan
bahwa H0 = diterima dan H1 = ditolak, artinya tidak ada hubungan antara
pengalaman bertani petani dengan tingkat pengembalian dana program PUAP.
4.7.1.4. Analisis Hubungan Antara Jumlah Tanggungan Petani Penerima Dana PUAP dengan Tingkat Pengembalian Dana Program PUAP
Hasil dari analisis lampiran 6d diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman r
s
adalah 0,07236. t-hitung yang diperoleh = 0,475 dan nilai t-tabel = 2,023.
Dapat dilihat bahwa t-hitung t-tabel. Dengan kriteria uji ini dapat disimpulkan
bahwa H0 = diterima dan H1 = ditolak, artinya tidak ada hubungan antara jumlah
tanggungan petani dengan tingkat pengembalian dana program PUAP.
4.7.1.5 Analisis Hubungan Antara Luas Lahan Petani Penerima Dana PUAP dengan Tingkat Pengembalian Dana Program PUAP
Hasil dari analisis lampiran 6e diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman r
s
adalah 0,08136. t-hitung yang diperoleh = 0,535 dan nilai t-tabel = 2,023.
Dapat dilihat bahwa t-hitung t-tabel. Dengan kriteria uji ini dapat disimpulkan
bahwa H0 = diterima dan H1 = ditolak, artinya tidak ada hubungan antara luas
lahan petani dengan tingkat pengembalian dana program PUAP.
Universitas Sumatera Utara
4.7.2. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima Dana PUAP dengan Tingkat Pengembalian Dana Program PUAP di
Gapoktan B
4.7.2.1. Analisis Hubungan Antara Umur Petani Penerima Dana PUAP dengan Tingkat Pengembalian Dana Program PUAP
Hasil dari analisis lampiran 7a diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman r
s
adalah -0,00946. t-hitung yang diperoleh = -0,055 dan nilai t-tabel = -2,042. Dapat dilihat bahwa - t-hitung - t-tabel. Dengan kriteria uji ini dapat
disimpulkan bahwa H0 = diterima dan H1 = ditolak, artinya tidak ada hubungan
antara umur petani dengan tingkat pengembalian dana program PUAP.
4.7.2.2. Analisis Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Petani Penerima Dana PUAP dengan Tingkat Pengembalian Dana Program PUAP
Hasil dari analisis lampiran 7b diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman r
s
adalah 0,25695. t-hitung yang diperoleh = 1,55 dan nilai t-tabel = 2,042.
Dapat dilihat bahwa t-hitung t-tabel. Dengan kriteria uji ini dapat disimpulkan
bahwa H0 = diterima dan H1 = ditolak, artinya tidak ada hubungan antara tingkat
pendidikan petani dengan tingkat pengembalian dana program PUAP.
4.7.2.3. Analisis Hubungan Antara Pengalaman Bertani Petani Penerima Dana PUAP dengan Tingkat Pengembalian Dana Program PUAP
Hasil dari analisis lampiran 7c diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman r
s
adalah -0,011. t-hitung yang diperoleh = -0,0641 dan nilai t-tabel = -
-2,042. Dapat dilihat bahwa - t-hitung - t-tabel. Dengan kriteria uji ini dapat
disimpulkan bahwa H0 = diterima dan H1 = ditolak, artinya tidak ada hubungan
Universitas Sumatera Utara
antara pengalaman bertani petani dengan tingkat pengembalian dana program PUAP.
4.7.2.4. Analisis Hubungan Antara Jumlah Tanggungan Petani Penerima Dana PUAP dengan Tingkat Pengembalian Dana Program PUAP
Hasil dari analisis lampiran 7d diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman r
s
adalah 0,015. t-hitung yang diperoleh = 0,087 dan nilai t-tabel = 2,042. Dapat
dilihat bahwa t-hitung t-tabel. Dengan kriteria uji ini dapat disimpulkan bahwa
H0 = diterima dan H1 = ditolak, artinya tidak ada hubungan antara jumlah
tanggungan petani dengan tingkat pengembalian dana program PUAP.
4.7.2.5. Analisis Hubungan Antara Luas Lahan Hortikultura Petani Penerima Dana PUAP dengan Tingkat Pengembalian Dana Program
PUAP
Hasil dari analisis lampiran 73 diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman r
s
adalah 0,223. t-hitung yang diperoleh = 1,333 dan nilai t-tabel = 2,042. Dapat dilihat bahwa t-hitung t-tabel. Dengan kriteria uji ini dapat disimpulkan bahwa
H0 = diterima dan H1 = ditolak, artinya tidak ada hubungan antara luas lahan
hortikultura petani dengan tingkat pengembalian dana program PUAP.
4.7.3. Perbedaan Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima Dana PUAP dengan Tingkat Pengembalian Dana Program PUAP
antara Gapoktan A dan Gapoktan B
Hasil Korelasi Rank Spearman antara karakteristik sosial ekonomi umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan dan luas lahan petani
dengan tingkat pengembalian dana di Gapoktan A dan Gapoktan B menunjukkan bahwa tidak terdapatnya hubungan antara masing-masing karakteristik sosial
Universitas Sumatera Utara
ekonomi dengan tingkat pengembalian dana. Jadi antara Gapoktan A dan Gapoktan B tidak ada perbedaan hubungan karakteristik sosial ekonomi petani
dengan tingkat pengembalian dana program PUAP.
4.8. Kegunaan Dana Program PUAP Menurut Petani Penerima Dana Program PUAP di Daerah Penelitian