BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Perkembangan program PUAP di Kabupaten Karo sektor usaha
hortikultura: a.
Perkembangan program PUAP di Kabupaten Karo dilihat dari segi perkembangan dana. Perkembangan dapat dilihat dari jumlah dana
yang dikucurkan oleh Kementerian Pertanian untuk Kabupaten karo mulai tahun 2008 yaitu sebesar Rp.4.400.000.000,00 berkembang
menjadi Rp. 14.045.179.647,00 pada tahun 2012. b.
Perkembangan program PUAP di Kabupaten Karo dilihat dari segi perkembangan jumlah anggota Gapoktan. Jumlah anggota Gapoktan
sektor hortikultura pada tahun 2008 berjumlah 16.500 orang dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 40.411 orang.
2. Tingkat pengembalian dana program PUAP di daerah penelitian:
a. Tingkat pengembalian dana program PUAP di Gapoktan A adalah
sangat tinggi dengan skor 4,62 atau 92,44. b.
Tingkat pengembalian dana program PUAP di Gapoktan B adalah rendah dengan skor 2,64 atau 52,87.
c. Tingkat pengembalian dana program PUAP di daerah penelitian
berbeda. Di Gapoktan A, tingkat pengembalian dana adalah sangat tinggi sedangkan di Gapoktan B tingkat pengembalian dana rendah.
3. Perbedaan karakteristik sosial ekonomi petani penerima dana program
PUAP:
Universitas Sumatera Utara
a. Karakteristik sosial ekonomi petani pada Gapoktan A sebagian besar
responden berada pada rentang usia produktif dan terbanyak berada pada kisaran umur 34-50 tahun. Petani penerima dana programPUAP
yang berprofesi sebagai petani sebagian besar sudah tamat Sekolah Menengah Atas SMA yaitu 40,00 dan tamat Sekolah Menengah
Pertama SMP 31,11 serta rata-rata telah berkeluarga. Petani penerima dana program PUAP adalah petani hortikultura pemilik
lahan sendiri dengan luas rata-rata 0,82 HaPetani dan pengalaman petani dalam berusahatani yang dapat dikatakan sudah cukup lama.
b. Karakteristik sosial ekonomi petani pada Gapoktan B sebagian besar
responden berada pada rentang usia produktif dan terbanyak berada pada kisaran umur 33-50 tahun. Petani penerima dana programPUAP
yang berprofesi sebagai petani sebagian besar sudah tamat Sekolah Menengah Atas SMA yaitu 66,66 dan rata-rata telah berkeluarga.
Petani penerima dana program PUAP adalah petani hortikultura pemilik lahan sendiri dengan luas rata-rata 0,88 HaPetani dan
pengalaman petani dalam berusahatani yang dapat dikatakan sudah cukup lama.
c. Perbedaan karakteristik sosial ekonomi antara petani penerima dana
program PUAP antara Gapoktan A dan Gapoktan B adalah petani di Gapoktan B lebih banyak sudah tamat Sekolah Menengah Atas
SMA yaitu 66,66 berbanding 40,00 dengan Gapoktan A. Rata- rata luas lahan hortikultura di Gapoktan B lebih luas 0,06 ha daripada
Gapoktan A yaitu 0,88 Ha berbanding 0,82 ha.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani penerima dana program
PUAP terhadap tingkat pengembalian dana: a.
Pada Gapoktan A karakteristik sosial ekonomi umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan petani, dan luas
lahan hortikultura secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian dana PUAP.
b. Pada Gapoktan B karakteristik sosial ekonomi umur, tingkat
pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan petani, dan luas lahan hortikultura secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap
pengembalian dana PUAP. c.
Tidak terdapat perbedaan pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani penerima dana program PUAP terhadap tingkat pengembalian
dana antara Gapoktan A dan Gapoktan B. 5.
Hubungan karakteristik sosial ekonomi petani penerima dana program PUAP dengan tingkat pengembalian dana:
a. Pada Gapoktan A tidak terdapat hubungan yang nyata antara
karakeristik sosial ekonomi umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan petani, dan luas lahan hortikultura petani
penerima dana program PUAP dengan tingkat pengembalian dana. b.
Pada Gapoktan B tidak terdapat hubungan yang nyata antara karakeristik sosial ekonomi umur, tingkat pendidikan, pengalaman
bertani, jumlah tanggungan petani, dan luas lahan hortikultura petani penerima dana program PUAP dengan tingkat pengembalian dana.
Universitas Sumatera Utara
c. Tidak terdapat perbedaan hubungan karakteristik sosial ekonomi
petani penerima dana program PUAP dengan tingkat pengembalian dana antara Gapoktan A dan Gapoktan B.
6. Dana program PUAP sebagian besar digunakan untuk modal usahatani
seperti, membeli bibit, membeli obat-obatan pestisida, herbisida dan insektisida, pupuk, alat-alat pertanian cangkul, sprayer, keranjang buah,
membayar tenaga kerja, dan selebihnya untuk keperluan rumah tangga.
5.2. Saran 1. Kepada Pemerintah