Perdesaan PUAP, Gapotan didampingi tenaga penyuluh pedamping dan Penyelia Mitra Tani PMT. Melalui pelaksanaan Pengembangan Usaha
Agribisnis Perdesaan PUAP diharapkan Gapoktan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani.
2.1.4. Karakteristik Petani
Menurut Soekartawi 1995, cepat tidaknya petani mengadopsi inovasi sangat tergantung kepada faktor sosial dan ekonomi petani. Faktor sosial
diantaranya: umur, tingkat pendidikan, dan pengalaman bertani. Sedangkan faktor ekonomi diantaranya: tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan
yang dimiliki dan ada tidaknya usahatani yang dimiliki petani. Faktor sosial ekonomi ini mempunyai peranan penting dalam pengelolaan usaha tani.
2.2. Landasan Teori
Modal merupakan salah satu faktor produksi pertanian. Pemilik modal menerima bunga modal yang pada dasarnya diukur dalam persen dari modal
pokok untuk satu kesatuan waktu tertentu, misalnya perbulan, pertriwulan, maupun pertahun. Pemilik modal tidak perlu orang lain, hanya apabila modal
pinjaman dari pihak lain dengan janji pengembalian dengan bunga tertentu maka terdapatlah kredit. Dengan demikian modal dapat dibagi dua yaitu modal sendiri
equty capital dan modal pinjaman credit Mubyarto, 1989. Dalam Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
menjelaskan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan dan kesepakatan peminjam
Universitas Sumatera Utara
meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan
atau pembagian hasil keuntungan Annonimus
1
, 2013. Menurut Departemen Pertanian 2011 program Pengembangan Usaha
Agribisnis Perdesaan PUAP bertujuan untuk : 1.
Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi
wilayah. 2.
Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani.
3. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk
pengembangan kegiatan usaha agribisnis. 4.
Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan
Sasaran program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP yaitu: 1.
Berkembanganya usaha agribisnis di 10.000 desa miskin yang terjangkau sesuai dengan potensi pertanian desa.
2. Berkembangnya 10.000 GapoktanPoktan yang dimiliki dan dikelola oleh
petani. 3.
Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petanipeternak pemilikpenggarap skala kecil, buruh tani.
4. Berkembangnya usaha agribisnis petani yang mempunyai skala usaha harian,
mingguan, maupun musiman.
Universitas Sumatera Utara
Indikator keberhasilan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP yaitu:
1. Terfasilitasinya permodalan bagi petani pemilik maupun penggarap, buruh
tani dan rumah tangga petani dalam melakukan usaha agribisnis di perdesaan. 2.
Meningkatnya kemampuan Gapoktan dan atau kelembagaan tani dalam menyalurkan dan memfasilitasi bantuan modal usaha kepada petani.
3. Meningktanya kinerja usaha agribisnis yang dilakukan oleh petani
pemilikpenggarap skala kecil, buruh tani dan rumah tangga tani dalam melakukan usaha tani di perdesaan sesuai dengan potensi.
4. Berkembangnya usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi
unggulan daerah.
2.3. Kerangka Pemikiran