peningkatan di bulan September-Oktober sebesar 205 pengunjung. Juga pada bulan Oktober-November terjadi peningkatan sebesar 377 pengunjung. Dan pada
bulan terakhir penelitian November-Desember juga terjadi peningkatan jumlah pengunjung 556 pengunjung karena pengetahuan pengunjung akan manfaat
produk semakin meningkat, harganya yang terjangkau oleh keuangan pengunjung, promosinya yang baik dan fasilitas rekreasi yang memuaskan. Juga
pada bulan Desember tahun 2012 promosi besar-besaran oleh Draco Waterpark Hermes
yang memberikan diskon bagi pengunjung yang memiliki tiket khusus yang diperoleh di tempat-tempat promosi Draco Waterpark Hermes. Fenomena
penurunan pengunjung menjadi pertanyaan bagi peneliti karena bulan-bulan berikutnya terjadi kenaikan jumlah pengunjung. Fenomena tersebut membuat
penulis tertarik dan ingin mencari tahu alasan penurunan tersebut, apakah fenomena itu terjadi karena faktor produk, harga, lokasi dan promosi tempat
wisata. Agar menjadi hal yang diperhatikan demi meningkatkan jumlah pengunjung wisata.
Hal inilah yang melatarbelakangi penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Produk, Harga, Lokasi dan Promosi Wisata terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Tempat Wisata
Draco Waterpark Hermes Medan ”.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang dikemukakan peneliti berdasarkan latar belakang penelitian adalah sebagai berikut: “Apakah faktor produk, harga, lokasi dan
Universitas Sumatera Utara
promosi wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan“.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian didasarkan pada rumusan masalah yang telah ditetapkan dalam penelitian. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisa pengaruh produk, harga, lokasi dan promosi wisata terhadap minat berkunjung kembali ke tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan, sebagai informasi yang dapat dijadikan dasar
didalam strategi untuk mempengaruhi minat berkunjung masyarakat dan sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjung tiap tahunnya.
2. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan peneliti disamping memberikan kontribusi pemikiran dalam bidang pemasaran,
khususnya berkaitan dengan produk, harga, lokasi dan promosi wisata. 3. Bagi pihak lain, sebagai referensi yang dapat menjadi bahan
perbandingan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian berkaitan dengan produk, harga, lokasi dan promosi wisata.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pemasaran dan Pemasaran Jasa
Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Pemasaran menurut Sunarto 2006:4
adalah proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Kotler 2007:7, pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawar dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa
yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran merupakan suatu kegiatan terstruktur yang dilakukan oleh
perusahaan dengan tujuan yang jelas. tujuan pemasaran pada hakikatnya berorientasi pasar yang digunakan untuk memahami kebutuhan dan keinginan
konsumen, memberikan pengarahan bagi kegiatan-kegiatan penjualan yang menguntungkan, dan mengkoordinasikan kegiatan pemasaran untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut. Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Pemasaran berarti
bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhaan dan keinginan manusia. Jadi, tujuan
Universitas Sumatera Utara
pemasaran bukanlah untuk menyediakan barang-barang dan jasa-jasa yang mudah dihasilkan dan kemudian berusaha menjualnya.
Dari beberapa konsep yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan
hubungan pertukaran. Akan tetapi, pemasaran bukanlah sekadar menghasilkan penjualan barang dan jasa saja, hal itu dikarenakan bahwa sebenarnya
pemasaran dilakukan baik sebelum maupun sesudah pertukaran. Terdapat tiga filosofi pemasaran yang berbeda, yaitu berorientasikan
produksi, berorientasikan penjualan, dan berorientasikan konsumen. Ketiga filosofi tersebut telah mendominasi dalam bisnis berskala kecil. Sebuah
filosofi yang berorientasi pada proses pembuatan produk yang paling efisien, bahkan meremehkan promosi, distribusi, dan kegiatan pemasaran lainnya.
Filosofi yang berorientasi pada penjualan juga ditekankan pada efisiensi produksi dan preferensi konsumen yang mendukung terjadinya
penjualan. Terakhir, filosofi yang berorientasikan konsumen mengemukakan kepercayaan perusahaan bahwa segala sesuatu termasuk produksi dan
penjualan, tergantung pada kebutuhan konsumen. Prioritas utama ditujukan kepada konsumen, berarti semua usaha pemasaran bermula dan berakhir pada
konsumen. Kotler 2007:348 mengungkapkan jasa service yaitu a service any
act permormance that one party can offer to another that essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its production
may or not be tied a physical product . Yang berarti adalah bahwa jasa adalah
Universitas Sumatera Utara
setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan
kepemilikan. Produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik .
Dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan proses atau aktivitas yang di dalamnya selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa,
meskipun bagi pihak-pihak yang terlibat tidak sadar melakukannya. Contohnya jasa pengobatan, jasa pengangkutan, jasa telekomunikasi, hiburan,
dan berbagai macam jasa lainnya. Tjiptono 2008:16 menyatakan, jasa adalah setiap tindakan atau
perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang ada pada dasarnya bersifat intangible tidak berwujud fisik dan tidak
menghasilkan kepemilikan tertentu. Walaupun demikian, produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Maksudnya, ada produk jasa
murni seperti child care, konsultasi psikologi dan konsultasi manajemen, namun ada jasa yang membutukan produk fisik sebagai persyaratan utama
misalnya kapal pesiar untuk angkutan laut, pesawat untuk jasa penerbangan dan makanan di restoran. Secara garis besar karakteristik pemasaran jasa
terdiri atas Tjiptono, 2008:18 :
1.
Intangibility tidak berwujud
Jasa berbeda dengan barang, karena barang merupakan suatu objek, alat atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman,
proses, kinerja performance atau usaha.
Universitas Sumatera Utara
2. Inseparability
tidak terpisahkan Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi,
sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
3. VariabilityHeterogenety
keanekaragaman Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standardized
output , artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung kepada
siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.
4. Perishability
tidak tahan lama Maksud dari pernyataan ini adalah jasa tidak dapat disimpan dan
dimasukkan ke dalam gudang atau dijadikan persediaan. Contohnya: makanan yang telah dimasak pada restoran.
5.
Lack Of Ownership Lack of ownership
merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas
penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya.
2.1.2 Bauran Pemasaran
Menurut Churchill 2009:198, “Bauran Pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran,
variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Agar usaha kegiatan pemasaran berjalan dengan
baik, pertama - tama produk yang hendak ditawarkan harus sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
selera pasar atau dalam bahasa pemasaran dikenal sesuai dengan kebutuhan needs
dan keinginan wants target pasar yang dituju. Untuk itu diperlukan pengembangan produk product development yang sesuai dengan selera
target pasar sebagai hasil dari riset pemasaran yang dilakukan, kemudian diberi harga, didistribusikan ke tempat-tempat produk semacam itu dijual dan
pada saat yang sama dikomunikasikan atau dipromosikan kepada calon pembeli, dalam hal ini adalah calon pengunjung.
2.1.2.1 Produk
Produk product, merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Aspek pengembangan produk baru juga memiliki keunikan khusus. Selain itu, aspek kualitas dari produk juga
merupakan faktor yang berperan penting dalam menghasilkan suatu produk. Penciptaan suatu produk yang berbeda dari produk pesaing juga
merupakan faktor penting dalam konsep pemasaran. Salah satu konsep pemasaran adalah fokus pada kemauan dan keinginan konsumen sehingga
organisasi dapat membedakan produknya dari produk yang ditawarkan oleh para pesaing Lamb, dkk, 2001:8.
Menurut Yoeti 2005:126, produk nyata pariwisata tidak lain adalah kepuasan dalam pengalaman, yang sukar untuk dilihat atau diukur,
tetapi sebaliknya produk itu dan cara penyediaannya menjadi kunci tujuan dari industri ini. Produk pariwisata adalah keseluruhan pengalaman
Universitas Sumatera Utara
termasuk di dalamnya akomodasi, sumber-sumber alam, hiburan, transportasi, makanan dan minuman, rekreasi dan daya tarik lainnya.
Menurut Tjiptono 2008:126, produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan
yang terdiri dari tiga komponen, masing-masing yaitu: sumber daya yang terdapat pada suatu DTW, fasilitas yang terdapat di suatu DTW, dan
transportasi yang membawa wisatawan dari tempat asalnya ke suatu DTW tertentu. Baud-Bovy menambahkan, paket wisata package tour yang
ditawarkan untuk dijual pada calon wisatawan dalam satu harga inclusive price
oleh suatu BPW Tour Operator adalah satu contoh dari produk industri pariwisata.
Dari uraian tersebut di atas semakin jelas bagi kita bahwa produk industri pariwisata merupakan produk gabungan Composite Product,
campuran dari berbagai as a amalgam of objek dan atraksi wisata tourist atraction,
transportasi transportation,
akomodasi accommodation
dan hiburan entertainment. Tiap komponen disuplai oleh masing-masing perusahaan atau unit kelompok industri pariwisata.
Menurut Yoeti 2005:129 karakter yang perlu diperhatikan dalam rangka pemasaran produk industri pariwisata:
a. Intangibility
Produk industri pariwisata itu tidak berwujud intangibility, produk itu tidak bisa dipindahkan, dicoba, disentuh, dicium dan
bahkan dalam transaksi tidak terjadi pemindahan hak milik dari
Universitas Sumatera Utara
produsen kepada konsumen. Oleh karena itu dalam pemasaran produk industri pariwisata, suatu Tour Operator hendaknya dan bahkan
merupakan keharusan memiliki Informasi yang dapat dipercaya oleh calon wisatawan. Untuk itu dituntut diperlukan eksekutif yang
profesional untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya, khususnya tentang rencana perjalanan sesuai dengan penawaran paket
wisata. b.
Inseparability Dalam industri pariwisata pada khususnya dan industri jasa
pada umumnya, produsen dan konsumen hadir pada waktu yang bersamaan dalam proses produksi dan konsumsi, karena antara
produsen dan konsumen tidak ada jarak pemisah. Contoh, bila seseorang membeli paket wisata untuk mengkonsumsinya orang
tersebut harus ikut tour yang diselenggarakan oleh Tour Operator yang menjual paket wisata.
c. Stressing The Products Benefits
Dalam menawarkan atau menjual produk industri pariwisata, perlu penekanan dan meyakinkan kepada calon wisatawan apa kelebihan dan
manfaat. bila wisatawan membeli paket wisata melalui Tour Operator mereka. Untuk itu, seorang salesman harus memiliki Product
Knowledge, tanpa memahami produk yang ditawarkan, dapat
dipastikan tidak dapat menjelaskan atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh calon wisatawan.
Universitas Sumatera Utara
d. Variability
Produk industri pariwisata sangat variable sifatnya,selain tidak punya standard yang baku dan kualitasnya sangat tergantung pada siapa
produsen yang mengemas dan memberi pelayan tentang produk yang dijual. Karena tidak konsistennya kualitas produk yang dihasilkan,
maka sering menimbulkan ketidakpuasan wisatawan. e.
Building A Trusting Relationship Orang-orang yang bekerja pada suatu Tour Operator, hendaknya
memiliki kemampuan membina hubungan baik dengan pelanggan dengan jalan menanamkan kepercayaan demi kepercayaan, sehingga
mereka memiliki keyakinan bila membeli tiket atau paket wisata melalui suatu Tour Operator tertentu. Untuk jangka panjang, strategi
ini dapat meningkatkan `loyalitas pelanggan untuk tetap menyerahkan semua bentuk jasa perjalanannya pada kita.
f. Inceasing The Tangibility
Pada beberapa kesempatan sudah seringkali dijelaskan bahwa dalam transaksi yang dilakukan antara pembeli dan penjual paket wisata tidak
pernah terjadi pemindahan hak milik dari produsen kepada konsumen. Contoh, pada calon wisatawan yang membeli paket wisata, ia hanya
menerima selembar kuitansi sebagai bukti pembelian berikut dengan program atau rencana perjalanan wisata Tour Itinerary, tetapi tidak
pernah berupa sesuatu benda berwujud, seperti kita membeli pakaian, misalnya. Setelah dibayar, pakaian yang dipilih dapat dibawa pulang.
Universitas Sumatera Utara
si pembeli atau calon wisatawan hanya memiliki pelayanan purna jual After Sales Service
yang merupakan kewajiban Tour Operator yang menjual paket wisata. Artinya, setelah membeli paket wisata, maka
Tour Operator yang menjual paket wisata harus melaksanakan apa
yang sudah diperjanjikan dalam paket wisata sesuai Tour Itinerary, bila tidak dianggap sebagai wanprestasi dan boleh diadukan kepada
yang berwajib. g.
Perishability Service
atau produk jasa tidak bisa ditabung atau disimpan, karenanya juga tidak diperlukan gudang untuk menyimpan produk
yang tidak laku hari ini. Hal ini terjadi pada kamar hotel, tempat duduk seats
pada airline, kereta api, kapal, atau restoran. Contoh, pesawat Boeing 747 kapasitas tempat duduknya kurang lebih 450 seats. Bila
dalam satu hari Jakarta - Denpasar P.P ada 5 kali penerbangan kemudian terjadi perishable tiap kali pemberangkatan departure,
baik di Jakarta maupun di Denpasar.
2.1.2.2 Harga
Harga pricing merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran dalam mendapatkan suatu barang atau jasa Lamb, dkk.
2001:268. Harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi
harga di antara berbagai kelompok pelanggan. Menurut Tjiptono
Universitas Sumatera Utara
2008:181, penetapan harga maksimum akan dibatasi oleh permintaan pelanggan, khususnya daya beli.
Penentuan harga juga sangat berpengaruh dalam menarik minat beli yang juga memberikan dampak dalam pemakaian secara terus
menerus. Menurut Yoeti 2007:145 harga adalah salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran, tanpa harga produk tidak bisa ditawarkan kepada
konsumen.Yang menjadi masalah, harga berapa suatu produk harus ditetapkan? Tidak mudah menetapkan harga suatu produk atau barang,
banyak faktor yang perlu diketahui sebelum menetapkan harga suatu produk. Tiga faktor yang harus diperhatikan, yaitu:
a Tingkat nilai tambah value-added
Sampai berapa besar nilai tambah telah dimasukkan ke dalam produk sehingga harganya menjadi lebih tinggi, apalagi kalau image
lebih berperan dalam perusahaan itu. Bila kualitasnya sama, konsumen akan membeli harga yang termurah. Jadi harganya sangat sensitif
sekali. Tetapi kalau beras sudah menjadi nasi goreng dan dijual hotel berbintang, maka harga tidak lagi dominan, tamu hotel akan
membayarnya walau harga relatif mahal. b
Faktor Information Availability Sulitnya konsumen mencari informasi tentang harga suatu
produk atau barang membuat produk atau barang tersebut tidak menjadi pricesensitive, seperti yang berlaku pada pejualan beras di
atas. Banyak barang dijual dengan cara sales promotions yang
Universitas Sumatera Utara
ditawarkan kepada pelanggan, tetapi konsumen menjadi enggan karena mereka tidak tahu siapa produsennya atau pabrik yang menghasilkan
barang itu, sehingga penjual menetapkan harga seenaknya, dengan iming-iming cicilan yang ringan.
c Tergantung struktur industri
Perusahaan yang memegang monopoli dapat menentukan harga seenaknya, tetapi akan berbeda halnya bila dalam perekonomian itu
ada beberapa perusahaan sejenis, maka harga dapat ditetapkan dengan cara harga tetap fixing price atas kesepakatan mereka bersama. Bagi
konsumen cara ini juga tidak menguntungkan, karena harga tetap dikendalikan oleh beberapa perusahaan itu.
Yoeti 2007:146 ada tiga cara yang lebih sederhana untuk menetapkan harga, misalnya:
a. Skim The Cream,
atau disebut juga dengan istilah Premium Pricing.
Di sini harga ditetapkan setinggi mungkin tanpa menghiraukan keluhan masyarakat.
b. Going rate pricing
atau Average Rate Pricing, di mana harga- harga produk atau barang ditetapkan atas harga rata-rata produk lain.
c. Penetration Pricing,
di mana suatu perusahaan menetapkan harga produknya di bawah harga rata-rata produk lain.
Churchill 2009:146: Along with product, price tends to be a key component of strategy and in some cases can be the most important of the
marketing mix. Menurut Churchill, bersama-sama dengan produk, harga
Universitas Sumatera Utara
cenderung dapat berfungsi menjadi komponen strategis dan dalam beberapa hal dapat menjadi komponen yang amat penting dalam kegiatan
pemasaran. Dianggap penting, karena strategi harga akan berkembang sesuai dengan arah waktu dan kondisi perekonomian. Oleh karena itu
kebijakan harga dan strukturnya harus dikembangkan untuk dapat memberikan peranan dalam strategi pemasaran, sehingga dapat
memberikan keleluasaan untuk menjawab perubahan kondisi yang mungkin terjadi sewaktu-waktu.
Menurut Yoeti 2005:147 strategi pemasaran bila dilihat dari sisi OPD Organisasi Pariwisata Daerah dapat digunakan langkah-langkah
sebagai berikut: a.
Membantu dan membimbing perusahaan-perusahaan yang termasuk kelompok industri pariwisata dalam menetapkan tingkat
harga actual yang pantas bagi suatu DTW tertentu. b.
Membantu dalam menetapkan harga yang akan digunakan sebagai unsur yang aktif atau pasif dalam rangka menyusun strategi
pemasaran bagi suatu DTW tertentu. c.
Membantu menetapkan tujuan-tujuan yang harus diselesaikan atau hendak dicapai dengan penetapan harga tersebut.
Menurut Yoeti 2005:151 dalam industri pariwisata, penetapan harga dapat dibedakan dengan cara:
Universitas Sumatera Utara
a. Surplus Maximation
Cara ini disebut dengan istilah penetapan harga dengan kelebihan yang maksimal. Dalam banyak kesempatan seringkali terjadi
bahwa suatu unit usaha industri pariwisata dalam menetapkan harga cendrung menetapkan harga dengan harga lebih tinggi untuk
memperoleh profit yang lebih besar. Kelebihan atau surplus diperoleh dari perbedaan harga jual dibandingkan dengan harga pokok produk
yang dihasilkan. Cara ini sering terjadi atau dilakukan dengan memperhatikan events tertentu dimana diperhitungkan wisatawan akan
banyak datang berkunjung, seperti paket-paket wisata yang dijual pada akhir tahun ke Bali atau untuk menginap di hotel yang jauh lebih
mahal bila dibandingkan dengan harga hari-hari biasa. b.
Usage Maximation Cara ini dikenal sebagai penetapan harga dengan istilah
penggunaan secara maksimal. Cara ini mempunyai prinsip dalam penetapan harga yang lebih rendah, karena dengan cara itu diharapkan
wisatawan akan lebih banyak datang. Jadi berbeda dengan cara surplus maximation
yang datang hanya wisatawan kelas kakap raja, tetapi dalam usage maximation kelompok menengah dan bawah masih
tertampung dengan penetapan harga seperti itu. c.
Cost Recovery Cara ini disebut sebagai `perbaikan biaya. Dalam hal ini unit
usaha industri pariwisata mencari keseimbangan dengan cara
Universitas Sumatera Utara
bagaimana dapat menutup biaya-biaya tetap fix cost dan biaya-biaya variabel variable cost. Tentu saja harga yang lebih rendah itu tidak
mengorbankan harga pokok untuk biaya produksi produk yang dijual. Yang penting di sini harga penjualan sudah melewati titik impas
dengan perhitungan semakin banyak terjual, maka semakin besar profit atau keuntungan diperoleh.
2.1.2.3 Lokasi
Lokasi place keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Sugiyono 2008:105,
menyatakan bahwa tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat yang paling strategis, menyenangkan, dan efisien. Memilih lokasi dekat
dengan pelanggan perlu untuk mempertahankan daya saing. Selain faktor kedekatan dengan pelanggan, faktor kenyamanan juga hendaknya
diperhatikan. Lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan DTW,
karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial sebuah DTW Tjiptono, 2008: 147. Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap
dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus
. Fleksibelitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu DTW dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi.
Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif, maka DTW
Universitas Sumatera Utara
benar-benar harus mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di
masa mendatang. Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang
cermat terhadap beberapa faktor, antara lain : a.
Akses, berhubungan dengan kemudahan untuk dijangkau b.
Visibilitas, lokasi sebaiknya mudah dilihat c.
Traffic , perlu dipertimbangkan lalu lalang orang dan lalu lintas
kendaraan d.
Ekspansi, cukup tersedia tempat apabila di masa depan ingin melakukan ekstensifikasi
e. Lingkungan
f. Peraturan pemerintah
2.1.2.4 Promosi
Promosi adalah mengkomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli potensial atau orang lain dalam saluran untuk mempengaruhi
sikap dan prilaku. Bagian promosi dalam bauran pemasaran melibatkan pemberitahuan kepada pelanggan target bahwa produk yang tepat tersedia
di tempat dan pada harga yang tepat. Menurut Winardi 2010:293, promosi berarti mencakup kegiatan-kegiatan yang mengkomunikasi
menginformasi manfaat produk yang ditawarkan dan yang mempersuasi para pelanggan untuk membelinya.
Universitas Sumatera Utara
Bauran promosi meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual
Kotler dan Amstrong, 2001:153. Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan advertising, promosi penjualan sales promotion, publisitas
public relations, penjualan tatap muka personal selling. a.
Periklanan Advertising Periklanan
merupakan segala biaya yang harus dikeluarkan
sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.
b. Promosi Penjualan Sales Promotion
Merupakan insentif
jangka pendek untuk mendorong pembelian
atau penjualan dari suatu produk atau jasa, dan tidak dilakukan secara berulang serta tidak rutin, yang ditujukan untuk mendorong lebih kuat
mempercepat respon pasar yang ditargetkan sebagai alat promosi lainnya dengan menggunakan yang berbeda.
c. Publisitas Public Relation
Public relation
adalah salah satu alat promosi yang membangun hubungan baik dengan berbagai masyarakat disekitar perusahaan
dengan memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau meredam rumor, cerita
dan peristiwa yang merugikan.
Universitas Sumatera Utara
d. Penjualan Tatap Muka Personal Selling
Merupakan suatu presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan penciptakan penjualan.
Menurut Yoeti 2007:169 promosi adalah variabel kunci dalam rencana strategi pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsur untuk
menciptakan kesempatan-kesempatan menguasai pasar. Unsur promosi yang digunakan disusun oleh lingkungan, terutama oleh keadaan atau
kondisi permintaan wisatawan. Namun promosi dapat menjadi fungsi penghubung atau katalisator dalam strategi pemasaran dan sejak
permintaan menjadi salah satu kekuatan yang tidak terawasi yang sebenarnya harus diperhitungkan, maka promosi digunakan untuk
mengganti permintaan dan mempercepat proses keputusan untuk melakukan perjalanan wisata.
Yoeti 2005:174 menyatakan langkah-langkah penting yang perlu dilakukan dalam mengembangkan strategi promosi pariwisata
adalah: a.
Menentukan target pasar yang akan dipengaruhi oleh kegiatan promosi yang akan dilakukan. Dengan mengetahui target pasar, kita
akan lebih mudah melakukan pemilihan terhadap media yang akan digunakan, bahasa yang akan dipakai, dan waktu-waktu biasanya
mereka melakukan perjalanan wisata. b.
Menetapkan kelayakan promosi yang akan dilakukan. Maksudnya, jenis dan macam promosi apa saja yang akan dilakukan,
Universitas Sumatera Utara
dan berapa anggaran yang akan digunakan untuk suatu target pasar tertentu.
c. Mengatur komposisi unsur-unsur bauran pemasaran yang akan
digunakan. d.
Mempersiapkan bentuk-bentuk desain iklan yang akan digunakan, mulai dari ukuran size, berwarna atau hitam-putih, bahasa
yang digunakan, produk yang ditonjolkan dan copy-writing yang mengenai sasaran.
e. Merumuskan bentuk-bentuk kegiatan Sales Promotions yang
akan dilakukan. f.
Perencanaan pembuatan promotion materials, termasuk bentuk- bentuk hand-out yang akan diberikan pada setiap pertemuan formal
kepada pejabat-pejabat pariwisata dari luar negeri dan pencetakan brosur yang berkualitas.
g. Rencana dan jadwal mengundang Tour Operator dan Travel
Writer luar negeri untuk melihat secara langsung melihat dan
menyaksikan produk-produk suatu DTW Daerah Tujuan Wisata yang siap jual.
h. Menunjuk seorang Public Relations Officer, untuk menjaga atau
memelihara citra suatu DTW dan sekaligus untuk meng-counter berita- berita negatif untuk konsumsi luar negeri, khususnya target pasar yang
dituju.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria-kriteria berikut ini dapat digunakan sebagai bimbingan bagi Organisasi Pariwisata Daerah OPD dalam mengembangkan dan
mengevaluasi strategi bauran promosi, di antaranya yaitu: a.
Kegiatan promosi hendaknya dilakukan dengan koordinasi yang cermat. OPD dengan bekerjasama dengan perusahaan kelompok
industri pariwisata hendaknya mempertimbangkan suatu analisis bermacam-macam pasar bagi daerah menetapkan macam komunikasi
yang diperlukan masyarakat banyak. b.
OPD hendaknya selalu berusaha sedapat mungkin DTW mencari tema-tema pokok untuk daerah guna meningkatkan pengenalan dan
identifikasi untuk setiap komunikasi dengan penawaran-penawaran yang dilakukan suatu DTW.
c. Promosi yang dilakukan hendaknya menunjukkan suatu keaslian
authentic. Suatu usaha melakukan penipuan akan segera diketahui
wisatawan dalam waktu singkat, sehingga mengakibatkan kemarahan dan komplain, akan menjadi boomerang atau menjadi bad promotion
bagi suatu DTW yang melakukannya. Seringkali terjadi, informasi yang disampaikan oleh suatu DTW memberi gambaran yang tidak
konsisten tentang penawaran yang dilakukan untuk pasar yang berbeda-beda. Contohnya, brosur tentang penawaran paket-paket
wisata biasanya sudah banyak yang kadaluarsa, karenanya perlu dicetak ulang dengan memperbaharui isinya yang sesuai dengan
kenyataan yang terdapat di DTW tersebut. Organisasi pariwisata
Universitas Sumatera Utara
hendaknya selalu ingat bahwa program pemasaran yang efektif hanya merupakan salah satu usaha dalam upaya pemasaran suatu DTW.
DTW dapat meyakinkan produk industri pariwisatanya cukup berkualitas, dapat menampilkan adanya kemudahan untuk mencapai
suatu DTW, adanya informasi yang jelas apa yang menjadi daya tarik mengapa wisatawan memilih DTW itu, paket wisata dengan harga
bersaing atau tersedianya perantara yang dapat melayani wisatawan bila hendak berkunjung pada suatu DTW.
Adapun tujuan dari promosi Machfoedz, 2007:143 adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasikan dan menarik konsumen baru
b. Memperkenalkan produk baru
c. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yaang telah dikenal secara luas
d. Mendorong penggunaan yang lebih banyak diantara konsumen yaang telah terjangkau
e. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan
kualitas produk f.
Mengajak konsumen untuk mendatangi toko tempat penjualan produk
g. Menstabilkan pola penjualan yang berfluktuasi
h. Meningkatkan persediaan bagi perantara
i. Mengimbangi upaya pemasaran pihak pesaing
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Minat Pengunjung
Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan Rossiter, dkk, 1997:370. Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat
dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan
seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan
apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih Lovelock, 2009 : 144. Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu:
a. Aspek Kognitif Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari
baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.
b. Aspek Afektif Konsep yang membangun aspek afektif, minat dinyatakan dalam sikap
terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman
sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa
terhadap kegiatan itu.
Universitas Sumatera Utara
c. Aspek Psikomotor Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat.
Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.
Menurut Suwantoro 2004:101 minat berkunjung ke tempat wisata dipengaruhi oleh :
a. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan informasi yang di dapat dari media massa.
b. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan cerita dari keluarga dan sanak saudara.
c. Keinginan berkunjung ke tempat wisata karena ingin tahu langsung mengenai tempat wisata tersebut.
Pada minat, dimana masyarakat dirangsang untuk mencari informasi mengenai inovasi. Seorang masyarakat yang mulai tergugah minatnya
mungkin akan atau mungkin tidak akan mencari informasi yang lebih banyak. Jika dorongan untuk menghimpun informasi itu kuat dapat kita bedakan
menjadi dua tingkat, yaitu : masyarakat yang mencari informasi dalam ukuran sedang-sedang saja dan keadaan demikian disebut perhatian yang meningkat.
Bila masyarakat mencari bahan bacaan, menanyakan kepada teman- temannya dan ikut terlibat dalam berbagai pencarian lainnya, untuk
menghimpun informasi tentang produk, maka dapat dikatakan masyarakat aktif mencari informasi. Sejauh mana seorang masyarakat mencari informasi
tergantung pada kekuatan dorongannya jumlah informasi ketika memulai
Universitas Sumatera Utara
pencarian, kemudahan mencari informasi lebih banyak, nilai yang ditempatkannya pada informasi tambahan, dan kepuasan yang diperolehnya
dari pencarian tersebut. Biasanya tingkat pencarian informasi oleh masyarakat makin tinggi sejalan dengan bergeraknya masyarakat dari keputusan yang
melibatkan penyelesaian masalah terbatas keputusan dalam penyelesaian masalah-masalah yang besar. Masyarakat dapat memperoleh informasi dari
banyak sumber. Menurut Suwantoro 2004:101 atribut-atribut yang dipertimbangkan
masyarakat dalam berkunjung, yaitu : a. Kebijaksanaan Produk
Produk wisata harus sesuai dengan apa yang dicari dan disukai oleh masyarakat atau sesuai dengan permintaan pasar. Karena apa yang dicari
dan disukai wisatawan itu tergantung dari motif perjalanan wisata, maka produk pariwisata harus sesuai pula dengan motif perjalanan wisata, yang
diukur dengan kebersihan tempat wisata, penataan layout tempat wisata dan citra dari tempat wisata tersebut.
b. Kebijaksanaan Harga Harga produk pariwisata adalah jumlah harga komponen-komponen.
Kebijaksanaan harga berusaha menentukan harga yang tepat untuk produk kepariwisataan, sehingga seimbang dengan daya beli pasar dan menarik
bagi calon wisatawan. Untuk keperluan tersebut orang harus mengenal pasar pariwisata, khususnya mengenai daya belinya. Daya belinya itu
tergantung dari kekayaan yang ada di dalam masyarakat pasar, yang
Universitas Sumatera Utara
diukur dengan harga karcis masuk, potongan harga dan harga penggunaan fasilitas.
c. Tempat Distribusi Fungsi distribusi menghadirkan produk di tengah-tengah pasar.
Dengan adanya produk di tengah pasar, para masyarakat dengan mudah dapat melihat dan membelinya, yang diukur dengan akses menuju tempat
lokasi wisata, luas lokasi dan kondisi jalan tempat wisata. d. Bauran Promosi
Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi ialah orang-orang yang akhirnya mengeluarkan uang untuk mengadakan
perjalanan wisata. Berhasil tidaknya promosi kepariwisatawan dapat diukur dari banyaknya informasi yang diminta dan besarnya volume
kedatangan wisatawan. Promosi dapat berupa promosi langsung consumer promotion dan promosi tidak langsung agent promotion,
yang diukur dengan papan reklame, pampflet dan petunjuk jalan. e. Pelayanan dan Fasilitas
Fasilitas sangat berhubungan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam jasa. Kaitan pelayanan kepada wisatawan dengan semua fasilitas yang
memungkinkan mereka melakukan perjalanan wisata, yang diukur dengan tempat parkir, tempat ibadah dan fasilitas yang ada di tempat wisata.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel
yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan kolaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei
literatur Kuncoro, 2003:44
Produk merupakan barang atau jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan produk dapat mempunyai bentuk, atau dapat berupa jasa
tanpa bentuk fisik Scarborough, 2008:413. Para konsumen, pada kenyataannya membeli lebih dari sekedar sifat-sifat fisik yang melekat pada barang tersebut,
mereka membeli pemuas kebutuhan dalam bentuk manfaat produk yang dibelinya. Harga produk atau jasa adalah faktor kunci dalam keputusan pembelian.
Menurut Scarborough 2008:417 harga mempengaruhi baik penjualan maupun laba, dan tanpa harga yang benar, penjualan dan laba akan mendapatkan kesulitan.
Harga yang benar untuk produk atau jasa bergantung pada tiga faktor, yaitu: struktur biaya perusahaan, penilaian mengenai pasar, dan citra pasar yang ingin
dibentuk dalam pikiran pelanggan. Lokasitempat usaha menjadi semakin penting karena pelanggan semakin
mengharapkan layanan dan kenyamanan yang semakin memuaskan Scarborough, 2008:415. Tata letak, dekorasi, lingkungan sekitar dapat menimbulkan kesan
suasana dari penampilan suatu tempat. Suasana dapat menciptakan perasaan santai ataupun sibuk, kesan mewah ataupun efisiensi, sikap ramah ataupun sikap dingin,
teroganisir atupun kacau, atau suasana hati menyenangkan.
Universitas Sumatera Utara
Promosi menyangkut baik periklanan maupun penjualan secara pribadi. Promosi bertujuan untuk menginformasikan dan membujuk pelanggan. Dimana
iklan mengkomunikasikan manfaat barang atau jasa kepada calon pelanggan melalui media massa dan penjualan secara pribadi melibatkan seni membujuk
dalam penjualan dengan dasar tatap muka. Program promosi perusahaan kecil bisa berperan penting dalam menciptakan citra tertentu dalam pikiran pelanggan,
apakah untuk kalangan atas, potongan harga, atau diantara keduanya Scarborough, 2008:418.
Minat berkunjung dari konsumen sangat dipengaruhi oleh gaya hidup dan marketing mix
yang dikenal dengan 4 P, product, price, place, promotion yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Dalam penelitian ini ada empat faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam melakukan kunjungan, yaitu : produk, harga, lokasi dan promosi. Berdasarkan hal tersebut maka secara sederhana kerangka
konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Ma’ruf,2006 diolah
HARGA X2 LOKASI X3
PROMOSI X4 MINAT
BERKUNJUNG KEMBALI Y
PRODUK X1
Universitas Sumatera Utara
2.3 Penelitian Terdahulu