Pengaruh Produk, Harga, Lokasi dan Promosi Wisata terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Tempat Wisata Draco Waterpark Hermes Medan

(1)

SKRIPSI   

 

PENGARUH PRODUK, HARGA, LOKASI DAN PROMOSI WISATA TERHADAP MINAT  BERKUNJUNG KEMBALI KE TEMPAT WISATA  DRACO WATERPARK HERMES MEDAN

 

 

      OLEH       

CEMPAKA KEZIA SIBURIAN  080502088                                     

DEPARTEMEN

 

MANAJEMEN

 

FAKULTAS

 

EKONOMI

 

UNIVERSITAS

 

SUMATERA

 

UTARA

 

MEDAN

 

2013

     


(2)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh produk, harga, lokasi dan promosi wisata terhadap minat berkunjung kembali ke tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanasi asosiatif. Pengerjaan metode pengumpulan data menggunakan wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Pengerjaan metode analisis data dengan menggunakan bantuan software SPSS 19.0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 100 responden sebagai sampel penelitian yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu sampel yang dipilih dengan pertimbangan tertentu Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa secara serempak variabel produk, harga, lokasi, dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Draco Waterpark Hermes Medan dan Lokasi adalah variabel paling dominan dalam mempengaruhi minat berkunjung kembali ke Draco Waterpark Hermes Medan.


(3)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine and analyze the effect of product, price, location and tourist promotion of the interest to come back to Draco Waterpark Hermes sights Field. This research is explanatory research associative. The execution method of collecting data using interviews, questionnaires, and literature. The execution of the data analysis method by using statistical software SPSS 19.0 for Windows. The data used are primary and secondary data. This study used a sample of 100 respondents taken using purposive sampling technique that samples are selected with particular consideration of results based on multiple regression analysis showed that the variables simultaneously product, price, location, and the promotion of a positive and significant effect on the interest to come back to Draco Waterpark Hermes Terrain and Location is the most dominant variable in affecting interest to come back to Draco Waterpark Hermes Medan .


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Produk, Harga, Lokasi dan

Promosi Wisata terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Tempat Wisata

Draco Waterpark Hermes Medan ”.

Penelitian skripsi ini merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dengan selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Dosen Pembimbing Yth, Bpk Drs. Liasta Ginting, dan Dosen Pembaca Penilai Yth, Ibu Drs. Marhayaeni MBA, yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini dengan benar.

2. Pimpinan PT Hermes Realty Medan beserta seluruh karyawan.

3. Kedua Orangtua penulis yang terkasih, atas dukungan materi dan moral yang diberikan selama penelitian.

4. Teman-teman penulis yang tersayang Surya B Sitorus ST, Melissa S. Damanik SE, Grace Rassa Sinulingga SE Oktaviana Sinaga SE, Dian Lubis SE, Wina Hairizal SE yang selalu mendukung penulis selama penelitian. 5. Pihak lainnya yang membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari skripsi ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Terimakasih. Medan, Oktober 2013


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ABSTRAC

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Uraian Teoritis ... 9

2.1.1 Pemasaran dan Pemasaran Jasa ... 9

2.1.2 Bauran Pemasaran ... 13

2.1.2.1 Produk ... 13

2.1.2.2 Harga ... 18

2.1.2.3 Lokasi ... 22

2.1.2.4 Promosi ... 24

2.1.3 Minat Berkunjung ... 29

2.2 Kerangka Konseptual ... 33

2.3 Penelitian Terdahulu ... 35

2.4 Hipotesis ... 36

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 37

3.1 Tujuan Penelitian ... 37

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

3.3 Batasan Operasional ... 38

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 38

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 42

3.6 Populasi dan Sampel ... 42

3.6.1 Populasi ... 42

3.6.2 Sampel ... 43

3.7 Jenis Data Penelitian ... 44

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 44

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 45

3.9.1 Uji Validitas ... 45

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 46

3.10 Metode Analisis Data ... 46

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... 46 .

3.10.2 Model Regresi Berganda ... 47

3.11 Uji Asumsi Klasik ... 48

3.12 Uji-F (Uji Serentak) ... 50

3.13 Uji-t (Uji Parsial) ... 51


(6)

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 52

4.1.1 Profil Perusahaan ... 52

4.1.2 Fasilitas Perusahaan ... 58

4.1.3 Strategi Bauran Pemasaran ... 62

4.1.4 Struktur Organisasi ... 64

4.2 Hasil Penelitian ... 68

4.2.1 Uji Validitas dan Reabilitas ... 68

4.2.1.1 Uji Validitas ... 68

4.2.1.2 Uji Reliabilitas ... 70

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 70

4.2.3 Analisis Regresi Berganda ... 76

4.2.4 Uji Asumsi Klasik ... 77

4.2.4.1 Uji Normalitas ... 77

4.2.4.2 Uji Multikolinearitas ... 80

4.2.4.3 Uji heteroledasitas ... 81

4.2.4.4 Uji Autokorelasi ... 82

4.2.5 Uji-t Parsial ... 83

4.2.6 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 85

4.3 Pembahasan ... 86

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 90


(7)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh produk, harga, lokasi dan promosi wisata terhadap minat berkunjung kembali ke tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanasi asosiatif. Pengerjaan metode pengumpulan data menggunakan wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Pengerjaan metode analisis data dengan menggunakan bantuan software SPSS 19.0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 100 responden sebagai sampel penelitian yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu sampel yang dipilih dengan pertimbangan tertentu Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa secara serempak variabel produk, harga, lokasi, dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Draco Waterpark Hermes Medan dan Lokasi adalah variabel paling dominan dalam mempengaruhi minat berkunjung kembali ke Draco Waterpark Hermes Medan.


(8)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine and analyze the effect of product, price, location and tourist promotion of the interest to come back to Draco Waterpark Hermes sights Field. This research is explanatory research associative. The execution method of collecting data using interviews, questionnaires, and literature. The execution of the data analysis method by using statistical software SPSS 19.0 for Windows. The data used are primary and secondary data. This study used a sample of 100 respondents taken using purposive sampling technique that samples are selected with particular consideration of results based on multiple regression analysis showed that the variables simultaneously product, price, location, and the promotion of a positive and significant effect on the interest to come back to Draco Waterpark Hermes Terrain and Location is the most dominant variable in affecting interest to come back to Draco Waterpark Hermes Medan .


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri/ di luar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka-ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya. Industri pariwisata saat ini dianggap sebagai industri yang paling pesat perkembangannya. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke daerah tujuan wisata (DTW). Jika mempunyai penghasilan lebih dan waktu yang luang, orang akan cenderung melakukan perjalanan untuk berwisata keluar daerah asal mereka. Mengunjungi tempat wisata di daerah sendiri juga merupakan hal yang menyenangkan dan menjadi kegiatan yang digemari oleh masyarakat dan menjadi kebutuhan masyarakat. Wisata keluarga merupakan hal yang menjadi daya tarik bagi setiap keluarga pada masa liburan.

Wisata keluarga, Draco Waterpark Hermes, yang terletak di Jl. W. Mongonsidi No. 45 Polonia adalah sebuah tempat wisata rekreasi dan atraksi bermain yang terbaik bagi seluruh keluarga Indonesia, khususnya daerah Sumatera Utara. Draco Waterpark Hermes sudah banyak dipilih oleh warga masyarakat, juga dipilih oleh instansi, organisasi, dan perusahaan di Sumatera Utara sebagai tempat wisata keluarga, family gathering, corporate gathering, Farewell Party, meeting, dan terdapat atraksi pada wahana outdoor di hamparan


(10)

seluas 20 Ha dataran tinggi 1.450 Meter diatas permukaan laut dan merupakan waterpark terbesar di kota Medan. Dengan konsep Watertaintment menyajikan program-program acara hiburan yang akan memberikan kemudahan kepada pengunjung dalam berlibur bersama keluarga, teman dan relasi.

Draco Waterpark Hermes merupakan wisata air eksklusif dan modern, dengan membeli dan menggunakan smartband/ top up, dimana para pengunjung dapat menempatkan cash splash pada gelang pengunjung, yang dapat digunakan untuk loker, rental dan foodcourt, tanpa uang cash. Sebuah gelang yang disebut smartband digunakan untuk menyimpan nilai uang yang dikreditkan dan akan di scan saat pengunjung melakukan transaksi. Keunikan Draco Waterpark Hermes dilihat dari bentuk temanya yaitu anak naga biru dan istananya, dengan lambang naga yang lucu, lincah dan bersahabat akan menjadi teman buat pengunjung khususnya anak-anak dan keluarga.

Salah satu cara untuk dapat merebut hati pengunjung agar tertarik untuk berkunjung adalah dengan cara menerapkan strategi pemasaran yang salah satu elemennya adalah dengan bauran pemasaran. Bauran Pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran (Kotler dan Amstrong, 2008:62). Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang disebut “empat P” : Product, Price, Place dan Promotion. Faktor produk, harga, lokasi dan promosi adalah merupakan faktor penting di dalam bauran pemasaran. Demikian halnya


(11)

dalam penerapan strategi yang dilakukan oleh perusahaan jasa di dalam juga senantiasa menerapkan pengembangan daripada strategi harga, lokasi dan promosi yang tepat agar dapat menarik minat konsumen untuk berkunjung ke daerah wisata tersebut.

Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran (Yoeti, 2007: 29). Apa keunikan produk yang kita tawarkan, siapa pasar sasaran utama jasa kita, kemudian apakah produk tersebut akan mampu bertahan dan untuk berapa lama produk tersebut dapat bertahan. Produk yang ditawarkan pada saat berwisata di Draco Waterpark Hermes adalah wahana atraksi bermain sepuasnya di berbagai macam wahana, yang menawarkan sensasi yang berbeda beda. Wahana bermain di tempat wisata teebuka juga sangat menarik perhatian masyarakat untuk berkunjung ke wisata Draco Waterpark Hermes.

Harga adalah merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa (Lamb, dkk. 2001:268). Faktor harga sangat mempengaruhi terhadap keputusan pembelian. Draco Waterpark Hermes memberikan penawaran harga yang relatif terjangkau untuk harga tiket masuk ke lokasi tempat wisata, adanya potongan harga yang diberikan sehingga membuat konsumen tertarik untuk berkunjung. Draco Waterpark Hermes juga memberikan potongan harga tiket masuk bagi palajar atau mahasiswa berprestasi.

Lokasi adalah suatu wilayah atau tempat dimana perusahaan dapat menjalankan atau melaksanakan kegiatan pemasarannya kepada masyarakat. (Yoeti, 2007:32). Lokasi tempat wisata yang nyaman, aman, bersih, ramai, dan


(12)

mudah dijangkau, merupakan beberapa kriteria lokasi yang diminati oleh banyak konsumen. Lokasi yang ditempati oleh Draco Waterpark Hermes adalah daerah yang strategis dimana merupakan jalan yang ramai dilalui oleh kendaraan-kendaraan baik kendaraan-kendaraan pribadi maupun kendaraan-kendaraan umum, sehingga tidak sulit untuk mencapai lokasi tersebut. Selain itu kondisi jalan di daerah itu sangat bagus, tidak sulit untuk dilalui oleh kendaraan jenis apapun dan berada di pusat kota Medan.

Faktor lain yang mendukung minat berkunjung masyarakat adalah promosi. Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi perusahaan dalam upaya mempertahankan kontinuitas serta meningkatkaan kualitas penjualan untuk meningkatkan kegiatan pemasaran dalam hal memasarkan barang atau jasa dari suatu perusahaan ( Lovelock, 2009: 20). Pada umumnya perusahaan melakukan promosi agar para konsumen tertarik untuk mengunjungi tempat wisata tersebut. Draco Waterpark Hermes telah mendisain promosi seperti dengan memasang iklan, membagikan undian berhadiah dengan target utama adalah masyarakat sekitar.

Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Lovelock, 2009:132). Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil. Minat berfungsi sebagai daya penggerak untuk mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang.


(13)

Minat berkunjung adalah merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk mengunjungi tempat tertentu, pada periode tertentu. Perusahaan harus mempelajari keinginan, persepsi, preferensi, dan perilaku konsumen sasaran mereka guna menerapkan strategi yang tepat guna menumbuhkan minat berkunjung ke tempat wisata.

Draco Waterpark Hermes merupakan tempat yang penting bagi kunjungan masyarakat dan merupakan salah satu industri jasa yang berkembang pesat. Perkembangan ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya jumlah pengunjung ke Draco Waterpark Hermes dari tahun ketahun. hal ini disebabkan

karena Draco Waterpark Hermes memiliki berbagai wahana bermain outdoor,

berserta kolam berenang dan fasilitas penunjang tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan seperti souvenir shop, foodcourt, event and exhibition juga mendukung kebutuhan pengunjung. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1

Jumlah Pengunjung pada Tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan Tahun 2012

TAHUN 2012 JUMLAH PENGUNJUNG

JULI 6834 orang

AGUSTUS 7026 orang

SEPTEMBER 6482 orang

OKTOBER 6687 orang

NOVEMBER 7064 orang

DESEMBER 7620 orang

Sumber : Tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan, diolah (2013)

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, terlihat bahwa ada peningkatan jumlah pengunjung pada tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan pada bulan Juli-Agustus sebesar 192 pengunjung, dan pada bulan Juli-Agustus-September terjadi penurunan jumlah pengunjung sebesar 544 pengunjung. Namun terjadi


(14)

peningkatan di bulan September-Oktober sebesar 205 pengunjung. Juga pada bulan Oktober-November terjadi peningkatan sebesar 377 pengunjung. Dan pada bulan terakhir penelitian November-Desember juga terjadi peningkatan jumlah pengunjung 556 pengunjung karena pengetahuan pengunjung akan manfaat produk semakin meningkat, harganya yang terjangkau oleh keuangan pengunjung, promosinya yang baik dan fasilitas rekreasi yang memuaskan. Juga pada bulan Desember tahun 2012 promosi besar-besaran oleh Draco Waterpark Hermes yang memberikan diskon bagi pengunjung yang memiliki tiket khusus yang diperoleh di tempat-tempat promosi Draco Waterpark Hermes. Fenomena penurunan pengunjung menjadi pertanyaan bagi peneliti karena bulan-bulan berikutnya terjadi kenaikan jumlah pengunjung. Fenomena tersebut membuat penulis tertarik dan ingin mencari tahu alasan penurunan tersebut, apakah fenomena itu terjadi karena faktor produk, harga, lokasi dan promosi tempat wisata. Agar menjadi hal yang diperhatikan demi meningkatkan jumlah pengunjung wisata.

Hal inilah yang melatarbelakangi penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Produk, Harga, Lokasi dan Promosi

Wisata terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Tempat Wisata Draco Waterpark Hermes Medan ”.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang dikemukakan peneliti berdasarkan latar belakang penelitian adalah sebagai berikut: “Apakah faktor produk, harga, lokasi dan


(15)

promosi wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan“.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian didasarkan pada rumusan masalah yang telah ditetapkan dalam penelitian. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh produk, harga, lokasi dan promosi wisata terhadap minat berkunjung kembali ke tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan, sebagai informasi yang dapat dijadikan dasar

didalam strategi untuk mempengaruhi minat berkunjung masyarakat dan sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjung tiap tahunnya.

2. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan peneliti

disamping memberikan kontribusi pemikiran dalam bidang pemasaran, khususnya berkaitan dengan produk, harga, lokasi dan promosi wisata.

3. Bagi pihak lain, sebagai referensi yang dapat menjadi bahan

perbandingan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian berkaitan dengan produk, harga, lokasi dan promosi wisata.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pemasaran dan Pemasaran Jasa

Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Pemasaran menurut Sunarto (2006:4) adalah proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Kotler (2007:7), pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawar dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Pemasaran merupakan suatu kegiatan terstruktur yang dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan yang jelas. tujuan pemasaran pada hakikatnya berorientasi pasar yang digunakan untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, memberikan pengarahan bagi kegiatan-kegiatan penjualan yang menguntungkan, dan mengkoordinasikan kegiatan pemasaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut. Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhaan dan keinginan manusia. Jadi, tujuan


(17)

pemasaran bukanlah untuk menyediakan barang-barang dan jasa-jasa yang mudah dihasilkan dan kemudian berusaha menjualnya.

Dari beberapa konsep yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan pertukaran. Akan tetapi, pemasaran bukanlah sekadar menghasilkan penjualan barang dan jasa saja, hal itu dikarenakan bahwa sebenarnya pemasaran dilakukan baik sebelum maupun sesudah pertukaran.

Terdapat tiga filosofi pemasaran yang berbeda, yaitu berorientasikan produksi, berorientasikan penjualan, dan berorientasikan konsumen. Ketiga filosofi tersebut telah mendominasi dalam bisnis berskala kecil. Sebuah filosofi yang berorientasi pada proses pembuatan produk yang paling efisien, bahkan meremehkan promosi, distribusi, dan kegiatan pemasaran lainnya.

Filosofi yang berorientasi pada penjualan juga ditekankan pada efisiensi produksi dan preferensi konsumen yang mendukung terjadinya penjualan. Terakhir, filosofi yang berorientasikan konsumen mengemukakan kepercayaan perusahaan bahwa segala sesuatu termasuk produksi dan penjualan, tergantung pada kebutuhan konsumen. Prioritas utama ditujukan kepada konsumen, berarti semua usaha pemasaran bermula dan berakhir pada konsumen.

Kotler (2007:348) mengungkapkan jasa (service) yaitu a service any act permormance that one party can offer to another that essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its production may or not be tied a physical product. Yang berarti adalah bahwa jasa adalah


(18)

setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan. Produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik .

Dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan proses atau aktivitas yang di dalamnya selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun bagi pihak-pihak yang terlibat tidak sadar melakukannya. Contohnya jasa pengobatan, jasa pengangkutan, jasa telekomunikasi, hiburan, dan berbagai macam jasa lainnya.

Tjiptono (2008:16) menyatakan, jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang ada pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan tertentu. Walaupun demikian, produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Maksudnya, ada produk jasa murni (seperti child care, konsultasi psikologi dan konsultasi manajemen), namun ada jasa yang membutukan produk fisik sebagai persyaratan utama (misalnya kapal pesiar untuk angkutan laut, pesawat untuk jasa penerbangan dan makanan di restoran). Secara garis besar karakteristik pemasaran jasa terdiri atas (Tjiptono, 2008:18) :

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang, karena barang merupakan suatu objek, alat atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance) atau usaha.


(19)

2. Inseparability (tidak terpisahkan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi, sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

3. Variability/Heterogenety (keanekaragaman)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.

4. Perishability (tidak tahan lama)

Maksud dari pernyataan ini adalah jasa tidak dapat disimpan dan dimasukkan ke dalam gudang atau dijadikan persediaan. Contohnya: makanan yang telah dimasak pada restoran.

5. Lack Of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya.

2.1.2 Bauran Pemasaran

Menurut Churchill (2009:198), “Bauran Pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Agar usaha kegiatan pemasaran berjalan dengan baik, pertama - tama produk yang hendak ditawarkan harus sesuai dengan


(20)

selera pasar atau dalam bahasa pemasaran dikenal sesuai dengan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) target pasar yang dituju. Untuk itu diperlukan pengembangan produk (product development) yang sesuai dengan selera target pasar sebagai hasil dari riset pemasaran yang dilakukan, kemudian diberi harga, didistribusikan ke tempat-tempat produk semacam itu dijual dan pada saat yang sama dikomunikasikan atau dipromosikan kepada calon pembeli, dalam hal ini adalah calon pengunjung.

2.1.2.1 Produk

Produk (product), merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Aspek pengembangan produk baru juga memiliki keunikan khusus. Selain itu, aspek kualitas dari produk juga merupakan faktor yang berperan penting dalam menghasilkan suatu produk. Penciptaan suatu produk yang berbeda dari produk pesaing juga merupakan faktor penting dalam konsep pemasaran. Salah satu konsep pemasaran adalah fokus pada kemauan dan keinginan konsumen sehingga organisasi dapat membedakan produknya dari produk yang ditawarkan oleh para pesaing (Lamb, dkk, 2001:8).

Menurut Yoeti (2005:126), produk nyata pariwisata tidak lain adalah kepuasan dalam pengalaman, yang sukar untuk dilihat atau diukur, tetapi sebaliknya produk itu dan cara penyediaannya menjadi kunci tujuan dari industri ini. Produk pariwisata adalah keseluruhan pengalaman


(21)

termasuk di dalamnya akomodasi, sumber-sumber alam, hiburan, transportasi, makanan dan minuman, rekreasi dan daya tarik lainnya.

Menurut Tjiptono (2008:126), produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri dari tiga komponen, masing-masing yaitu: sumber daya yang terdapat pada suatu DTW, fasilitas yang terdapat di suatu DTW, dan transportasi yang membawa wisatawan dari tempat asalnya ke suatu DTW tertentu. Baud-Bovy menambahkan, paket wisata (package tour) yang ditawarkan untuk dijual (pada calon wisatawan) dalam satu harga (inclusive price) oleh suatu BPW (Tour Operator) adalah satu contoh dari produk industri pariwisata.

Dari uraian tersebut di atas semakin jelas bagi kita bahwa produk industri pariwisata merupakan produk gabungan (Composite Product), campuran dari berbagai (as a amalgam of) objek dan atraksi wisata (tourist atraction), transportasi (transportation), akomodasi (accommodation) dan hiburan (entertainment). Tiap komponen disuplai oleh masing-masing perusahaan atau unit kelompok industri pariwisata.

Menurut Yoeti (2005:129) karakter yang perlu diperhatikan dalam rangka pemasaran produk industri pariwisata:

a. Intangibility

Produk industri pariwisata itu tidak berwujud (intangibility), produk itu tidak bisa dipindahkan, dicoba, disentuh, dicium dan bahkan dalam transaksi tidak terjadi pemindahan hak milik dari


(22)

produsen kepada konsumen. Oleh karena itu dalam pemasaran produk industri pariwisata, suatu Tour Operator hendaknya dan bahkan merupakan keharusan memiliki Informasi yang dapat dipercaya oleh calon wisatawan. Untuk itu dituntut diperlukan eksekutif yang profesional untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya, khususnya tentang rencana perjalanan sesuai dengan penawaran paket wisata.

b. Inseparability

Dalam industri pariwisata pada khususnya dan industri jasa pada umumnya, produsen dan konsumen hadir pada waktu yang bersamaan dalam proses produksi dan konsumsi, karena antara produsen dan konsumen tidak ada jarak pemisah. Contoh, bila seseorang membeli paket wisata untuk mengkonsumsinya orang tersebut harus ikut tour yang diselenggarakan oleh Tour Operator yang menjual paket wisata.

c. Stressing The Products Benefits

Dalam menawarkan atau menjual produk industri pariwisata, perlu penekanan dan meyakinkan kepada calon wisatawan apa kelebihan dan manfaat. bila wisatawan membeli paket wisata melalui Tour Operator mereka. Untuk itu, seorang salesman harus memiliki "Product Knowledge", tanpa memahami produk yang ditawarkan, dapat dipastikan tidak dapat menjelaskan atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh calon wisatawan.


(23)

d. Variability

Produk industri pariwisata sangat variable sifatnya,selain tidak punya standard yang baku dan kualitasnya sangat tergantung pada siapa produsen yang mengemas dan memberi pelayan tentang produk yang dijual. Karena tidak konsistennya kualitas produk yang dihasilkan, maka sering menimbulkan ketidakpuasan wisatawan.

e. Building A Trusting Relationship

Orang-orang yang bekerja pada suatu Tour Operator, hendaknya memiliki kemampuan membina hubungan baik dengan pelanggan dengan jalan menanamkan kepercayaan demi kepercayaan, sehingga mereka memiliki keyakinan bila membeli tiket atau paket wisata melalui suatu Tour Operator tertentu. Untuk jangka panjang, strategi ini dapat meningkatkan `loyalitas' pelanggan untuk tetap menyerahkan semua bentuk jasa perjalanannya pada kita.

f. Inceasing The Tangibility

Pada beberapa kesempatan sudah seringkali dijelaskan bahwa dalam transaksi yang dilakukan antara pembeli dan penjual paket wisata tidak pernah terjadi pemindahan hak milik dari produsen kepada konsumen. Contoh, pada calon wisatawan yang membeli paket wisata, ia hanya menerima selembar kuitansi sebagai bukti pembelian berikut dengan program atau rencana perjalanan wisata (Tour Itinerary), tetapi tidak pernah berupa sesuatu benda berwujud, seperti kita membeli pakaian, misalnya. Setelah dibayar, pakaian yang dipilih dapat dibawa pulang.


(24)

si pembeli atau calon wisatawan hanya memiliki pelayanan purna jual (After Sales Service) yang merupakan kewajiban Tour Operator yang menjual paket wisata. Artinya, setelah membeli paket wisata, maka Tour Operator yang menjual paket wisata harus melaksanakan apa yang sudah diperjanjikan dalam paket wisata sesuai Tour Itinerary, bila tidak dianggap sebagai wanprestasi dan boleh diadukan kepada yang berwajib.

g. Perishability

Service atau produk jasa tidak bisa ditabung atau disimpan, karenanya juga tidak diperlukan gudang untuk menyimpan produk yang tidak laku hari ini. Hal ini terjadi pada kamar hotel, tempat duduk (seats) pada airline, kereta api, kapal, atau restoran. Contoh, pesawat Boeing 747 kapasitas tempat duduknya kurang lebih 450 seats. Bila dalam satu hari Jakarta - Denpasar P.P ada 5 kali penerbangan kemudian terjadi perishable tiap kali pemberangkatan (departure), baik di Jakarta maupun di Denpasar.

2.1.2.2 Harga

Harga (pricing) merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran dalam mendapatkan suatu barang atau jasa (Lamb, dkk. 2001:268). Harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga di antara berbagai kelompok pelanggan. Menurut Tjiptono


(25)

(2008:181), penetapan harga maksimum akan dibatasi oleh permintaan pelanggan, khususnya daya beli.

Penentuan harga juga sangat berpengaruh dalam menarik minat beli yang juga memberikan dampak dalam pemakaian secara terus menerus. Menurut Yoeti (2007:145) harga adalah salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran, tanpa harga produk tidak bisa ditawarkan kepada konsumen.Yang menjadi masalah, harga berapa suatu produk harus ditetapkan? Tidak mudah menetapkan harga suatu produk atau barang, banyak faktor yang perlu diketahui sebelum menetapkan harga suatu produk. Tiga faktor yang harus diperhatikan, yaitu:

a) Tingkat nilai tambah (value-added)

Sampai berapa besar nilai tambah telah dimasukkan ke dalam produk sehingga harganya menjadi lebih tinggi, apalagi kalau image lebih berperan dalam perusahaan itu. Bila kualitasnya sama, konsumen akan membeli harga yang termurah. Jadi harganya sangat sensitif sekali. Tetapi kalau beras sudah menjadi nasi goreng dan dijual hotel berbintang, maka harga tidak lagi dominan, tamu hotel akan membayarnya walau harga relatif mahal.

b) Faktor "Information Availability"

Sulitnya konsumen mencari informasi tentang harga suatu produk atau barang membuat produk atau barang tersebut tidak menjadi pricesensitive, seperti yang berlaku pada pejualan beras di atas. Banyak barang dijual dengan cara sales promotions yang


(26)

ditawarkan kepada pelanggan, tetapi konsumen menjadi enggan karena mereka tidak tahu siapa produsennya atau pabrik yang menghasilkan barang itu, sehingga penjual menetapkan harga seenaknya, dengan iming-iming cicilan yang ringan.

c) Tergantung struktur industri

Perusahaan yang memegang monopoli dapat menentukan harga seenaknya, tetapi akan berbeda halnya bila dalam perekonomian itu ada beberapa perusahaan sejenis, maka harga dapat ditetapkan dengan cara harga tetap (fixing price) atas kesepakatan mereka bersama. Bagi konsumen cara ini juga tidak menguntungkan, karena harga tetap dikendalikan oleh beberapa perusahaan itu.

Yoeti (2007:146) ada tiga cara yang lebih sederhana untuk menetapkan harga, misalnya:

a. Skim The Cream, atau disebut juga dengan istilah Premium Pricing. Di sini harga ditetapkan setinggi mungkin tanpa menghiraukan keluhan masyarakat.

b. Going rate pricing atau Average Rate Pricing, di mana harga-harga produk atau barang ditetapkan atas harga-harga rata-rata produk lain. c. Penetration Pricing, di mana suatu perusahaan menetapkan harga produknya di bawah harga rata-rata produk lain.

Churchill (2009:146): "Along with product, price tends to be a key component of strategy and in some cases can be the most important of the marketing mix". Menurut Churchill, bersama-sama dengan produk, harga


(27)

cenderung dapat berfungsi menjadi komponen strategis dan dalam beberapa hal dapat menjadi komponen yang amat penting dalam kegiatan pemasaran. Dianggap penting, karena strategi harga akan berkembang sesuai dengan arah waktu dan kondisi perekonomian. Oleh karena itu kebijakan harga dan strukturnya harus dikembangkan untuk dapat memberikan peranan dalam strategi pemasaran, sehingga dapat memberikan keleluasaan untuk menjawab perubahan kondisi yang mungkin terjadi sewaktu-waktu.

Menurut Yoeti (2005:147) strategi pemasaran bila dilihat dari sisi OPD (Organisasi Pariwisata Daerah) dapat digunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membantu dan membimbing perusahaan-perusahaan yang

termasuk kelompok industri pariwisata dalam menetapkan tingkat harga actual yang pantas bagi suatu DTW tertentu.

b. Membantu dalam menetapkan harga yang akan digunakan

sebagai unsur yang aktif atau pasif dalam rangka menyusun strategi pemasaran bagi suatu DTW tertentu.

c. Membantu menetapkan tujuan-tujuan yang harus diselesaikan

atau hendak dicapai dengan penetapan harga tersebut.

Menurut Yoeti (2005:151) dalam industri pariwisata, penetapan harga dapat dibedakan dengan cara:


(28)

a. Surplus Maximation

Cara ini disebut dengan istilah penetapan harga dengan kelebihan yang maksimal. Dalam banyak kesempatan seringkali terjadi bahwa suatu unit usaha industri pariwisata dalam menetapkan harga cendrung menetapkan harga dengan harga lebih tinggi untuk memperoleh profit yang lebih besar. Kelebihan atau surplus diperoleh dari perbedaan harga jual dibandingkan dengan harga pokok produk yang dihasilkan. Cara ini sering terjadi atau dilakukan dengan memperhatikan events tertentu dimana diperhitungkan wisatawan akan banyak datang berkunjung, seperti paket-paket wisata yang dijual pada akhir tahun ke Bali atau untuk menginap di hotel yang jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan harga hari-hari biasa.

b. Usage Maximation

Cara ini dikenal sebagai penetapan harga dengan istilah penggunaan secara maksimal'. Cara ini mempunyai prinsip dalam penetapan harga yang lebih rendah, karena dengan cara itu diharapkan wisatawan akan lebih banyak datang. Jadi berbeda dengan cara surplus maximation yang datang hanya wisatawan kelas kakap raja, tetapi

dalam usage maximation kelompok menengah dan bawah masih

tertampung dengan penetapan harga seperti itu. c. Cost Recovery

Cara ini disebut sebagai `perbaikan biaya. Dalam hal ini unit usaha industri pariwisata mencari keseimbangan dengan cara


(29)

bagaimana dapat menutup biaya-biaya tetap (fix cost) dan biaya-biaya variabel (variable cost). Tentu saja harga yang lebih rendah itu tidak mengorbankan harga pokok untuk biaya produksi produk yang dijual. Yang penting di sini harga penjualan sudah melewati titik impas dengan perhitungan semakin banyak terjual, maka semakin besar profit atau keuntungan diperoleh.

2.1.2.3 Lokasi

Lokasi (place) keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Sugiyono (2008:105), menyatakan bahwa tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat yang paling strategis, menyenangkan, dan efisien. Memilih lokasi dekat dengan pelanggan perlu untuk mempertahankan daya saing. Selain faktor kedekatan dengan pelanggan, faktor kenyamanan juga hendaknya diperhatikan.

Lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan DTW, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial sebuah DTW (Tjiptono, 2008: 147). Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus. Fleksibelitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu DTW dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi.

Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif, maka DTW


(30)

benar-benar harus mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di masa mendatang.

Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor, antara lain :

a. Akses, berhubungan dengan kemudahan untuk dijangkau

b. Visibilitas, lokasi sebaiknya mudah dilihat

c. Traffic, perlu dipertimbangkan lalu lalang orang dan lalu lintas kendaraan

d. Ekspansi, cukup tersedia tempat apabila di masa depan ingin

melakukan ekstensifikasi

e. Lingkungan

f. Peraturan pemerintah

2.1.2.4 Promosi

Promosi adalah mengkomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli potensial atau orang lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan prilaku. Bagian promosi dalam bauran pemasaran melibatkan pemberitahuan kepada pelanggan target bahwa produk yang tepat tersedia di tempat dan pada harga yang tepat. Menurut Winardi (2010:293), promosi berarti mencakup kegiatan-kegiatan yang mengkomunikasi (menginformasi) manfaat produk yang ditawarkan dan yang mempersuasi para pelanggan untuk membelinya.


(31)

Bauran promosi meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual (Kotler dan Amstrong, 2001:153). Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), publisitas (public relations), penjualan tatap muka (personal selling).

a. Periklanan (Advertising)

Periklanan merupakan segala biaya yang harus dikeluarkan

sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.

b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian

atau penjualan dari suatu produk atau jasa, dan tidak dilakukan secara berulang serta tidak rutin, yang ditujukan untuk mendorong lebih kuat mempercepat respon pasar yang ditargetkan sebagai alat promosi lainnya dengan menggunakan yang berbeda.

c. Publisitas (Public Relation)

Public relation adalah salah satu alat promosi yang membangun hubungan baik dengan berbagai masyarakat disekitar perusahaan dengan memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau meredam rumor, cerita dan peristiwa yang merugikan.


(32)

d. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)

Merupakan suatu presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan penciptakan penjualan.

Menurut Yoeti (2007:169) promosi adalah variabel kunci dalam rencana strategi pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsur untuk menciptakan kesempatan-kesempatan menguasai pasar. Unsur promosi yang digunakan disusun oleh lingkungan, terutama oleh keadaan atau kondisi permintaan wisatawan. Namun promosi dapat menjadi fungsi penghubung atau katalisator dalam strategi pemasaran dan sejak permintaan menjadi salah satu kekuatan yang tidak terawasi yang sebenarnya harus diperhitungkan, maka promosi digunakan untuk mengganti permintaan dan mempercepat proses keputusan untuk melakukan perjalanan wisata.

Yoeti (2005:174) menyatakan langkah-langkah penting yang perlu dilakukan dalam mengembangkan strategi promosi pariwisata adalah:

a. Menentukan target pasar yang akan dipengaruhi oleh kegiatan

promosi yang akan dilakukan. Dengan mengetahui target pasar, kita akan lebih mudah melakukan pemilihan terhadap media yang akan digunakan, bahasa yang akan dipakai, dan waktu-waktu biasanya mereka melakukan perjalanan wisata.

b. Menetapkan kelayakan promosi yang akan dilakukan.


(33)

dan berapa anggaran yang akan digunakan untuk suatu target pasar tertentu.

c. Mengatur komposisi unsur-unsur bauran pemasaran yang akan

digunakan.

d. Mempersiapkan bentuk-bentuk desain iklan yang akan

digunakan, mulai dari ukuran (size), berwarna atau hitam-putih, bahasa yang digunakan, produk yang ditonjolkan dan copy-writing yang mengenai sasaran.

e. Merumuskan bentuk-bentuk kegiatan Sales Promotions yang

akan dilakukan.

f. Perencanaan pembuatan promotion materials, termasuk

bentuk-bentuk hand-out yang akan diberikan pada setiap pertemuan formal

kepada pejabat-pejabat pariwisata dari luar negeri dan pencetakan brosur yang berkualitas.

g. Rencana dan jadwal mengundang Tour Operator dan Travel

Writer luar negeri untuk melihat secara langsung melihat dan menyaksikan produk-produk suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang siap jual.

h. Menunjuk seorang Public Relations Officer, untuk menjaga atau

memelihara citra suatu DTW dan sekaligus untuk meng-counter berita-berita negatif untuk konsumsi luar negeri, khususnya target pasar yang dituju.


(34)

Kriteria-kriteria berikut ini dapat digunakan sebagai bimbingan bagi Organisasi Pariwisata Daerah (OPD) dalam mengembangkan dan mengevaluasi strategi bauran promosi, di antaranya yaitu:

a. Kegiatan promosi hendaknya dilakukan dengan koordinasi yang

cermat. OPD dengan bekerjasama dengan perusahaan kelompok industri pariwisata hendaknya mempertimbangkan suatu analisis bermacam-macam pasar bagi daerah menetapkan macam komunikasi yang diperlukan masyarakat banyak.

b. OPD hendaknya selalu berusaha sedapat mungkin DTW mencari

tema-tema pokok untuk daerah guna meningkatkan pengenalan dan identifikasi untuk setiap komunikasi dengan penawaran-penawaran yang dilakukan suatu DTW.

c. Promosi yang dilakukan hendaknya menunjukkan suatu keaslian

(authentic). Suatu usaha melakukan penipuan akan segera diketahui wisatawan dalam waktu singkat, sehingga mengakibatkan kemarahan dan komplain, akan menjadi boomerang atau menjadi bad promotion bagi suatu DTW yang melakukannya. Seringkali terjadi, informasi yang disampaikan oleh suatu DTW memberi gambaran yang tidak konsisten tentang penawaran yang dilakukan untuk pasar yang berbeda-beda. Contohnya, brosur tentang penawaran paket-paket wisata biasanya sudah banyak yang kadaluarsa, karenanya perlu dicetak ulang dengan memperbaharui isinya yang sesuai dengan kenyataan yang terdapat di DTW tersebut. Organisasi pariwisata


(35)

hendaknya selalu ingat bahwa program pemasaran yang efektif hanya merupakan salah satu usaha dalam upaya pemasaran suatu DTW. DTW dapat meyakinkan produk industri pariwisatanya cukup berkualitas, dapat menampilkan adanya kemudahan untuk mencapai suatu DTW, adanya informasi yang jelas apa yang menjadi daya tarik mengapa wisatawan memilih DTW itu, paket wisata dengan harga bersaing atau tersedianya perantara yang dapat melayani wisatawan bila hendak berkunjung pada suatu DTW.

Adapun tujuan dari promosi (Machfoedz, 2007:143) adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasikan dan menarik konsumen baru

b. Memperkenalkan produk baru

c. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yaang telah dikenal secara luas

d. Mendorong penggunaan yang lebih banyak diantara konsumen yaang telah terjangkau

e. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan

kualitas produk

f. Mengajak konsumen untuk mendatangi toko tempat penjualan

produk

g. Menstabilkan pola penjualan yang berfluktuasi h. Meningkatkan persediaan bagi perantara


(36)

2.1.3 Minat Pengunjung

Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Rossiter, dkk, 1997:370). Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Lovelock, 2009 : 144).

Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu: a. Aspek Kognitif

Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.

b. Aspek Afektif

Konsep yang membangun aspek afektif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.


(37)

c. Aspek Psikomotor

Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

Menurut Suwantoro (2004:101) minat berkunjung ke tempat wisata dipengaruhi oleh :

a. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan informasi yang di dapat dari media massa.

b. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan cerita dari

keluarga dan sanak saudara.

c. Keinginan berkunjung ke tempat wisata karena ingin tahu langsung

mengenai tempat wisata tersebut.

Pada minat, dimana masyarakat dirangsang untuk mencari informasi mengenai inovasi. Seorang masyarakat yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau mungkin tidak akan mencari informasi yang lebih banyak. Jika dorongan untuk menghimpun informasi itu kuat dapat kita bedakan menjadi dua tingkat, yaitu : masyarakat yang mencari informasi dalam ukuran sedang-sedang saja dan keadaan demikian disebut perhatian yang meningkat.

Bila masyarakat mencari bahan bacaan, menanyakan kepada teman-temannya dan ikut terlibat dalam berbagai pencarian lainnya, untuk menghimpun informasi tentang produk, maka dapat dikatakan masyarakat aktif mencari informasi. Sejauh mana seorang masyarakat mencari informasi tergantung pada kekuatan dorongannya jumlah informasi ketika memulai


(38)

pencarian, kemudahan mencari informasi lebih banyak, nilai yang ditempatkannya pada informasi tambahan, dan kepuasan yang diperolehnya dari pencarian tersebut. Biasanya tingkat pencarian informasi oleh masyarakat makin tinggi sejalan dengan bergeraknya masyarakat dari keputusan yang melibatkan penyelesaian masalah terbatas keputusan dalam penyelesaian masalah-masalah yang besar. Masyarakat dapat memperoleh informasi dari banyak sumber.

Menurut Suwantoro (2004:101) atribut-atribut yang dipertimbangkan masyarakat dalam berkunjung, yaitu :

a. Kebijaksanaan Produk

Produk wisata harus sesuai dengan apa yang dicari dan disukai oleh masyarakat atau sesuai dengan permintaan pasar. Karena apa yang dicari dan disukai wisatawan itu tergantung dari motif perjalanan wisata, maka produk pariwisata harus sesuai pula dengan motif perjalanan wisata, yang diukur dengan kebersihan tempat wisata, penataan layout tempat wisata dan citra dari tempat wisata tersebut.

b. Kebijaksanaan Harga

Harga produk pariwisata adalah jumlah harga komponen-komponen. Kebijaksanaan harga berusaha menentukan harga yang tepat untuk produk kepariwisataan, sehingga seimbang dengan daya beli pasar dan menarik bagi calon wisatawan. Untuk keperluan tersebut orang harus mengenal pasar pariwisata, khususnya mengenai daya belinya. Daya belinya itu tergantung dari kekayaan yang ada di dalam masyarakat pasar, yang


(39)

diukur dengan harga karcis masuk, potongan harga dan harga penggunaan fasilitas.

c. Tempat / Distribusi

Fungsi distribusi menghadirkan produk di tengah-tengah pasar. Dengan adanya produk di tengah pasar, para masyarakat dengan mudah dapat melihat dan membelinya, yang diukur dengan akses menuju tempat lokasi wisata, luas lokasi dan kondisi jalan tempat wisata.

d. Bauran Promosi

Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi ialah orang-orang yang akhirnya mengeluarkan uang untuk mengadakan perjalanan wisata. Berhasil tidaknya promosi kepariwisatawan dapat diukur dari banyaknya informasi yang diminta dan besarnya volume kedatangan wisatawan. Promosi dapat berupa promosi langsung (consumer promotion) dan promosi tidak langsung (agent promotion), yang diukur dengan papan reklame, pampflet dan petunjuk jalan.

e. Pelayanan dan Fasilitas

Fasilitas sangat berhubungan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam jasa. Kaitan pelayanan kepada wisatawan dengan semua fasilitas yang memungkinkan mereka melakukan perjalanan wisata, yang diukur dengan tempat parkir, tempat ibadah dan fasilitas yang ada di tempat wisata.


(40)

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan kolaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur (Kuncoro, 2003:44)

Produk merupakan barang atau jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan produk dapat mempunyai bentuk, atau dapat berupa jasa tanpa bentuk fisik (Scarborough, 2008:413). Para konsumen, pada kenyataannya membeli lebih dari sekedar sifat-sifat fisik yang melekat pada barang tersebut, mereka membeli pemuas kebutuhan dalam bentuk manfaat produk yang dibelinya. Harga produk atau jasa adalah faktor kunci dalam keputusan pembelian. Menurut Scarborough (2008:417) harga mempengaruhi baik penjualan maupun laba, dan tanpa harga yang benar, penjualan dan laba akan mendapatkan kesulitan. Harga yang benar untuk produk atau jasa bergantung pada tiga faktor, yaitu: struktur biaya perusahaan, penilaian mengenai pasar, dan citra pasar yang ingin dibentuk dalam pikiran pelanggan.

Lokasi/tempat usaha menjadi semakin penting karena pelanggan semakin mengharapkan layanan dan kenyamanan yang semakin memuaskan (Scarborough, 2008:415). Tata letak, dekorasi, lingkungan sekitar dapat menimbulkan kesan suasana dari penampilan suatu tempat. Suasana dapat menciptakan perasaan santai ataupun sibuk, kesan mewah ataupun efisiensi, sikap ramah ataupun sikap dingin, teroganisir atupun kacau, atau suasana hati menyenangkan.


(41)

Promosi menyangkut baik periklanan maupun penjualan secara pribadi. Promosi bertujuan untuk menginformasikan dan membujuk pelanggan. Dimana iklan mengkomunikasikan manfaat barang atau jasa kepada calon pelanggan melalui media massa dan penjualan secara pribadi melibatkan seni membujuk dalam penjualan dengan dasar tatap muka. Program promosi perusahaan kecil bisa berperan penting dalam menciptakan citra tertentu dalam pikiran pelanggan, apakah untuk kalangan atas, potongan harga, atau diantara keduanya (Scarborough, 2008:418).

Minat berkunjung dari konsumen sangat dipengaruhi oleh gaya hidup dan marketing mix yang dikenal dengan 4 P, product, price, place, promotion yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Dalam penelitian ini ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan kunjungan, yaitu : produk, harga, lokasi dan promosi. Berdasarkan hal tersebut maka secara sederhana kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Ma’ruf,2006 (diolah)

HARGA (X2) LOKASI (X3) PROMOSI (X4)

MINAT

BERKUNJUNG KEMBALI (Y)


(42)

2.3 Penelitian Terdahulu

Bayu Hadyanto Mulyono (2010) dengan judul “ Analisis Pengaruh Kualitas

Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen”, menyimpulkan

bahwa :

a. Kualitas produk dan kualitas pelayanan secara bersama-sama berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.

b. Pengaruh dari kualitas produk terhadap kepuasan konsumen sebesar 0,548, sedangkan pengaruh dari kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen sebesar 0,381. Kualitas produk adalah variabel yang paling penting dalam mempengaruhi kepuasan konsumen.

c. Metode analisis deskriptif digunakan dalam pengumpulan data dan analisis regresi berganda untuk menganalisa pengaruh dua atau lebih variabel bebas pada skala yang digunakan yaitu skala interval

Hatare Samuel (2009), “Ekspektasi Pelanggan dan Aplikasi Bauran Pemasaran terhadap Loyalitas Toko Moderen dengan Kepuasan Pelanggan sebagai Intervering” menyimpulkan bahwa :

a. Terdapat pengaruh langsung secara negatif antara ekspektasi pelanggan

terhadap loyalitas maupun kepuasan pelanggan, sedangkan aplikasi bauran pemasaran eceran berpengaruh positif.

b. kepuasan pelanggan merupakan intervening positip antara ekspektasi

pelanggan dan aplikasi bauran pemasaran eceran terhadap loyalitas pelanggan toko moderen di Surabaya.


(43)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiyono, 2008:306). Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka hipotesis penelitian dirumuskan bahwa, faktor produk, harga, lokasi dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif yaitu penelitian yang menghubungkan dua variable atau lebih (Situmorang,dkk, 2008:57). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel produk (X1), variabel harga (X2), variabel lokasi (X3), variabel promosi (X4) terhadap minat berkunjung (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pengunjung tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai Juli 2013.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu membatasi masalah yang di bahas yaitu hanya pada “Pengaruh produk, harga, lokasi dan promosi wisata terhadap minat berkunjung kembali ke tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan”. Dimana variabel yang dianalisis sebagai berikut

a. Variabel independen (variabel bebas, X), yaitu produk, harga, lokasi dan promosi.


(45)

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Untuk menjelaskan variabel yang diidentifikasi, maka perlu definisi operasional dari masing – masing variabel. Definisi variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada

variabel lain, terdiri dari :

a. Variabel Produk (X1)

Produk yaitu segala jenis wahana yang menyajikan atraksi bermain sepuasnya di berbagai macam wahana outdoor yang menawarkan sensasi yang berbeda beda. Wahana Waterpark dan wahana taman bermain merupakan produk di tempat wisata Draco Waterpark Hermes. Skala pengukuran yang digunakan ialah skala likert.

b. Variabel Harga (X2)

Variabel harga merupakan variabel yang menarik minat konsumen untuk membeli produk, dimana variabel harga diukur dengan kesesuaian harga dengan produk yang ditawarkan. Skala pengukuran yang digunakan ialah skala likert.

c. Variabel Lokasi (X3)

Lokasi merupakan suatu tempat berlangsungnya kegiatan wisata. Lokasi menjadi faktor penting dalam menjalankan usaha. Terletak di jalan W. Monginsidi No. 45 Polonia, Medan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert.


(46)

d. Variabel Promosi (X4)

Semakin banyaknya pesaing membuat pelaku bisnis harus memikirkan cara untuk menarik minat masyarakat, dimana variabel ini diukur dengan informasi yang disampaikan terhadap pelanggan mengenai produk yang ditawarkan serta penciptaan citra perusahaan melalui aktifitas promosi tersebut. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert.

2. Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah minat pengunjung. Minat pengunjung merupakan keinginan, kehendak, dan kesukaan seseorang. Didalam penelitian ini variabel Y adalah minat pengunjung , dengan indikator sebagai berikut :

a. Keinginan berkunjung di Tempat wisata Draco Waterpark

Hermes Medan berdasarkan pengalaman pribadi atau sudah pernah berkunjung sebelumnya.

b. Keinginan berkunjung di Tempat wisata Draco Waterpark

Hermes Medan berdasarkan informasi yang di dapat dari media massa.

c. Keinginan berkunjung di Tempat wisata Draco Waterpark


(47)

Tabel 3.1

Defenisi Operasional Variabel

VARIABEL PENGERTIAN INDIKATOR VARIABEL

SKALA UKUR

PRODUK X1

Keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai/manfaat kepada konsumen untuk berkunjung ke Tempat

wisata Draco Waterpark Hermes Medan

1. Ketersedian wahana

yang menarik dan berbagai macam 2. Fasilitas penunjang 3. Kualitas produk/jasa

memuaskan pengunjung

Likert

HARGA X2

Nilai yang ditukar konsumen untuk suatu

manfaat atas pengkonsumsian,

penggunaan dan pemilihan barang atau jasa

untuk berkunjung ke Tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan

1. Harga karcis masuk

2. Potongan harga

3. Harga penggunaan

fasilitas Likert

LOKASI X3

Tempat atau keberadaan obyek wisata Draco Waterpark Hermes Medan

1. Akses

2. Lokasi

3. Kondisi jalan

Likert PROMOSI X4 Kegiatan pemasaran dalam membujuk, menginformasikan tentang

produk atau jasa untuk berkunjung ke Tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan 1. Tingkat Keseringan promosi 2. Efektifitas penyebaran brosur 3. Efektifitas reklame

Likert

MINAT PENGUNJUNG

Y

Suatu keinginan dari pengunjung untuk berkunjung ke Tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan

1. Pengalaman

pribadi

2. Informasi yang di

dapat dari media massa

3. Cerita dari

keluarga atau orang lain

Likert

Sumber: Kotler dan Keller (2007), (diolah)


(48)

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu dengan menyusun jangkauan skor dalam skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Sugiyono, 2008:132). Penelitian memberikan lima alternatif jawaban kepada responden, dengan menggunakan skala 1 sampai 5 untuk keperluan analisis kuantitatif. Penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No Pernyataan Nilai

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2008) (diolah)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, dimana

elemen unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan (Situmorang, dkk, 2008:128). Populasi dalam penelitian ini adalah rata – rata seluruh pengunjung Tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan pada bulan Juli - Desember tahun 2012 yang berjumlah 6952 orang pengunjung perbulan.


(49)

Sampel adalah suatu bagian dari sampel yang akan diteliti dan dianggap yang dapat menggambarkan populasinya (Situmorang, dkk, 2008:151). Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu sampel yang dipilih dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2008:78). Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2006:78) yaitu tehnik pengambilan sampel dimana peneliti menggunakan sampel dari populasi dengan rumus :

n

=

Dimana:

n = Jumlah Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Taraf Kesalahan

Sehingga jumlah sampel menjadi:

n =

, n = 99,78

Maka sampel dalam penelitian ini adalah 99,78 responden atau dapat dibulatkan menjadi 100 orang responden. Dalam penelitian ini, penulis menetapkan responden terpilih adalah pengunjung yang berumur sekitar 17 tahun keatas atau dewasa dan telah berkunjung lebih dari satu kali.


(50)

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian. Dalam hal ini penulis memperolehnya langsung dari pengunjung Tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan.

Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan, majalah, informasi pengelola, maupun dari internet yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak yang mempunyai wewenang dalam memberikan keterangan yang penulis butuhkan. Wawancara menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut dengan interview guide.

b. Kuesioner

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.


(51)

Merupakan pengumpulan data yang menggunakan buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2008:175) uji validitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner pada 30 orang pengunjung tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan yang di ambil dari luar sampel yang telah ditentukan. Uji validitas dan reliabilitas ini menggunakan alat bantu program SPSS 17.00 for windows, kriterianya adalah:

Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.


(52)

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

Jika ralpha > r tabel maka pertanyaan reliabel.

Jika r alpha < r tabel maka pertanyaan tidak reliabel.

Reliabilitas mengarah pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, dkk, 2008:107).


(53)

b. Uji Heteroskedastisitas

Analisis regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel bebas terhadapa variabel terikat. Uji heteroskedastisitas juga pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika probabilitasnya signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang, dkk, 2008:119 ).

c. Uji Multikolinearitas

Adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF). Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 (Situmorang, dkk, 2008:137), di mana:

Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas

3.11 Metode Analisis Data

3.11.1 Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah salah satu metode analisis, dengan cara data disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.


(54)

3.11.2 Model Regresi Berganda

Untuk meramalkan variabel tidak bebas lebih baik memperhitungkan variabel-variabel lain yang ikut mempengaruhi variabel tidak bebas. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda yang merupakan pengembangan dari regresi sederhana karena melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Dapat dikatakan juga bahwa analisa regresi berganda merupakan suatu analisa yang secara stimulant menginvestasikan pengaruh dua atau lebih variabel bebas pada suatu skala interval atau skala rasio variabel tidak bebas (Kuncoro 2003:535).

Rumusnya adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dimana :

Y = Minat konsumen pada Tempat wisata Draco Waterpark

Hermes Medan

a = Konstanta

b1-b3 = Koefisien Regresi

X1 = Variabel Produk

X2 = Variabel Harga

X3 = Variabel Lokasi X4 = Variabel Promosi

e = Standart Error

3.12 Uji-F (Uji Serentak)

Uji Fhitung dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak variabel bebas mempunyai pengaruh positif signifikan atau tidak terhadap variabel terikat.


(55)

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 (Variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh positif signifikan terhadap variabel terikat)

Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0 (Variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat). Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan yaitu :

Ho diterima bila Fhitung, Ftabel pada α = 5% H1 diterima bila Fhitung, Ftabel pada α = 5%

3.13 Uji-t (Uji Parsial)

Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Bentuk pengujiannya :

Ho : bi = 0 (Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat).

Ho : bi ≠ 0 (Variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel terikat).

Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusan yaitu :

Ho diterima bila thitung < ttabel pada α = 5% H1 diterima bila thitung > ttabel pada α = 5%


(56)

Identifikasi determinan (R²) berfungsi untuk mengetahui signifikansi variabel maka harus dicari koefisien determinasi (R²). Koefisien determinan menunujukkan besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. Jika determinasi (R²) semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen adalah besar terhadap variabel dependen. Hal ini berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen.


(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan

PT. Hermes Realty Indonesia, pengembang proyek properti Hermes Polonia Medan, pada tanggal 26 Mei 2011 secara resmi melakukan Soft-Opening Draco Waterpark, wahana rekreasi air terbesar dan terlengkap di Medan dan Sumatera Utara. Draco Waterpark merupakan bagian dari Hermes Place Polonia, berada pada area seluas 20ha sebuah lifestyle mall dan pusat hiburan keluarga

yang mengusung konsep one-stop-family entertainment. Draco Waterpark

menyungguhkan fasilitas terlengkap yaitu rekreasi air keluarga (Waterpark), pusat hiburan (entertainment), pusat makanan (Culinary Center) dan pusat acara dan pameran (Event & Exhibition) dengan kapasitas lahan parkir luas dan dekat dari bandara Polonia Medan.

Draco Waterpark merupakan themepark dengan Wahana Rekreasi Air bertema “Anak Naga dan sebuah Istana” yang akan memberi pengunjung petualangan wisata air. Terletak di jl. W. Mongonsidi No 45 Polonia, Draco Waterpark hadir sebagai wujud dari komitmen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Medan dan sekitarnya, yang selama ini harus ke Jakarta atau bahkan keluar negeri untuk menikmati wahana rekreasi permainan air.

Draco Waterpark Hermes merupakan wisata air eksklusif dan modern, dengan membeli dan menggunakan smartband/ top up, dimana para pengunjung


(58)

dapat menempatkan cash splash pada gelang pengunjung, yang dapat digunakan untuk loker, rental dan foodcourt, tanpa uang cash. Sebuah gelang yang disebut smartband digunakan untuk menyimpan nilai uang yang dikreditkan dan akan di scan saat pengunjung melakukan transaksi. Keunikan Draco Waterpark Hermes dilihat dari bentuk temanya yaitu anak naga biru dan istananya, dengan lambang naga yang lucu, lincah dan bersahabat akan menjadi teman buat pengunjung

khususnya anak-anak dan keluarga. Dengan konsep Watertainment Draco

Waterpark menyajikan program-program acara hiburan yang akan memberikan kemudahan - kemudahan kepada pengunjung (customer) dalam berlibur bersama keluarga, teman dan relasi. Produk-produk yang ditawarkan pada Draco Waterpark yaitu :

1. Draco Lazy River

Sungai buatan sepanjang +500 meter ini akan membawa pengunjung untuk mengelilingi dan menjelajahi cerita sang Naga memasuki lorong/ Goa berornamen ditengah riaknya gelombang arus, layaknya arum jeram, dengan kedalaman 1.2 meter. Luas + 1800 m2 di Draco Lazy River menggunakan alat bantu pelampung (tube).

Sumber : dracowaterpark.wordpress.com


(59)

2. Draco Legend Beach (Wave Pool)

Fasilitas yang dapat digunakan bersama dengan keluarga bermain ombak buatan dengan gelombang diatur setiap 60 menit dengan masa gelombang 10–15 menit, gelombang terbesar yaitu Diamond. Pengunjung akan menikmati kolam ombak, bersantai dan berjemur dengan suasana pantai, dilengkapi kursi pantai (lazy chair) dan payung. Menggunakan alat bantu pelampung (tube). Luas kolam +900 m2, kedalaman muka 2,8 meter.

Sumber : dracowaterpark.wordpress.com

Gambar 4.2 Draco legend beach (Wave pool)

3. Spiral Slide

Sliding Spiral (WaterBoom) memiliki Body Slide dengan track spiral

dari tower dengan ketinggian 10 meter, membawa pengunjung

meluncur dan berkelok - kelok lalu masuk ke kolam dengan kedalaman 1.2 m.


(60)

Sumber : dracowaterpark.wordpress.com Gambar 4.3 Spiral Slide

4. Tube Slide

Pengunjung melakukan sliding pada landasan luncur dengan menggunakan ban pelampung dari ketinggian 10 m, membawa pengunjung meluncur deras, berkelok – kelok lalu mendarat di kolam.

Sumber : dracowaterpark.wordpress.com

Gambar 4.4 Tube Slide 5. Racer slide

3 Slide racer dengan track lurus bergelombang dari ketinggian 8 meter, meluncur cepat menggunakan matras slide dan berhenti dilandasan Slide.


(61)

Sumber : dracowaterpark.wordpress.com Gambar 4.5 Racer slide

6. Splash Slide

Slide racer dengan track lurus dari ketinggian 10 meter, membawa pengunjung meluncur lebih cepat dan berhenti dilandasan slide tanpa menggunakan matras atau tube.

Sumber : dracowaterpark.wordpress.com

Gambar 4.6 Splash Slide 7. Sliding Pipe

Menara seluncur lurus setinggi 12 meter ini penuh dengan ketegangan dan membuat tantangan. Dengan desain terowongan yang dapat


(62)

meluncur dengan kecepatan tinggi ini dapat memacu adrenalin dan mendarat di kolam dengan kedalaman 1.2m.. Panjang pipa slide 14m.

Sumber : dracowaterpark.wordpress.com

Gambar 4.7 Sliding Pipe, Sliding Tornado dan Sliding Speed Racer 8. Sliding Tornado (Water Swirl Bowl)

Menara seluncur setinggi 15 meter ini penuh dengan ketegangan dan membuat tantangan. Dengan desain terowongan yang dapat meluncur dengan kecepatan tinggi ini dapat memacu adrenalin, lalu masuk ke mangkuk besar, berputar dan jatuh di pusaran air. Panjang body slide 18 m, Kedalaman kolam 1.2 meter.

9. Sliding Speed Racer

Speed racer Slide dengan track lurus dari ketinggian 12 meter, meluncur cepat dan terasa terbang lalu jatuh dikolam. Panjang body slide 14 m, kedalaman kolam 1.2m.

10. Kiddy Pool

Sarana bermain untuk anak – anak yang dilengkapi dengan permainan Kiddy slide, Water Cannons, Sliding Frog, Spraying Pencil, Spraying Flower, Spraying Pipe, Spraying Clown, Spraying Bunny, Aqua Bucket dan jembatan tambang. Di tempat ini anak – anak dapat memiliki


(63)

kesempatan untuk berkumpul, bersenda gurau, belajar bersosialisasi dan mencari teman baru melalui imajinatif yang mereka miliki. Kedalaman kolam 80 cm dengan luas + 500m2.

Sumber : dracowaterpark.wordpress.com

Gambar 4.8 Kiddy Pool 11. Monoreil

Kereta rel tunggal yang melintasi wahana Draco Waterpark, pengunjung dapat melihat keindahan dan keceriaan di Draco Waterpark.

4.1.2 Fasilitas Perusahaan

Selain produk-produk utama Draco Waterpark terdapat juga fasilitas-fasilitas penunjang yang dapat digunakan oleh pengunjung antara lain:

1. Locker

Untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung saat beraktifitas, Draco Waterpark menyediakan loker ukuran family. Tempat penitipan barang/loker tersusun rapi, menggunakan kunci sekali pakai dengan menggunakan sensor smartband. Dengan deposit smartband,


(64)

pengunjung bebas menggunakan lokernya kapanpun. Gerai penyewaan handuk sama letaknya dengan loker. Tiap handuk diidentifikasi agar tidak mudah tertukar dengan pengunjung lain. Standar higienis yang tinggi menjamin kenyamanan setiap pemakai. Handuk dapat dipakai sehari penuh dengan deposit tertentu.

Sumber : dracowaterpark.wordpress.com

Gambar 4.9 Locker 2. Changing Room (Kamar Bilas/Ganti )

Kamar ganti atau kamar bilas yang disertai juga dengan shower, toilet dan ruang rias didalamnya, dipisahkan antara lantai Ground untuk wanita dan Lantai I untuk pria.

3. Gift Shop / Merchandise

Draco Waterpark menyediakan apa yang diperlukan selama berlibur di waterpark. Khusus untuk para penikmat water-sport, tersedia pakaian renang, T-shirt, toiletiers dan aksesoris. Juga tersedia souvenir Draco Waterpark sebagai tanda mata untuk dapat dibawa pulang.


(65)

Draco Waterpark menyediakan beberapa kursi taman untuk bersantai yang terletak di sisi Draco Legend Beach.

5. Café / Food Court

Para pengunjung dapat bersantai bersama keluarga, selama menikmati wahana di Draco Waterpark sambil menikmati makanan dan minuman kesukaan pengunjung. Terdapat bermacam pilihan kuliner, mulai dari menu masakan Indonesia sampai manca negara.

Sumber : dracowaterpark.wordpress.com

Gambar 4.10 Food Court

6. Fotografer

Draco waterpark menyediakan fotografer yang handal siap melayani permintaan untuk berpose di setiap wahana yang diinginkan untuk mengabadikan moment setiap pengunjung yang datang.

7. Mushola

Draco memberikan fasilitas tempat Ibadah bagi umat muslim.


(66)

Ruangan Kesehatan (Klinik P3K) buat pengunjung yang mengalami kecelakaan kecil atau besar.

9. Rumah Tube & Safety Jacket

Disediakan ban pelampung (tube single/double) dan jaket pelampung (safety jacket) untuk pengunjung bermain di wahana Kolam Ombak (Wave pool) dan Kolam Arus (Lazy River pool).

Sumber : dracowaterpark.wordpress.com

Gambar 4.11 Rumah Tube & Safety Jacket 10.Magic Ballroom

Draco Waterpark akan menyulap wahana Wave pool menjadi area ballroom berkapasitas 1000 orang, dengan fasilitas pentas berlatarbelakang air terjun dan layar LED pada event tertentu.


(1)

sebesar 56,2% minat berkunjung kembali di tempat wisata draco waterpark hermes medan dapat dijelaskan oleh produk, harga, lokasi, dan promosi sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain. Standar error of estimate (istandar deviasi) artinya hasil penelitian menunjukkan standard error of estimated adalah 1,780

Draco Waterpark Hermes merupakan wisata air eksklusif dan modern, dengan membeli dan menggunakan smartband/ top up, dimana para pengunjung dapat menempatkan cash splash pada gelang pengunjung, yang dapat digunakan untuk loker, rental dan foodcourt, tanpa uang cash. Sebuah gelang yang disebut smartband digunakan untuk menyimpan nilai uang yang dikreditkan dan akan di scan saat pengunjung melakukan transaksi. Keunikan Draco Waterpark Hermes dilihat dari bentuk temanya yaitu anak naga biru dan istananya, dengan lambang naga yang lucu, lincah dan bersahabat akan menjadi teman buat pengunjung khususnya anak-anak dan keluarga.

Salah satu cara untuk dapat merebut hati pengunjung agar tertarik untuk berkunjung adalah dengan cara menerapkan strategi pemasaran yang salah satu elemennya adalah dengan bauran pemasaran. Bauran Pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran (Kotler dan Amstrong,2008:62). Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang disebut “empat P”: Product, Price, Place dan Promotion. Faktor produk, harga, lokasi dan promosi


(2)

adalah merupakan faktor penting di dalam bauran pemasaran.Demikian halnya dalam penerapan strategi yang dilakukan oleh perusahaan jasa di dalam juga senantiasa menerapkan pengembangan daripada strategi harga, lokasi dan promosi yang tepat agar dapat menarik minat konsumen untuk berkunjung ke daerah wisata tersebut.

Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran (Yoeti,2007: 29). Apa keunikan produk yang kita tawarkan, siapa pasar sasaran utama jasa kita, kemudian apakah produk tersebut akan mampu bertahan dan untuk berapa lama produk tersebut dapat bertahan. Harga adalah merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa (Lamb, dkk. 2001:268). Faktor harga sangat mempengaruhi terhadap keputusan pembelian. Draco Waterpark Hermes memberikan penawaran harga yang relatif terjangkau untuk harga tiket masuk ke lokasi tempat wisata, adanya potongan harga yang diberikan sehingga membuat konsumen tertarik untuk berkunjung. Lokasi adalah suatu wilayah atau tempat dimana perusahaan dapat menjalankan atau melaksanakan kegiatan pemasarannya kepada masyarakat (Yoeti, 2007:32). Lokasi tempat wisata yang nyaman, aman, bersih, ramai, dan mudah dijangkau, merupakan beberapa kriteria lokasi yang diminati oleh banyak konsumen. Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi perusahaan dalam upaya mempertahankan kontinuitas serta meningkatkaan kualitas penjualan untuk meningkatkan kegiatan pemasaran dalam hal memasarkan barang atau jasa dari suatu perusahaan ( Lovelock, 2009: 20).Pada umumnya perusahaan melakukan promosi agar para konsumen tertarik untuk


(3)

mengunjungi tempat wisata tersebut. Draco Waterpark Hermes telah mendesain promosi seperti dengan memasang iklan, membagikan undian berhadiah dengan target utama adalah masyarakat sekitar.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan maka diperoleh hasil bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen yang terdiri produk, harga, lokasi dan promosi, berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel minat berkunjung kembali.

2. Berdasarkan hasil uji signifikansi parsial maka diperoleh variabel produk, harga, lokasi dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali.

3. Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi (R2), maka diperoleh Nilai R Square sebesar 0,562 berarti sebesar 56,2% minat berkunjung kembali di tempat wisata Draco Waterpark Hermes medan dapat dijelaskan oleh produk, harga, lokasi, dan promosi sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain.

5.2Saran

1. Kepada pihak perusahaan agar semakin meningkatkan pelayanan dan terutama faktor promosi yang lebih baik kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan minat berkunjung kembali ke wisata Draco Waterpark Hermes Medan. 


(5)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Churchill, Gilbert A. Jr. 2009. Riset Pemasaran. Jilid I, Edisi kedelapan. Terjemahan Dr. Dwi Kartini Yahya S.E. M.M. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. 2007. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation and Control. Millenium edition. New Yersey: PrenticeHall, Inc.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid I, Edisi Kesembilann. Terjemahan Drs. Alexander Sindoro. Jakarta: PT. Indeks.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Jilid 1, Edisi Kedua Belas. Jakarta: PT Indeks.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid I, Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka.

Lamb, Charles W. Jr., Joseph F. Hair, Jr., dan Carl McDaniel. 2001. Pemasaran. Buku 2. Terjemahan David Octarevia. Jakarta: Salemba Empat.

Lovelock. 2009. Manajemen Pemasaran Jasa. Jilid I, Edisi keenam. Jakarta: PT. Indeks.

Machfoedz, Mahmud. 2007. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Andi Publisher. Rossiter, John R. dan Larry Percy. 1997. Advertising and Promotion Management.

New York: McGraw-Hill.

Scarborough, Zimmer. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jilid I, Edisi ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Situmorang, Syafrizal Helmi, Doli M. Ja’far Dalimunthe, Iskandar Muda, Muslich Lufti, Syahyunan. 2008. Analisis Data Penelitian. Terbitan Pertama. Medan: USU Press

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kelima. Bandung: Alfabeta. Sunarto. 2006. Prinsip-prinsip Pemasaran. Yogyakarta: AMUS dan UST Press Sunarya, Abas. 2010. Kewirausahaan. Yogyakarta: Andi Publisher.

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Publisher Tjiptono, Fandy. 2005. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Publisher


(6)

Umar, Husein. 2006. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsemen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Winardi. 2010. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenada Media.

Yoeti, H. Oka A. 2005. Pemasaran Pariwisata. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Yoeti, H. Oka A. 2007. Strategi Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

SKRIPSI

Hadyanto, Bayu Mulyono. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas

Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen. Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro. (diakses pada tanggal 10 Februari 2013).

Semuel, Hatare. 2009. Ekspektasi Pelanggan dan Aplikasi Bauran Pemasaran terhadap Loyalitas Toko Moderen dengan Kepuasan Pelanggan sebagai Intervering.

Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. (diakses pada tanggal 10

Februari 2013). Situs Website

www.medanku.com/draco-water-theme-park, (diakses pada tanggal 22 April 2013 pukul 15.00 WIB)

dracowaterpark.wordpress.com, (diakses pada tanggal 22 April 2013 pukul 15.00 WIB)