Kinerja Perusahaan Kajian Teoritis

2. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan yang tinggi menimbulkan semangat pemegang saham untuk meningkatkan kekayaan, dengan begitu permintaan terhadap saham akan meningkat. Harga saham yang lebih tinggi akan membuat nilai saham perusahaan meningkat. Brigham 2001 berpendapat bahwa nilai perusahaan sangat penting karena nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Fuad 2006 mengatakan bahwa bagi perusahaan yang menjual sahamnya ke masyarakat go public indikator nilai perusahaan adalah harga saham yang dijual-belikan di bursa efek. Pendapat ini didasarkan atas pemikiran bahwa peningkatan harga saham identik dengan peningkatan kemakmuran para pemegang saham, dan peningkatan harga saham identik dengan peningkatan nilai perusahaan. meskipun demikian, tidak berarti bahwa nilai perusahaan sama dengan harga saham. Nilai perusahaan sama dengan nilai saham yaitu jumlah lembar saham dikalikan dengan nilai pasar per lembar ditambah dengan nilai pasar utangnya. Tetapi bila besarnya nilai utang dipegang konstan, maka setiap peningkatan nilai saham dengan sendirinya akan meningkatkan nilai perusahaan. Dalam hal ini peningkatan nilai perusahaan identik dengan peningkatan harga saham. Menurut Andri dan Hanung 2007 dalam Retno 2012 nilai perusahaan adalah nilai jual perusahaan atau nilai tumbuh bagi pemegang saham, nilai perusahaan akan tumbuh dari harga pasar sahamnya. Sedang Rika dan Islanudin 2008 dalam Retno 2012 menyatakan bahwa nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar. Semakin tinggi harga saham berarti semakin bertambah kemakmuran pemegang saham. Blocher 2007 mengatakan bahwa konsep menambah nilai pemegang saham memerlukan interpretasi baru mengenai strategi manajemen dan rantai nilai. Peran strategi berjalan diatas kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur untuk mencapai keunggulan kompetitif, dan bertujuan untuk menambah nilai bagi pemegang saham. Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan Fama dan French, 1998 dalam Wijaya, 2010. Keputusan keuangan sendiri mencakup keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen. Kombinasi ketiganya akan memaksimalkan nilai perusahaan dan memakmurkan stakeholders . Penelitian yang dilakukan Eisenberg et al 1998 dalam Zulfikar 2006 menyebutkan bahwa nilai perusahaan akan naik jika perilaku manajemen tidak menghamburkan sumber daya perusahaan, baik dalam bentuk investasi yang tidak layak maupun dalam bentuk shirking, karena menurutnya antara pihak agent manajemen dan principal pemilik terdapat asimetris informasi yang harus ditekan atau diminimalisir. 3. Corporate Governance Tidak menutup kemungkinan dalam sebuah perusahaan terdapat dua atau lebih kepentingan yang berbeda, Seperti yang diungkapkan oleh Barley dan Means 1934 dalam Ifada 2011 adanya teori keagenan agency theory muncul ketika pengelolaan suatu perusahaan terpisah dari kepemilikannya. Dewan komisaris dan direksi yang berperan sebagai agen dalam hal ini diberi kewenangan untuk mengelola atas nama pemilik. Tidak menutup kemungkinan bahwa agen tersebut bertindak tidak untuk kepentingan perusahaan, maka disini Barley menjelaskan perlunya corporate governance, atau sering disebut sebagai tata kelola perusahaan yang baik, sehingga kepentingan pemilik atau agen akan dapat disejajarkan dengan kepentingan pemegang saham. Hal senada juga dikatakan oleh Brigham dan Houston 2001 bahwa potensi konflik antar agent dan principal besar kemungkinanya terjadi karena perbedaan kepentingan tersebut. Mekanisme corporate governance yang baik akan memberikan perlindungan kepada pemegang saham dan direktur untuk memperoleh kembali atas investasi dengan wajar, tepat dan seefisien mungkin, serta memastikan bahwa manajemen bertindak sebaik yang dapat dilakukan untuk kepentingan perusahaan. Contoh dari Good Corporate Governance adalah adanya pemisahan yang tegas antara fungsi dalam organisasi top management dengan personil yang mengisi fungsi-fungsi tersebut, seperti pemegang saham terpisah dari komisaris dan pemegang direksi Samsul, 2006. Menurut menteri koordinator bidang perekonomian Indonesia, DR. Boediono, corporate governance adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. Corporate governance berkaitan erat dengan kepercayan baik terhadap perusahaan yang melaksanakan maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Samsul 2006 mengatakan para investor berkepentingan mengetahui tingkat Good Corporate Governance yang telah dilaksanakan oleh setiap emiten. Emiten yang profesional cenderung memisahkan pemegang saham, komisaris dan direksi. Sedangkan akuntan publik bertugas untuk menginformasikan realisasi dari Good Corporate Governance , semisal pemisahan fungsi dan personel antara pemegang saham, komisaris, direksi dalam laporan hasil audit atau setidaknya informasi pelaksanaan peratuaran bursa efek tentang keberadaan dan kinerja para komisaris independen, direksi independen dan komisaris audit sebagai pelaksana pasal 68 ayat 1 UUPM nomer 8 tahun 1995. Good Corporate Governance adalah sistem dan struktur untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham stakeholders value serta mengalokasikan berbagai pihak yang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Kap, Proporsi Komisaris Independen, Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuranperusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 69 100

Pengaruh Firm Size, Leverage, Return On Investment (Roi) Free Cash Flow (Fcf), Dividend Payout Ratio (Dpr),Dan Price Earning Ratio (Per) Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufakturyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 60 114

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103

Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 7 92

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), KOMISARIS INDEPENDEN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KUALITAS LABA : Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 57