kepemilikan institusional, maka semakin tinggi pula tingkat pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan.
Pengawasan yang ketat tentu akan mengurangi masalah penyimpangan yang ada sehingga pada akhirnya nilai sebuah perusahaan akan
meningkat. Melalui
mekanisme kepemilikan
institusional, efektivitas
pengelolaan sumber daya perusahaan oleh manajemen dapat diketahui dari informasi yang dihasilkan melalui reaksi pasar atas pengumuman
laba. Kepemilikan institusional sendiri memiliki kewenangan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara
efektif, sehingga mengurangi tindakan manajemen melakukan manajemen laba. kepemilikan intitusional sendiri dapat diukur dengan
menggunakan indikator persentase jumlah saham yang dimiliki pihak institusional dari seluruh jumlah saham perusahaan.
Penelitian sebelumnya, Rajgopal dan Venkatachalam 1998 dan Gibon Setyo B.Budiono 2005, juga sependapat bahwa kepemilikan
institusional dapat menekan kecenderungan manajemen untuk memanfaatkan
discretionary
dalam laporan keuangan sehingga memberikan kualitas laba yang dilaporkan.
Jensen’s dalam Tumirin 2007 juga sependapat bahwa
outside directore
memberikan insentif yang lebih baik untuk memonitor manajemen lebih dekat. Sehingga
pada akhirnya nilai perusahaan akan semakin meningkat dikarenakan manajemen yang lebih baik.
3. Pengaruh
Investment Opportunity Set
IOS terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Wahyudi dan Pawestri 2006 dalam Wijaya 2010 mengatakan bahwa nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator
nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. oleh karena itu, nilai perusahaan salah satunya ditentukan oleh
keputusan investasi. Kombinasi aktiva yang dimiliki dan opsi investasi dimasa yang akan datang yang diukur dengan
investment opportunity set
IOS akan menunjukkan nilai suatu perusahaan Pagalung, 2003. Myers 1977 dalam Wijaya 2011 memperkenalkan IOS pada
studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi. IOS memberikan petunjuk yang lebih luas dengan nilai perusahaan
tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga prospek perusahaan dapat ditaksir dari Investment Opportunity
Set IOS. IOS didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki
assets in place
dan pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan
net present value
positif. Hasil penelitian Smith dan Watts 1992 dalam Jati 2005
menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki level IOS tinggi cenderung membagi dividen lebih rendah dibanding dengan perusahaan
yang memiliki level IOS rendah. Hal ini didasari pemikiran sebagai berikut, semakin besar jumlah investasi dalam satu periode akuntansi
tertentu, semakin kecil dividen yang dibayarkan, karena perusahaan yang memiliki level IOS tinggi diidentifikasikan sebagai perusahaan
yang
free cash flow-
nya rendah Jensen, 1986 dalam Smith dan Watts, 1992 dalam Jati, 2005.
Menurut Hartanto 1999 dalam Jati 2005 Peningkatan dividen dapat menjadi berita buruk karena diduga perusahaan telah mengurangi
rencana investasinya. Keputusan investasi melalui
divestment
berpengaruh terhadap nilai perusahaan di Afrika Selatan Wright dan Ferris, 1997. Hasnawati 2005 menemukan bahwa keputusan investasi
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sebesar 12,25, sedangkan sisanya sebesar 87,75 dipengaruhi oleh faktor lain seperti
keputusan pendanaan, kebijakan dividen, faktor eksternal perusahaan seperti: tingkat inflasi, kurs mata uang, pertumbuhan ekonomi, politik,
dan psychology pasar. Wahyudi dan Pawestri 2006 dalam Wijaya 2010 menemukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
4. Pengaruh
Return on Investment
terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Riyanto 2001
Return on Investment
adalah
net earning power ratio
.
Return on Investment
adalah kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan bersih. Selain itu,
Return on Investment
didefinisikan oleh Syamsuddin 1992 sebagai pengukuran kemampuan perusahaan secara