Objek Penelitian METODE PENELITIAN

atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal Ghozali, 2011. Tahap awal dalam analisis faktor adalah menilai variabel mana saja yang layak dimasukkan dalam analisis sebelumnya. Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan semua variabel proksi IOS yang ada, kemudian semua variabel tersebut dimasukkan sejumlah pengujian. Uji kelayakan KMO and Batlett’s test harus dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui variabel-variabel tersebut dapat diprediksi dan dianalisis lebih lanjut atau tidak. Tabel 3. KMO and Bartletts Test a Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .512 Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square 42.017 Df 3 Sig. .000 Based on correlations Sumber: Lampiran hasil uji KMO and Bartletts Test a , halaman 126 Berdasarkan tabel 3, nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequancy MSA sebesar 0,512. Hal ini berarti variabel- variabel tersebut dapat diprediksi dan dianalisis lebih lanjut, karena nilai MSA lebih besar dari 0,5 dengan nilai signifikansi dari Bartlett’s Test of Sphericy sebesar 0,000 0,000 0,05 artinya memungkinkan untuk menganalisis variabel lebih lanjut. Tabel 4. Anti-image Matrices MTBVEQ MTBVAS PPEGT Anti-image Covariance MTBVEQ .644 .196 -.368 MTBVAS .196 .925 -.047 PPEGT -.368 -.047 .686 Anti-image Correlation MTBVEQ .508 a .255 -.554 MTBVAS .255 .545 a -.059 PPEGT -.554 -.059 .509 a a. Measures of Sampling Adequacy MSA Sumber: Lampiran Anti-image Matrices , halaman 126 Pengujian yang dilakukan selanjutnya adalah dengan melihat tabel Anti-image Matrices di atas, berdasarkan tabel 4 tersebut khususnya pada angka korelasi variabel yang bertanda a arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah, dapat dilihat bahwa variabel tersebut memiliki Measures of Sampling Adequacy MSA di atas 0,5 yang berarti variabel-variabel tersebut masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. Selanjutnya adalah melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Proses ekstraksi ini menggunakan Principal Component Analysis. Tabel 5. Communalities Raw Rescaled Initial Extraction Initial Extraction MTBVEQ .794 .101 1.000 .127 MTBVAS 2.883 2.857 1.000 .991 PPEGT .053 .001 1.000 .024 Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber: Uji communalities, halaman 126 Berdasarkan Tabel 5, nilai communalities menunjukkan sumbangan efektif tiap item terhadap faktor yang terbentuk . . Variabel MTBVEQ memiliki angka communalities sebesar 0,101. Hal ini berarti 10,1 varians dari variabel MTBVEQ dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel MTBVAS memiliki nilai communalities sebesar 2,857, variabel PPEGT sebesar 0,001. Semakin besar sebuah variabel berarti semakin erat hubungannnya dengan faktor yang membentuk. Tahap selanjutnya yang harus dilakukan dalam analisis faktor adalah mereduksi ketiga variabel tersebut menjadi satu faktor atau lebih yang layak untuk mewakili ketiga variabel IOS tersebut. Tabel 6. Total Variance Explained Compo nent Initial Eigenvalues a Extraction Sums of Squared Loadings Total of Variance Cumulative Total of Variance Cumulative Raw 1 2.960 79.349 79.349 2.960 79.349 79.349 2 .735 19.704 99.053 3 .035 .947 100.000 Resca led 1 2.960 79.349 79.349 1.142 38.076 38.076 2 .735 19.704 99.053 3 .035 .947 100.000 Extraction Method: Principal Component Analysis.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Kap, Proporsi Komisaris Independen, Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuranperusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 69 100

Pengaruh Firm Size, Leverage, Return On Investment (Roi) Free Cash Flow (Fcf), Dividend Payout Ratio (Dpr),Dan Price Earning Ratio (Per) Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufakturyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 60 114

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103

Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 7 92

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), KOMISARIS INDEPENDEN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KUALITAS LABA : Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 57