Tolak Ukur Keberhasilan Panti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pembinaan yang diterapkan di panti yaitu pembinaan mental, sosial, ketrampilan, dan jasmani. 2. Metode pembinaan yang diterapkan yaitu bimbingan sosial perorangan, bimbingan sosial kelompok, dan bimbingan sosial masyarakat. 3. Faktor pendorong pembinaan meliputi: a panti telah memiliki struktur organisasi yang tertata rapi dengan orang-orang yang kompeten di bidangnya, b pengelola dan pekerja sosial memiliki kreatifitas dan inovasi untuk menyelenggarakan kegiatan pembinaan, c klien antusias mengikuti pembinaan, d Sarana prasarana sudah tersedia lengkap, f masyarakat sekitar mendukung kegiatan yang diselenggarakan panti. Faktor penghambat pembinaan meliputi: 1 Kurangnya tenaga pelatih sehingga proses kegiatan kurang berjalan maksimal, 2 Klien memiliki latar belakang dan karakteristik yang berbeda-beda sehingga pelatih harus tetap sabar, tidak putus asa, dan tidak cepat marah. 4. Upaya untuk mengatasi hambatannya yaitu dengan peningkatan kualitas tenaga pelatih dengan mengadakan pendidikan atau pembinaan terhadap pelatih yang belum berkualitas dan Pekerja sosial dan pelatih berusaha sabar, telaten, dan terus menerus mempelajari perbedaan karakteristik klien. 70

B. Saran

1. Bagi pengelola dan pekerja sosial Panti Karya Kota Yogyakarta Pengelola dan pekerja sosial hendaknya selalu berinovatif dan mengembangkan pembinaan dan pelatihan serta mengupayakan kehadiran pelatih agar semua materi yang telah disusun dapat disampaikan. Kurang keberhasilannya program panti disebabkan oleh permasalahan kekurangan tenaga pelatih. Untuk penyelesaian masalahnya adalah dengan menjalin kerja sama dengan lembaga sosial dan lembaga lain yang bisa menunjang kegiatan panti. Perlu adanya pemantauan untuk gelandangan yang telah dinyatakan lulus dan belum memperoleh pekerjaan. 2. Bagi Pelatih Pelatih hendaknya mengembangkan bentuk pembinaan ketrampilan yang sudah dilaksanakan selama ini sehingga bisa selalu berkembang dari waktu ke waktu. Perlu adanya kesepakatan dan kerja sama yang baik antara warga binaan dan pelatih demi tercapainya tujuan. 3. Bagi klien gelandangan Bagi klien yang sudah dinyatakan lulus dari pembinaan dan sudah keluar dari Panti Karya hendaknya lebih menjalin komunikasi yang aktif dengan Panti Karya Kota Yogyakarta. 71 DAFTAR PUSTAKA Ali. 1990. Gelandangan dan Penanganan. Jakarta: Grasindo. Ara. 1998. Kemandirian. Jakarta: Grasindo. Badan Pusat Statistik 2009. Data Gelandangan di Yogyakarta. Yogyakarta: BPS. Barker, R. 1999. The Social Work Dictionary. Washington. NASW Press. Bernadib. 2008. Perilaku Kemandirian. Bandung: PT. Persada Rosda Karya. Endang Poerwanti. 2000. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Perilaku. Malang: FKIP UMM. Enno. 2010. Masalah Gelandangan di Kota. http:h41zone.blogspot.com, Diakses pada tanggal 9 Februari 2010. Gulo W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Grasindo. Hasan Shadily. 1992. Ensiklopedia Indonesia. Jakarta: PT. Ishtiar Baru Van Houve. Jon Muttolib dan Sudjarwo. 1986. Gelandangan di Kancah Reformasi. LP3ES. Kartini Kartono. 2005. Solusi Berbagai Masalah Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Lexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Persada Rosda Karya. Mangun Hardjono. 1996. Pembinaan Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius. Muslimin. 2002. Metode Penelitian di Bidang Sosial. Malang: Baya Media dan UMM press. Parsudi Suparlan. 1984. Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Dinas Sosial. 2010. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Panti Karya. Yogyakarta: Kanisius. Poerwadarminta. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 72 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1980 tentang Penanganan Gelandangan. Yogyakarta. Sarlito W. Sarwono. 2006. Masalah Sosial dan Penanganannya. Bandung: PT Persada Rosda Karya Soedjono 1989. Gelandangan di Kancah Reformasi. LP3ES. Sri Mulyani. 1998. Skripsi Pola Pembinaan Tuna Wisma dan Fakir Miskin Dalam Upaya Mempersiapkan Kemandirian di Panti Rehabilitasi Sosial di Prembun Kebumen Jawa Tengah. UNY:tidak diterbitkan. Stein Book. 2004. Kemandirian. Jakarta: Rajawali. Sudjana 1992. Pathologi Sosial. Bandung: Alumni. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta _____. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sopariah Sadli. 1996. Perilaku Gelandangan dan Penanggulangan. Jakarta: LP3ES. Suparti. 1999. Skripsi Pembinaan Anak Jalanan dalam Upaya Rehabilitasi Sosial di Panti Karya Remaja Sewon Bantul. UNY: tidak diterbitkan. Suroto. 2004. Pembinaan Gelandangan dan Pengemis di Yogyakarta. Yogyakarta: Kanisius. Suryati Sidharto. 1992. Kemandirian dalam Hubungan dengan Modernitas Mahasiswa PGSD di Jateng dan DIY. Laporan Penelitian FIP IKIP. Susanto. 2009. Masalah Gepeng dan Anak Jalanan. http:id.wikipedia.org, Diakses pada tanggal 5 Maret 2010. Sugiyono. 2007. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Rajawali. Syaiful Djamaran dan Aswan Zin. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Tatang M. Amirin. 2000. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali. Wahyuni Handayani. 1999. Skripsi Pendidikan Sistem Panti Dalam Membentuk Kemandirian Bagi Penyandang Cacat Netra Di Panti Sosial Bina Netra Sadewa Yogyakarta. UNY: tidak diterbitkan. 73