Letak Panti Karya Kota Yogyakarta Latar Belakang Panti Karya Kota Yogayakarta
Di sebalah utara kantor ada ruangan untuk gelandangan dan tuna wisma melakukan kegiatan pendidikan ketrampilan untuk selanjutnya
gelandangan dan tuan wisma disebut dengan istilah klien. Di sebelah timur ruangan ketrampilan terdapat Mushola dan kamar-kamar klien.
Sedangkan di sebelah timur kamar klien terdapat tanah kosong yang cukup luas, disitu para klien memanfaatkan untuk mengendorkan otot-otot
dengan bermain tenis meja ping-pong setelah latihan kerja. Bangunan panti ini sangatlah bagus dan bersih karena bangunan
panti ini baru saja selesai dibangun kembali setelah ada insiden gempa bumi yang merobohkan semua bangunan lama panti. Di sebelah timur dari
lapangan tenis meja terdapat ruang masak bagi tukang masak. Di dalam ruangan tersebut terdapat TV berwarna dan segala peralatan masak.
Keseluruhan bangunan
yang penuh
dengan kamar-kamar
memberikan rasa nyaman dan tenang, walaupun kesan kesunyian yang ditimbulkan oleh klien tidak ada karena bunyi-bunyian yang terdengar saat
mereka latihan kerja. Seiring dengan bunyi-bunyian pukulan palu, gergaji dan tatah sayup-
sayup terdengar lagu-lagu dangdut yang merupakan musik kesukaan mereka. Suasana kekeluargaan juga sangat nampak mewarnai kehidupan
sehari-hari para klien, misalkan saling membantu saat membersihkan ruangan setelah mereka selesai kegiatan. Juga klien yang sudah menguasai
ketrampilan juga ikut membimbing klien yang belum bisa. 42
Untuk memelihara kenyamanan para klien di dalam panti, kebersihan lingkungan perlu diperhatikan. Untuk memelihara lingkungan
dari pihak panti tidak menyiapkan secara khusus tetapi kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama warga panti. Para klien
diberi jadwal piket untuk melakukan tugas kebersihan tersebut. a.
Keadaan Pekerja Sosial Panti Karya Kota Yogyakarta dipimpin oleh Bapak Heri
Supriyanto, S.Sos. Selain memimpin panti beliau juga mengurus segala persoalan yang ada hubungannya dengan panti, mengkoordinir jalannya
kegiatan panti karya, pengawasan serta pengarahan. Untuk
memperlancar tugas sehari-hari, beliau dibantu oleh empat pekerja sosial, dengan pembagian tugas sebagai berikut :
Satu orang bagian urusan rumah tangga, perlengkapan satu orang bagian urusan tata usaha, satu orang bagian keuangan, satu orang
bagian urusan identifikasi asrama, dan bagian lain-lain. Para pekerja sosial adalah pegawai negeri dan wiyata bakti. Mereka
tidak tinggal di panti, tetapi mereka selalu siap sedia dalam membantu kesulitan klien setiap saat dengan cara dibagi dalam piket harian per
minggu mereka mendapat giliran sekali dalam melaksanakan piket tersebut. Jadi jika ada klien yang memerlukan bantuan, mereka selalu
siap dalam melaksanakan tugas. 43