Keabsahan Data PEMBINAAN GELANDANGAN DAN TUNA WISMA DALAM MEMPERSIAPKAN KEMANDIRIAN DI PANTI KARYA KOTA YOGYAKARTA.

dengan latar belakang masalah yang dimiliki oleh penyandang masalah sosial tersebut. Panti penampungan ini sebagai instansi yang berada dibawah Pemerintah Propinsi, tetapi karena suatu hal Panti Penampungan ini diserahkan kepada Pemerintah Kota kemudian nama panti tersebut diubah menjadi panti karya pada tahun 2001. Selanjutnya Panti karya ini bertujuan untuk membina gelandangan agar dapat hidup wajar dan dapat kembali dalam masyarakat, serta dapat mentaati norma-norma yang berlaku di masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan panti adalah memberi pembinaan mental, kepribadian, sikap atau moral, dan latihan-latihan ketrampilan kerja agar mereka mempunyai kepercayaan diri untuk kembali ke tengah-tengah masyarakat serta dapat hidup normal seperti anggota masyarakat yang lain.

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki meliputi: a. Sarana Gedung 1 Ruang asrama meliputi : 23 kamar klien dan 4 kamar untuk pekerja sosial 2 Ruang gudang 3 Ruang makan 4 Ruang masak 5 Aula serba guna 6 Ruang Peribadatan 40 7 Ruang kantor 8 3 sumur, 6 kamar mandi dan wc b. Sarana Pembinaan 1 Dua buah kolam ikan untuk kegiatan perikanan. 2 Fasilitas alat pertukangan dan alat ukir. 3 Fasilitas olah raga, seperti 1 meja tenis dan 4 papan catur. c. Sarana Umum 1 Meja Kursi 16 set 2 TV 4 buah 3 Komputer 3 set 4 Lemari es 2 buah 5 Kompor 1 set 6 Lemari 7 buah

4. Keadaan dan Suasana Panti Karya Kota Yogyakarta

Suasana tenang akan terasa ketika kita memasuki halaman gedung yang ditumbuhi beberapa pohon bunga dan buah-buahan. Di sepanjang halaman kantor dan aula berjajar pot-pot yang ditanami tanaman hias yang terawat dengan baik. Di bagian depan terdapat ruang tamu yang bersebelahan dengan ruang kepala panti yang disitu terdapat perpustakaan dengan berbagai macam buku-buku sosial dan beberapa hasil penelitian. Di sebelah utara ada ruang kantor untuk lima orang pekerja sosial bekerja. 41 Di sebalah utara kantor ada ruangan untuk gelandangan dan tuna wisma melakukan kegiatan pendidikan ketrampilan untuk selanjutnya gelandangan dan tuan wisma disebut dengan istilah klien. Di sebelah timur ruangan ketrampilan terdapat Mushola dan kamar-kamar klien. Sedangkan di sebelah timur kamar klien terdapat tanah kosong yang cukup luas, disitu para klien memanfaatkan untuk mengendorkan otot-otot dengan bermain tenis meja ping-pong setelah latihan kerja. Bangunan panti ini sangatlah bagus dan bersih karena bangunan panti ini baru saja selesai dibangun kembali setelah ada insiden gempa bumi yang merobohkan semua bangunan lama panti. Di sebelah timur dari lapangan tenis meja terdapat ruang masak bagi tukang masak. Di dalam ruangan tersebut terdapat TV berwarna dan segala peralatan masak. Keseluruhan bangunan yang penuh dengan kamar-kamar memberikan rasa nyaman dan tenang, walaupun kesan kesunyian yang ditimbulkan oleh klien tidak ada karena bunyi-bunyian yang terdengar saat mereka latihan kerja. Seiring dengan bunyi-bunyian pukulan palu, gergaji dan tatah sayup- sayup terdengar lagu-lagu dangdut yang merupakan musik kesukaan mereka. Suasana kekeluargaan juga sangat nampak mewarnai kehidupan sehari-hari para klien, misalkan saling membantu saat membersihkan ruangan setelah mereka selesai kegiatan. Juga klien yang sudah menguasai ketrampilan juga ikut membimbing klien yang belum bisa. 42