Idhiophone bernada Bentuk penyajian

24 atau digantung dengan ukuran-ukuran menurut kebutuhan Banoe, 1984:86. Menurut Lysloff dalam Yulistio 2011:26 bahwa Calung diperkirakan muncul pertama kali pada awal abad 20, telah dianggap semacam gamelanuntuk orang miskin, pernah berhubungan erat dengan lengger wanita atau laki-laki yang berpakaian wanita yang berkeliling dan menyanyi sambil menari, dengan iringan yang dimainkan oleh para musisi laki-laki. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa calung adalah alat musik perkusi bernada yang sumber bunyinya berasal dari alat musik itu sendiri dan dibunyikan dengan cara dipukul. Calung diperkirakan muncul pertama kali pada abad 20 dan dapat disusun dengan berbagai posisi, berjajar keatas dengan satu pemukul, mendatar seperti gambang dengan dua pemukul atau digantung dengan ukuran menurut kebutuhan. b. Idhiophone tak bernada 1 Tambourin Tambourin adalah istilah untuk alat perkusi kecil yang dilengkapi dengan giring- giring Prier, 2011:212. Tambourin adalah alat musik berbentuk lingkaran sabuk yang berisikan pasangan simbal- simbal mini yang akan saling bersentuhan apabila digerak- gerakkan Banoe, 1984:116. Berdasarkan 25 pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tambourin adalah alat musik perkusi tak bernada yang sumber bunyinya dari alat musik itu sendiri, berbentuk lingkaran sabuk yang berisikan pasangan simbal- simbal kecil dan dimainkan dengan cara dipukul atau digoyangkan. Gambar IV : Tambourin Sumber: Banoe, 1984: 116 2 Cymbal Gambar V : Cymbal Sumber: Aldiano, 2005: 5 Menurut Aldiano 2005:5 bahwa cymbal merupakan bagian terpenting dalam drum. Cymbal terbuat dari bahan 26 kuningan yang kualitas kekuatannya sudah terjamin dan suara yang dihasilkan sangat cocok untuk didunakan dalam bermain drum. Fungsi cymbal untuk membuat ritme dan sebagai aksentuasi yaitu sebagai pembatas pada saat perpindahan tema lagu Sungkar, 2006:16. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa cymbal adalah alat musik perkusi tak bernada yang sumber bunyinya berasal dari alat musik itu sendiri dan terbuat dari bahan kuningan. Cymbal merupakan bagian terpenting dalam drum yang berfungsi untuk membuat ritme dan sebagai aksentuasi sebagai pembatas pada saat perpindahan. c. Membranophone 1 Bedug Gambar VI : Bedug Sumber: Rastavara, 2013: 1 Bedug adalah nama gendang besar dalam gamelan, biasanya dipakai sebagai sarana komunikasi dalam masjid Prier, 27 2011:17. Bedug walaupun alat musik pukul, tetapi tidak termasuk idhiophone, sebab sumber bunyinya adalah tegangan membran kulit. Oleh karena itu alat musik sejenisnya disebut atau digolongkan dalam membranophone Banoe, 1984:88. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bedug adalah alat perkusi yg sumber bunyinya berasal dari membran, dibunyikan dengan cara dipukul dan biasanya dipakai sebagai sarana komunikasi di masjid memanggil adzan. 2 Snare drum Gambar VII : Snare drum Sumber: Aldiano, 2005: 7 Snare drum merupakan bagian utama pada drum yang sering dimainkan. Posisinya paling dekat dengan pemain, diameternya biasanya berukuran 13- 14 inci Aldiano, 2005:5. Fungsi utama dari snare drum adalah sebagai komponen utama dalam membentuk ritme. Untuk ritme yang paling dasar biasanya ketukan snare drum pada hitungan ke- 2 dan ke- 4 Sungkar, 2006:12. 28 Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa snare drum adalah alat musik perkusi yang sumber bunyinya berasal dari membran yang bergetar dan dibunyikan dengan cara dipukul. Snare drum merupakan bagian utama dari drum yang sering dibunyikan biasanya berukuran 13-14 inci dan berfungsi sebagai komponen utama dalam membentuk ritme. 3 Tom-Tom Gambar VIII : Tom-Tom Sumber: Aldiano, 2005: 6 Tom-tom merupakan salah satu bagian utama dari drum yang berbentuk seperti gendang. Tom-tom terdiri dari berbagaimacamukuran, diameternya mulai dari ukuran 6-12 inci. Biasanya yang kecildisebut dengan small tom-tom yang paling besar disebut large tomtomfloor tom-tom. Tom-tom memiliki dua selaput gendang Aldiano, 2005:5. Pada prinsipnya tom- 29 tomberfungsi untuk membuat variasi ketukan yang akrab dengan istilah “fill” atau “fill in” atau “roffle”. Biasanya tom- tom digunakan untuk improvisasi solo atau bahkan digunakan untuk rhythm Sungkar, 2016:10. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tom- tom adalah alat musik perkusi yang sumber bunyinya berasal dari membran yang bergetar dan dibunyikan dengan cara dipukul. Tom-tom merupakan salah satu bagian utama dari drum yangberbentuk seperti gendang dengan dua selaput, danterdiri dari berbagaimacamukuran, diameternya mulai dari ukuran 6-12 inci. Biasanya yang kecildisebut dengan small tom-tom yang paling besar disebut large tomtomfloor tom-tom. Tom-tom berfungsi untuk membuat variasi ketukan yang akrab dengan istilah “fill” atau “fill in” atau “roffle” dapatdigunakan untuk improvisasi solo.

B. Penelitian yang relevan

Dina Krisnaning Tyas dalam penelitiannya pada tahun 2007 dengan judul“ organologi dan aransemen kelompok musik Asmon di Purbalingga kulon, Banyumas, Jawa tengah”. Pokok bahasan pada kesenian kelompok Asmon memilikikesamaan dengan kesenian yang akan diteliti, adapun kesamaannya terletak pada jenis alat musik yang digunakan serta pembahasan 30 mengenai aransemen, sehingga hasil dari penelitian ini dapat menjadi acuan penulis dalam mengkaji aransemen dan penyajian musik Angklung New Banesa Malioboro lebih dalam. Desy larasati dalam penelitiannya pada tahun 2010 dengan judul “Struktur dan Komposisi musik tradisional Kentongan di Kabupaten Banyumas”. Penelitian ini membahas tentang struktur dan komposisi musik tradisional kentongan di Kabupaten Banyumas. Pokok bahasan pada kesenian musik tradisional kentongan memiliki kesamaan dengan kesenian yang akan diteliti, adapun kesamaannya terletak pada jenis alat musik yang digunakan.hasil dari penelitian ini dapat menjadi acuan penulis dalam mengkaji aransemen dan penyajian musik angklung New Banesa di Malioboro lebih dalam. 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan penelitian

Untuk mendapatkan pemahaman yang sesungguhnya tentang aransemen dan bentuk penyajian musik angklung New Banesa di Malioboro Yogyakarta, maka dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam melakukan penelitian, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengamati secara langsung pertunjukan musik angklung New Banesa serta berdialog dengan nara sumber penelitian. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan nara sumber penelitian, video, foto dan segala hal yang mengacu pada aransemen dan bentuk penyajian musik angklung New Banesa di Malioboro Yogyakarta. Alasan digunakan metode tersebut untuk memaparkan penjelasan tentang aransemen dan bentuk penyajian musik angklung New Banesa meliputi wujud musik angklung New Banesa, unsur-unsur musik dalam pertunjukan musik angklung New Banesa yang berkaitan dengan aransemen, tata panggung, tempat pertunjukan, waktu, persiapan pementasan dan instrumen musik yang digunakan serta peran media tampilan dalam kesenian tersebut. 32

B. Tahapan penelitian

Pada saat penelitian terdapat tahapan- tahapan yang perlu dilakukan dan menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian, sehingga hal tersebut memberikan gambaran tentang keseluruhan rancangan penelitiaan. Tahapan dalam penelitian kualitatif memiliki salah satu ciri pokok yaitu peneliti berperan sebagai alat penelitian. Adapun tahapan penelitian terdiri dari tahap pra-lapangan dan tahap pekerjaan lapangan. 1. Tahap Pra-lapangan Pada tahap ini peneliti mengurus perizinan penelitian.Adapun tahapan untuk mengurus surat perizinan dimulai dari dikeluarkannya surat izin penelitian oleh pihak Universitas Negeri Yogyakarta, fakultas bahasa dan seni dengan menyertakan proposal penelitian. Surat izin tersebut ditujukan kepada kepala dinas perizinan kota Yogyakarta. Selanjutnya dikeluarkan kembali surat izin penelitian dari dinas perizinan kota Yogyakarta yang ditujukan kepada pemimpin kelompok New Banesa. Kegiatan selanjutnya adalah peneliti menjajaki dan menilai lapangan, dimana peneliti melihat kondisi dan pengenalan lingkungan obyek penelitian. Selanjutnya menyiapkan perlengkapan penelitian meliputi pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi dan perlengkapan penelitian seperti buku catatan, alat tulis dan kamera digital. Terakhir adalah peneliti memilihdan memanfaatkan sumber 33 informan yang diwawancarai berkaitan dengan musik angklung New Banesa. Adapun informan yang dijadikan narasumber dalam penelitian ini seperti tokoh masyarakat, ketua, dan pemain musik angklung New Banesa. 2. Tahap pekerjaan lapangan Pada penelitian aransemen dan bentuk penyajian musik angklung New Banesa, peneliti memahami latar penelitian dan menyesuaikan waktu kapan saja peneliti melakukan observasi dengan menyaksikan secara langsung pertunjukan musik angklung New Banesa, setelah itu peneliti melakukan wawancara sambil mencatat data dengan nara sumber didepan hotel Mutiara Malioboro Yogyakarta. Selain mengumpulkan data melalui pengamatan dan wawancara kemudian dilanjutkan proses dokumentasi, mengumpulkan video dan foto terkait aransemen dan bentuk penyajian musik angklung New Banesa. Pekerjaan lapangan tersebut telah dilakukan oleh peneliti dari bulan Maret 2016 sampai dengan bulan April 2016. Setelah tahap ke dua selesai dilakukan, selanjutnya tahap yang dilakukan yaitu tahap analisis data. Peneliti memilih terlebih dulu data mana yang diperlukan dan yang tidak diperlukan dan kemudian dilakukan penyajian data serta penarikan kesimpulan.