Kecrekan Bedug Hasil Penelitian

70 Aransemen ditinjau dari unsur-unsur musik meliputi:

a. Melodi

Pada pertunjukan musik angklung New Banesa, peran melodi dimainkan oleh instrumen angklung. Peran angklung memainkan semua bagian lagu dari awal lagu hingga akhir lagu. Sesuai dengan pendapat Pra Budhidarma dalam Mahendra 2013: 12 bahwa unsur yang dapat diolah dalam aransemen adalah re-melodyzation yaitu perubahan nada dan penambahan nada pada melodi. Dalam pertunjukan angklung New Banesa, melodi yang dimainkan instrumen angklung terdapat unsur pengembangan melodi, seperti nada yang dimainkan instrumen angklung mengalami penambahan nada yang diligatura. Alasan adanya penambahan nada yang diligatura adalah agar lagu yang dibawakan terkesan ramai atau meriah. Ditinjau dari hasil aransemen melodi New Banesa yang telah dibandingkan dengan melodi aslinya atau versi aslinya, terlihat bahwa melodi yang diaransemen oleh kelompok New Banesa sangat sederhana, karena melodi hanya mengalami penambahan nada yang diligatura diakhir frase. Tetapi dengan aransemen melodi yang sederhana dapat membuat lagu terasa ringan dan mudah didengar oleh penonton. Terlepas dari kekompakan pemain New Banesa, terkadang pada saat pertunjukan permainan angklung tidak sempurna karena tedapat beberapa nada yang meleset atau terkesan meraba saat memainkan. 71

b. Ritmis

Sesuai dengan pendapat Pra Budhidarma dalam Mahendra 2013: 12 bahwa unsur yang dapat diolah dalam aransemen adalah re- rhythmization yaitu pengembangan pola ritme yang baru seperti syncopation. Dalam permainan musik angklung New Banesa juga terdapat pengembangan ritme seperti sengga’an peran tersebut dimainkan oleh tripuk, bedug dan kecrekan. Dalam pertunjukan New Banesa selain pengembangan pola ritmis yang berupa sengga’an atau syncopation, juga terdapat variasi ritmis seperti fill in atau biasa mereka sebut dengan ropelan yang dimainkan oleh tripuk di pertengahan lagu, hal tersebut sesui dengan pendapat Sungkar 2016: 10 bahwa pada prinsipnya tom- tom berfungsi untuk membuat variasi ketukan yang akrab dengan istilah “fill” atau “fill in” atau “roffle”. Biasanya tom- tom digunakan untuk improvisasi solo atau bahkan digunakan untuk rhythm. Ditinjau aransemennya, terlihat bahwa ritmis yang diaransemen oleh kelompok New Banesa sangat sederhana, karena modifikasi ritmis hanya berupa sengga’an diakhir frase yang memiliki nada panjang dan ropelan dipertengahan lagu. Tetapi dengan aransemen ritmis yang sederhana dapat membuat lagu terasa ringan dan mudah didengar oleh penonton. Adanya sengga’an dan ropelan membuat lagu yang mereka 72 bawakan terkesan meriah dan bersemangat, sehingga penonton lebih tertarik untuk menyaksikan pertunjukan

c. Harmoni

Sesuai dengan pendapat Pra Budhidarma dalam Mahendra 2013: 12 bahwa unsur yang dapat diolah dalam aransemen adalah re- harmonization yaitu kemungkinan latar harmoni yang lain. Dalam pertunjukan musik angklung terdapat empat buah kenthongan yang hanya memiliki dua nada membuat harmoni terkesan kurang harmonis, karena nada yang dimainkan sama dan berulang-ulang atau tidak bisa memainkan progesi akord. Karena kenthongan tidak bisa memainkan progresi akord sehingga memungkinkan terciptanya latar harmoni yang lain. Sedangkan hal yang menarik adalah pola ritme dalam permainan kenthongan bervariatif. Dengan adanya kekurangan dan kelebihan tersebut menjadi ciri khas dalam pertunjukan musik angklung New Banesa. Berdasarkan progresi akord yang dimainkan dapat dijelaskan bahwa progresi akord yang dimainkan New Banesa terdapat latar harmoni yang lain bila dibandingkan dengan progresi akord yang terdapat pada lagu asli. Akord C yang terdapat pada lagu asli berubah menjadi CF pada permainan New Banesa, akord Dm berubah menjadi DmF, akord G berubah menjadi GF, hal tersebut terjadi karena keterbatasan nada yang dimiliki kenthongan yaitu hanya nada F dan G sehingga membuat semua