13 Menurut Suharsimi Arikunto 2004: 13, “fungsi supervisi yaitu
pertama, fungsi meningkatkan mutu pembelajaran yang tertuju pada aspek akademik yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang memberikan
bantuan, bimbingan dan arahan kepada siswa”. Fokus yang menjadi perhatian utama supervisor adalah bagaimana perilaku siswa yang belajar,
dengan bantuan atau tanpa bantuan guru. Kedua, fungsi memicu unsur yaitu berfungsi sebagai alat penggerak terjadinya perubahan yang tertuju pada
unsur-unsur yang terkait dengan atau bahkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Ketiga, fungsi
membina dan memimpin, yaitu pelaksanaan supervisi pendidikan diarahkan kepada guru dan tenaga tata usaha. Sasaran utama adalah guru sehingga
apabila guru sudah meningkat maka akan ada dampaknya bagi siswa.
Pendapat lain tentang fungsi supervisi menurut Swearingen dalam Piet A. Sahertian 2000: 21, fungsi supervisi yaitu sebagai berikut:
a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah.
b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah.
c. Memperluas pengalaman guru-guru.
d. Menstimulasi usaha-usaha kreatif.
e. Memberikan fasilitas dan penilaian terus-memerus.
f. Menganalisis situasi belajar mengajar.
g. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan pada setiap anggota staf.
14 h.
Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintregasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan
mengajar guru.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa fungsi supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh supervisor
dalam rangka membina para guru agar kualitas proses pembelajaran dan hasilnya meningkat serta mengupayakan agar guru lebih meningkatkan
kinerja sehingga dapat menyesuaikan dengan tuntutan profesi yang ada. Dengan kata lain fungsi supervisi adalah mengupayakan pembinaan
kompetensi profesional bagi guru dalam menjalankan tugas mengajarnya.
4. Sasaran Supervisi Pendidikan
Dalam pelaksanaannya kegiatan supervisi diarahkan pada pembinaan dan pengembangan aspek-aspek yang berkaitan dengan proses
pembelajaran. Guru merupakan komponen yang terlibat langsung dan bertanggungjawab atas proses pembelajaran di kelas, sehingga yang menjadi
fokus atau sasaran utama supervisi adalah yang berkaitan dengan guru. Unsur-unsur yang ada dalam diri guru yang menjadi sasaran supervisi
dikemukakan oleh Syamsuar Muchtar 1987: 172, “bahwa yang menjadi ruang lingkup pembinaan supervisi meliputi kemampuan guru dalam
merencanakan proses pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai proses pembelajaran, melaksanakan tindak lanjut dari hasil pengamatan,
penilaian atau penelitian”.
15 Menurut Suharsimi Arikunto 2004: 33, salah satu komponen yang
menjadi sasaran supervisi adalah guru yang dibagi menjadi tiga tingkatan supervisi di sekolah. Pada tingkat supervisi akademik meliputi perhatian
siswa yang sibuk belajar, penampilan guru dalam menjelaskan materi pelajaran, ketrampilan guru dalam menggunakan alat peraga, ketelitian
guru dalam menilai hasil belajar siswa di kelas atau mengoreksi pekerjaan tes.
Pada tingkat supervisi administrasi yang menjadi sasaran supervisi
yaitu meliputi beban mengajar guru, persiapan mengajar atau satuan pelajaran, buku kumpulan soal, daftar nilai dan catatan profesi yang lain.
Pada tingkat supervisi sekolah yang menjadi sasaran supervisi meliputi banyaknya guru yang memiliki kewenangan mengajar mata pelajaran yang
sesuai, jumlah guru yang berlatar belakang pendidikan tinggi, jumlah piagam yang diperoleh guru serta syarat guru untuk mengikuti jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Menurut Olivia dalam Piet A. Sahertian 2000: 27, “yang menjadi
sasaran supervisi yaitu memperbaiki pengajaran, pengembangan kurikulum, dan pengembangan staf”. Pendapat tersebut kemudian diperjelas kearah
yang lebih spesifik bahwa sasaran atau objek supervisi yaitu perbaikan kurikulum, perbaikan proses pembelajaran, pengembangan staf, dan
pemeliharaan dan perawatan moral dan semangat kerja guru. Beberapa sasaran tersebut saling berkaitan satu sama lain misalnya dalam rangka
memperbaiki proses pembelajaran, maka perbaikan kurikulum dan peningkatan kompetensi atau kemampuan guru menjadi hal yang mutlak
untuk dilaksanakan.