Sasaran Supervisi Pendidikan Supervisi
17 yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Pendapat ini lebih
spesifik karena membatasi hanya pada mereka yang melakukan pembimbingan yang berhubungan dengan proses pembelajaran.
Dalam lingkup sekolah maka yang dapat dikatakan sebagai supervisor yaitu kepala sekolah. Karena kepala sekolah sebagai administrator terdepan
dan jelas berkaitan dengan guru khususnya dalam kegiatan proses pembelajaran. Selain itu wakil kepala sekolah, maupun kepala sumber
belajar juga bisa membimbing guru-guru lain untuk membantu peningkatan kompetensinya profesionalnya.
Made pidarta 1999: 65, “menambahkan bahwa yang bisa menjadi supervisor adalah sebagai berikut. aSupervisor dari Kantor Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi dan Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan masing-masing yang disebut sebagai pengawas
dan penilik sekolah. bPara kepala sekolah di sekolah masing-masing”.
Menurut Suharsimi Arikunto 2004: 3, konsep supervisi sebenarnya ada perbedaan yang cukup mendasar tentang pelaku supervisor, karena ada
pemahaman yang berbeda tentang konsep supervisi dengan pengawasan. Pelaku pengawasan dari dinas pendidikan juga dapat dikatakan sebagai
supervisor, hal ini mengingat bahwa pengertian tentang pengawasan dapat dikatakan sebagai supervisi. Akan tetapi dengan melihat bahwa konsep
supervisi merupakan bantuan kepada para guru dalam pembelajaran maka kepala sekolah dapat dikatakan sebagai supervisor karena kepala sekolah
18 lebih mengerti tentang bagaimana karakteristik, keseharian, hambatan-
hambatan yang dialami guru, sehingga lebih memungkinkan bagi kepala sekolah untuk melakukan kegiatan supervisi. Lebih lanjut menurut
Suharsimi Arikunto, 2004: 3, hal tersebut sudah diatur dalam PP. No. 29 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah yang menyebutkan bahwa pada
jenjang pendidikan menengah, selain pengawasan, kepala sekolah juga mendapat tugas sebagai supervisor yang diharapkan dapat setiap kali
berkunjung ke kelas dan mengamati guru yang sedang mengajar. Dengan demikian kepala sekolah dapat dikatakan sebagai supervisor.
Menurut Subiyanto 2001: 13, kegiatan supervisi bukan hanya merupakan tugas pekerjaan para instruktur maupun pengawas saja,
melainkan juga tugas dan pekerjaan kepala sekolah terhadap pegawai- pegawai sekolahnya. Pelaksanaan supervisi pendidikan tersebut erat
kaitannya dengan proses pembimbingan dan penyuluhan proses pembelajaran secara utuh yaitu persiapan mengajar, pelaksanaan dan
evaluasi kegiatan belajar mengajar.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan maka yang disebut sebagai supervisor adalah orang yang berperan langsung dalam hal
membina guru-guru khsusunya yang terkait dengan proses pembelajaran sehingga guru dapat menjalankan proses pembelajaran secara lebih efektif.
Dalam lingkup sekolah, maka kepala sekolah sebagai administrator terdepan yang juga orang yang memberikan pembinaan terhadap guru dapat disebut
19 sebagai supervisor. Adapun supervisor yang lain adalah pejabat sekolah
lainnya yang berperan terhadap pembinaan guru serta pejabat atau pengawas dari Dinas Pendidikan.