24 bermalas-malasan atau tidak mengerjakan tugasnya dengan baik,
sehingga diharapkan siswa tidak mengulanginya kembali. g.
Asesmen inovatif; Asesmen dapat dilakukan dengan penilaian oleh guru, penilaian dari
teman sebaya serta penilaian oleh siswa sendiri. Penilaian tersebut dilakukan agar siswa merasa termotivasi dan lebih bersemangat untuk
mengerjakannya dengan lebih baik lagi.
3. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut Han dan Bhattacharya dalam Warsono 2013:157 ada lima keuntungan dari implementasi pembelajaran berbasis proyek, yaitu:
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa;
b. Meningkatkan kecakapan siswa dalam pemecahan masalah;
c. Memperbaiki keterampilan menggunakan media pembelajaran;
d. Meningkatkan semangat dan keterampilan berkolaborasi;
e. Meningkatkan keterampilan dalam manajemen berbagai sumber daya.
Ngalimun 2014:191 berpendapat bahwa di dalam pembelajaran berbasis proyek, pebelajar menjadi terdorong lebih aktif, instruktur
berposisi di belakang dan pebelajar berinisiatif, instruktur memberi kemudahan dan mengevaluasi proyek baik kebermaknaannya maupun
penerapannya untuk kehidupan sehari-hari. Produk yang dibuat pebelajar selama proyek memberikan hasil yang secara otentik dapat diukur oleh
guru atau instruktur di dalam pembelajarannya. Oleh karena itu, guru atau instruktur tidak lebih aktif dan melatih secara langsung, akan tetapi
25 instruktur menjadi pendamping, fasilitator, dan memahami pikiran
pebelajar. Keuntungan pembelajaran berbasis proyek menurut Moursand,
Bielefeldt, Underwood dalam Ngalimun 2014:197 adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan motivasi.
b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
c. Meningkatkan kolaborasi.
d. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.
Keuntungan pembelajaran berbasis proyek untuk memahami konsep konkret dan abstrak pada subjek tunarungu kelas II di penelitian ini
yaitu: a.
Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Karakteristik siswa tunarungu adalah mengoptimalkan indra penglihatan. Pada saat
melaksanakan pengamatan, siswa melihat, memperhatikan dan menyelidiki benda-benda di sekelilingnya. Siswa kritis dalam bertanya
tentang benda yang namanya belum diketahuinya. Siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa tekun
dalam membuat proyek hingga kelewat batas waktu, partisipasi dan keaktifan siswa meningkat.
b. Meningkatkan
kemampuan pemecahan
masalah. Siswa
mengembangkan kemampuan keterampilan kognitif untuk terlibat di dalam tugas-tugas yang diberikan.
26 c.
Meningkatkan kolaborasi. Siswa melakukan kerja kelompok atau diskusi
dalam melakukan
pengamatan dan
mengeksplorasi lingkungan. Siswa mengembangkan dan mempraktekkan keterampilan
dalam berkomunikasi dan informasi. Siswa dapat bertukar informasi yang didapatkannya dengan teman sebaya untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik. d.
Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Siswa bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa dapat
terampil dalam mengelola sumber dengan cara mengalokasikan atau membagi waktu dalam mengerjakan proyek, mengumpulkan informasi
yang dibutuhkan dan mengelola hasil yang didapatkan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek