menyagkut kebaikan warga Negara. Kegiatan politik yang dilakukan oleh warga negara inilah yang disebut partisipasi politik.
Dalam melakukan kajian terhadap perilaku politik, kita dapat memilih tiga unit analisis, yaitu :
1. Aktor politik meliputi aktifitas politik dan individu warga negara
biasa 2.
Agregasi politik meliputi actor politik secara kolektif seperti partai politik birokrasi dan lembaga pemerintah
3. Tipografi kepribadian politik meliputi kepribadian pemimpin
suatu pemerintahan Ada tiga faktor yang mempengaruhi perilaku politik, yaitu :
1. Lingkungan sosial politik tak langsung system politik, ekonomi,
budaya dan media massa 2.
Lingkungan sosial politik langsung yang membentuk kepribadian aktor seperti keluarga, agama, sekolah dan lain-lain
I.5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Politik
Dalam masyarakat yang pluralis budayanya tinggi, seringkali terdapat kegiatan yang bervariasi dan tidak mustahil terdapat perbedaan dalam pelaksanaannya.
Untuk memahami perilaku politik diperlukan tinjauan dari sudut pandang yang multidimensi. Hal itu berarti bahwa latar belakang dan faktor yang mendorong
perilaku politik tidak bersifat determinan, tetapi bersifat memberikan pengaruh.
20
Untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku politik
masyarakat, pertama, perlu dipahami dalam konteks latar belakang historis.
Sikap dan perilaku politik masyarakat dipengaruhi oleh proses-proses dan peristiwa histories masa lalu. Hal ini disebabkan bahwa budaya politik tidak
20
Sudijono Sastroatmodjo, Op.Cit., hal. 12
Universitas Sumatera Utara
merupakan kenyataan yang statis dan tidak berkembang, tetapi justru sebaliknya merupakan sesuatu yang berubah dan berkembang sepanjang masa.
21
Ketiga, faktor budaya politik memiliki pengaruh dalam perilaku politik
masyarakat. Budaya politik suatu bangsa merupakan distribusi pola-pola orientasi khusus menuju tujuan politik diantara masyarakat bangsa itu, mencapai serta
memelihara stabilitas sistem politik. Berfungsinya budaya politik itu pada prinsipnya ditentukan oleh tingkat keserasian antara kebudayaan bangsa dan
struktur politiknya. Kemajuan budaya Indonesia mempengaruhi budaya budi bangsa. Berbagai budaya daerah pada masyarakat Indonesia berimplikasi pada
terciptanya sebuah bentuk perilaku politik dengan memahami budaya politik masyarakat yang dipandang penting untuk memahami perilaku politik. Sehingga
dapat diketahui bagaimana dan mengapa mereka melakukan sesuatu.
Kedua
, faktor kondisi geografis memberikan pengaruh dalam perilaku politik masyarakat sebagai kawasan geostrategis. Wilayah geografis yang strategis
merupakan pertimbangan strategis bagi dunia internasional untuk mengadakan kerja sama dan hubungan dalam berbagai kepentingan. Di pihak lain, faktor
kemajemukan budaya dan etnis merupakan hal yang rawan bagi terciptanya desintegrasi. Oleh karena itulah kondisi geografis merupakan pertimbangan yang
penting dan mempengaruhi perilaku politik seperti pembuatan peraturan, perencanaan kebijakan , pengambilan keputusan dan sebagainya. Kondisi ini juga
mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi politik masyarakat kesenjangan pemerataan pembangunan, kesenjangan informasi, komunikasi dan teknologi
mempengaruhi proses sosialisasi politik, pendidikan politik dan komunikasi politik masyarakat. Berdasarkan inilah aktor politik dituntut untuk
mempertimbangkan kondisi dan pengambilan keputusan.
22
21
Ibid., hal. 17
22
Ibid., hal. 20-21
Universitas Sumatera Utara
Keempat , perilaku politik masyarakat dipengaruhi oleh agama dan keyakinan.
Agama telah memberikan nilai etika dan moral politik yang memberikan pengaruh bagi masyarakat dalam perilaku politiknya. Keyakinan dan agama
merupakan pedoman dan acuan yang penuh dengan norma-norma dan kaidah yang dapat mendorong dan mengarahkan perilaku politik sesuai dengan agama
dan keyakinannya proses politik dan partisipasi warga negara paling tidak dapat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pemahaman agama seseorang.
23
Kepercayaan, ideologi dan mitos merupakan citra-citra kolektif dan ide yang bersifat elemen
spiritual dan psikologis.
24
Keyakinan mengacu kepada ideologi yaitu keyakinan yang lebih rasional dan ada yang bersifat irrasional atau mitos.
25
Ideologi merupakan keyakinan yang dirasionalisir dan disistematisir, yang mencerminkan
situasi masyarakat.
26
Mitos merupakan keyakinan yang kurang jelas, kurang rasional dan yang kurang teliti yang bersifat fabel tentang alam, dunia, manusia
dan masyarakat yang sudah diterima secara kuat. Pada abad 20, jurnalis perancis George Sorel mengembangkan suatu paham bahwa salah satu cara yang efektif
untuk mempengaruhi suatu komunitas adalah memberikan citracitra yang singkat dan tidak rumit tentang suatu masa depan yang fiktif yang mempolaisir emosi-
emosinya dan bergerak menuju aksi.
27
23
Ibid., h. 25
24
Maurice Duverger, Sosiologi Politik, Jakarta: Rajawali Press, 1982, h.147
25
Ibid., h. 148
26
Ibid., h.150
27
Ibid., h.154
Kelima, pendidikan dan komunikasi juga mempengaruhi perilaku politik
seseorang. Sistem politik yang cenderung sentralistis akan mempengaruhi perilaku politik seseorang dalam mengatasi dan mengakomodasi berbagai
kepentingan. Semakin tinggi pendidikan masyarakat maka semakin tinggi tingkat kesadaran politiknya, dan sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan maka
semakin rendah pula tingkat kesadaran politiknya. Komunikasi politik yang intens akan mempengaruhi perilaku politik seseorang dalam kegiatan politiknya.
Universitas Sumatera Utara
Keenam , faktor kepribadian seseorang juga mempengaruhi perilaku politik.
Perilaku politik itu bergantung pada sifat struktur kepribadian yang dimilikinya, apakah tergolong dalam fungsi penyesuaian diri atau dalam basis fungsional
eksternalisasi dan pertahanan diri.
Ketujuh , faktor lingkungan sosial politik. Faktor ini dapat mempengaruhi
aktor politik secara langsung seperti keadaan keluarga, cuaca, keadaan ruang, ancaman, suasana kelompok dan kehadiran orang lain. Lingkungan sosial politik
tersebut saling mempengaruhi dan berhubungan satu dengan yang lain dan bukannya sebagai faktor yang berdiri sendiri. Melalui proses, pengalaman,
sosialisasi dan sebgainya terbentuklah sikap dan perilaku politik seseorang.
28
Partisipasi politik adalah faktor yang menunjukkan apakah pemilihan umum ataupun pemilihan kepala daerah berlangsung dengan baik atau tidak.,
semakin tinggi tingkat partisipasi pemilih, maka tingkat keberhasilan pemilihan umum semakin baik. Dalam analisa politik modern, partisipasi politik merupakan
masalah yang penting dan banyak dipelajari terutama dalam hubungan dengan Selain faktor-faktor tersebut, kesadaran politik memusatkan kepada ideologi
dan bukan mitos rakyat dan ada lima faktor yang memainkan peranan penting untuk menentukan pilihan rakyat dan sikap rakyat, yaitu:
1. Standar hidup, kondisi gaji atau tidak didigaji, sense of social belonging, 2. Kelompok umur dan seks,
3. Tingkat pendidikan, 4. Agama, dan
5. Simpati terhadap partai politik.
I.5.3. Partisipasi Politik