81
6. Aspek Maintainability
Pengujian aspek maintainability dilakukan pada tahap alpha testing yang mengandung sub-karakteristik conciseness, consistency, instrumentation,
modularity, self-documentation dan simplicity. Pengujian aspek maintainability terkait usaha program untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan dilakukan
menggunakan kuisioner yang telah divalidasi oleh pakar rekayasa perangkat lunak. Software metrics are evaluated in a controlled, reliable, and repeatable by
third parties way” Lincke, 2007: 35.
7. Aspek Flexibility
Pengujian aspek flexibility dilakukan pada tahap alpha testing yang mengandung
sub-karakteristik conciseness,
consistency, expandability,
generality, modularity, self-documentation dan simplicity. Pengujian aspek flexibility menekankan pada pengujian modifikasi sebuah program dilakukan
menggunakan kuisioner yang telah divalidasi oleh pakar rekayasa perangkat lunak. Software metrics are evaluated in a controlled, reliable, and repeatable by
third parties way” Lincke, 2007: 35.
8. Aspek Testability
Pengujian aspek testability dilakukan pada tahap alpha testing yang mengandung sub-karakteristik auditability, instrumentation, modularity, self-
documentation dan simplicity. Pengujian aspek testability memastikan fungsi program berjalan sesuai pada perencanaan dilakukan menggunakan kuisioner
yang telah divalidasi oleh pakar rekayasa perangkat lunak. Software metrics are evaluated in a controlled, reliable, and repeatable by third parties way” Lincke,
2007: 35.
82
9. Aspek Reusability
Pengujian aspek reusability dilakukan pada tahap alpha testing yang mengandung sub-karakteristik generality, hardware independence, modularity,
self-documentation dan software system independence. Pengujian aspek reusability menekankan pengujian bagian program kode program dapat
digunakan kedalam lingkungan yang berbeda. Pengujian ini dilakukan menggunakan kuisioner yang telah divalidasi oleh pakar rekayasa perangkat
lunak. Software metrics are evaluated in a controlled, reliable, and repeatable by third parties way” Lincke, 2007: 35.
10. Aspek Interoperability