89
MN : Maintanability
FL : Flexibility
TS : Testability
RS : Reusability
IT : Interoperability
F. Teknik Analisis Data
Jenis data yang diperoleh dalam pengembangan ini adalah jenis data kuantitatif. Setelah dilakukan pengambilan data kemudian dilakukan analisis
data. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik analisa skala Likert. Analisa dengan pendekatan ini sesuai dengan pengukuran
yang digunakan pada angket yaitu skala Guttman dan Likert. Proses analisa ini digunakan untuk menghitung data variabel yang diujikan yaitu
McCall’s Quality Factor pada aspek correctness, reliability, efficiency, integrity, usability,
maintainability, flexibility, testability, reusability dan interoperability.
1. Analisis White Box Testing
Proses analisis pada aspek correctness dilakukan menggunakan metode pendekatan perhitungan jumlah error E per Kilo Line of Code KLOC menurut
model Waltson-Felix, Bailey-Basili, Boehm, dan Doty apabila ukuran KLOC 9. Jika jumlah error yang diperoleh dari kalkulasi KLOC berada pada rentang nilai
error pada Densitas Error yang sesuai, dapat disimpulkan bahwa perangkat lunak yang diuji memenuhi software quality dari aspek correctness.
Metode perhitungan Kilo Line of Code KLOC menurut Waltson-Felix, Bailey-Basili, Boehm, dan Doty adalah sebagai berikut:
90 Tabel 26. Ukuran Proyek dan Densitas Error Pressman, 2010: 709
Ukuran Proyek Densitas Error
Kurang dari 2K 0-25 Error per KLOC
2K-16K 0-40 Error per KLOC
16K-64K 0.5
– 50 Error per KLOC 64K-512K
2-7 Error per KLOC Lebih dari 512K
4-101 ror per KLOC Standar yang digunakan sebagai acuan adalah standar defects per KLOC
bahasa pemrograman Java yakni 61 defects per KLOC. Apabila aplikasi yang diuji mampu memenuhi standar pengujian 100 correctness berjalan dengan
baik dan nilai yang diperoleh kurang dari 61 61 dapat disimpulkan bahwa aplikasi yang diuji tersebut telah memenuhi aspek software quality ditinjau dari
aspek correctness.
2. Analisis Black Box Testing
Proses analisis pada pengujian black box dengan mekanisme pengujian fungsi perangkat lunak dengan teknik memberikan kondisi input sesuai dengan
alur dan reaksi perangkat lunak yang dikembangkan. Pendekatan yang dilakukan adalah meninjau kesalahan dengan kategori: 1 terdapat fungsi yang hilang, 2
kesalahan antarmuka, 3 kesalahan dalam struktur data dan eksternal database, 4 perilaku atau kinerja kesalahan, 5 inisialisasi dan kesalahan terminasi.
Pressman, 2010: 495
3. Analisis Alpha Testing
Proses analisis pada aspek reliability, efficiency, integrity, maintainability, flexibility, testability, reusability dan interoperability dilakukan menggunakan
analisis Likert. Berdasarkan hasil analisis instrumen nantinya akan didapatkan skor per instrumen kemudian nanti akan dihitung rata-rata dari instrument
dengan menggunakan rumus:
91 1 Rumus Perhitungan rata-rata instrumen :
=
Dimana : = Skor rata-rata
= Skor total item n = Jumlah Item
2 Rumus perhitungan persentase skor ditulis dengan rumus berikut : �
� =
� � �
� � �
� �ℎ 100
Setelah didapatkan hasil presentasi dari perhitungan sebelumnya, kemudian data dikonversi ke dalam pernyataan predikat. Untuk melakukan konversi dari
hasil perhitungan data ke dalam pernyataan predikat digunakan skala Likert. Konversi persentase ke pernyataan seperti dalam tabel seperti berikut Riduwan,
2011: 88; Aryoyudanta, 2012: Tabel 27. Interpretasi Persentase Likert
No Presentase
Interpretasi
1 0 - 20
Sangat Tidak Baik 2
21 - 40 Tidak Baik
3 41 - 60
Cukup Baik 4
61 - 80 Baik
5 81 - 100
Sangat Baik Supaya konversi persentase ke dalam bentuk pernyataan lebih sesuai
dengan penelitian yang dilakukan, maka skala konversi persentase di atas disesuaikan interpretasinya. Dari hasil perhitungan analisa data penelitian
nantinya akan didapat interpretasi kelayakan perangkat lunak yang dikembangkan dan diteliti. Hasil penelitian ini nantinya akan menentukan kualitas
perangkat lunak baik per-faktor kualitas maupun secara keseluruhan.
92
4. Analisis Beta Testing