73 yang ditentukan oleh pengguna software Agarwal, Tayal, Gupta, 2010: 4.
Dalam pengembangan perangkat lunak ini, jenis perangkat lunak yang digunakan adalah:
1 Windows 7 Ultimate. 2 Netbeans 7.0.1 For Windows.
3 SDK Software Development Kit. 4 JDK Java Development Kit.
5 Xampp-win 32-1.7.7-VC9. 6 SQLyog Ultimate v.10.00.
7 FileZila-3.6.02.
2. Desain Sistem Design
Setelah melewati tahap analisa kebutuhan, maka langkah selanjutnya adalah tahapan desain sistem. Pada tahapan ini dilakukan pemodelan sistem
sesuai dengan pemodelan pengembangan perangkat lunak berorientasi objek yaitu desain struktur program use case diagram, sequence diagram, class
diagram, dan database dan desain interface. Pemodelan pada pengembangan aplikasi menggunakan UML Unified Modelling Language sebagai modelnya.
Tujuan dari pemodelan sistem perangkat lunak nantinya akan mempermudah pengembang dalam proses pengkodean perangkat lunak yang dikembangkan.
3. Pengembangan
Proses pengembangan implementasi merupakan tahap mentranslasikan desain sistem ke dalam baris-baris program. Tahap pengembangan merupakan
tahap membuat aplikasi Simulasi Tes Berbasis Mobile Application dengan menerapkan desain yang sudah dihasilkan pada tahap sebelumnya. Desain
interface yang dirancang berdasarkan storyboard yang telah dihasilkan pada
74 tahap desain. Setelah itu, dilakukan proses pengodean dengan software
NetBeans IDE 7.0.1. Proses ini menerjemahkan logika-logika yang sesuai dengan skenario progam yang telah dirancang pada tahap desain sistem.
Apabila implementasi kode progam telah dilakukan, penulis melakukan uji coba apakah program dapat dijalankan dengan baik atau masih terdapat bug. Setelah
itu, proses yang terakhir adalah melakukan export project ke dalam bentuk file JAR Java Archive dan JAD Java Application Descriptor sehingga dapat
dijalankan pada platform Java Mobile.
4. Pengujian Evaluation
Tahapan akhir pada pengembangan perangkat lunak adalah pengolahan data dari hasil pengujian validasi yang dilakukan pada tahap implementasi. Pada
tahap ini penyimpulan dari hasil analsis data yang diperoleh akan menunjukan apakah produk yang dikembangkan termasuk dalam kategori layak untuk
digunakan. Pada penulis juga melakukan revisi produk ketika tingkat kualitas produk tidak memenuhi standar quality factor.
Proses pengujian dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut: a. White Box Testing
“White-box testing is testing that takes into account the internal mechanism of a system or component” IEEE, 1990. White box testing adalah metode
pengujian yang menitikberatkan pada pengujian struktur internal program pada pengembangan perangkat lunak. Pengujian black box dalam pengembangannya
dilakukan untuk meninjau aspek correctness berdasarkan analisis KLOC Kilo Lines Of Code Pressman, 2010: 709.
75 b. Black Box Testing
“Black-box testing, also called behavioral testing, focuses on the functional requirements of the software” Roger S Pressman, 2001: 459. Black box testing
adalah metode pengujian yang menitikberatkan pada skenario dan fungsi sebuah perangkat lunak dengan menemukan kesalahan.
c. Alpha testing Pengujian alpha testing dalam pengembangannya dilakukan oleh ahli
rekayasa perangkat lunak. Penilaian ditinjau dari segi indikator correctness untuk konten program, reliability, efficiency, integrity, maintainability, flexibility,
testability, reusability dan interoperability berdasarkan pedoman dari McCall’s
Quality Factors. Pengujian indikator dilakukan menggunakan handphone dari provider Nokia dengan emulator Nokia For Windows yang berbeda konfigurasi.
Ahli rekayasa perangkat lunak akan memverifikasi dan memvalidasi aplikasi yang sudah dibangun. Ahli rekayasa perangkat lunak menilai unjuk kerja dari aplikasi
Simulasi Tes Berbasis Mobile Application dan memberikan usulan terhadap aplikasi yang sudah dibangun. Tindak lanjut dari alpha testing ini adalah revisi
tahap awal untuk perangkat lunak Simulasi Tes Berbasis Mobile Application Menggunakan Bahasa Pemrograman Java Micro Edition, PHP dan MySQL.
d. Beta Testing Beta testing merupakan tahap akhir pengujian penyempurnaan aplikasi
Simulasi Tes yang dikembangkan. Pengujian ini dilakukan oleh pengguna akhir end-user menggunakan instrument berupa kuisioner dari J.R. Lewis untuk
mengukur aspek usability. Kuisioner J.R. Lewis telah dipublikasikan dalam paper IBM Computer Usability Satisfaction Questionnaires: Psychometric Evaluation
and Instructions for Use. Pengujian Usability atau pengujian tingkat kegunaan
76 sangat penting untuk menentukkan kualitas sebuah aplikasi mobile. Paper
tesebut telah dipubilkasikan dalam International Journal of Human Computer Interaction pada tahun 1993. Terdapat beberapa faktor yang dapat dinilai dari
tingkat kepuasan user ketika menggunakan sebuah aplikasi. Angket pengujian J.R. Lewis telah banyak digunakan sebagai instrumen penelitian terhadap faktor
kualitas usability.
C. Sumber Data 1. Subjek Penelitian