II.1.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Karyawan terhadap Organisasi
Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan memperkuat komitmen organisasi karyawan dalam mancapai
tujuan organisasi, diantaranya adalah penelitian Mowday dalam Greenberg Baron, 1995 mengelompokkan empat faktor besar yang mempengaruhi
komitmen organisasi, yaitu : a. Karakteristik personal, antara lain usia, lama kerja, tingkat pendidikan, jenis
kelamin, ras, dan beberapa faktor kepribadian lainnya. Secara umum, usia dan lama bekerja mempunyai hubungan positif dengan komitmen organisasi.
Sementara tingkat pendidikan mempunyai hubungan negatif dengan komitmen organisasi, meskipun hubungan ini tidak terlalu konstan. Wanita cenderung
memiliki komitmen organisasi yang lebih tinggi daripada pria. Beberapa karakteristik kepribadian lain seperti motivasi berprestasi dan perasaan kompeten
ditemukan berhubungan dengan komitmen organisasi. b. Karakteristik pekerjaan dan peran, antara lain kesempatan kerja, konflik peran
dan ambiguitas peran. Semakin besar kesempatan yang diperoleh dalam bekerja semakin banyak pengalaman yang diperolah yang pada akhirnya memperbesar
komitmen individu terhadap organisasi. Sedangkan konflik peran mempunyai hubungan yang negatif dengan komitmen terhadap organisasi, demikian halnya
dengan ambiguitas peran. c. Karakteristik struktural organisasi, antara lain ukuran organisasi, kesatuan,
luasnya kontrol dan sentralisasi otoritas.
d. Pengalaman kerja, antara lain ketergantungan pada organisasi, kepentingan personal pada perusahaan, sikap positif terhadap perusahaan, dan keterikatan
sosial individu dalam perusahaan. Semakin besar semua faktor tersebut semakin tinggi pula komitmen individu terhadap organisasi.
e. Dukungan organisasi ini didefinisikan sebagai sejauh mana pegawai mempersepsikan bahwa organisasi lembaga, atasan, dan rekan kerja memberi
dorongan, respek, menghargai kontribusi pegawai, dan memberi apresiasi bagi individu dalam pekerjaannya. Pack dan Soetjipto 2005 menyatakan bahwa
persepsi karyawan terhadap dukungan organisasi mempunyai hubungan yang positif komitmen organisasi. Hal ini berarti jika organisasi peduli dengan
keberadaan dan kesejahteraan personal karyawan dan juga menghargai kontribusi karyawan pada organisasi maka karyawan mau mengikatkan diri dan menjadi
bagian dari organisasi.
II.1.5. Teori Tentang Kinerja Karyawan II.1.5.1. Defenisi Kinerja Karyawan
Secara sederhana kinerja dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh seorang karyawan selama periode waktu tertentu pada bidang pekerjaan tertentu.
Seorang karyawan memiliki kinerja yang tinggi dan baik dapat menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk
dapat memiliki kinerja yang tinggi dan baik, seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaanya harus memiliki keahlian dan ketrampilan yang sesuai
dengan pekerjaan yang dimilikinya.
Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara 2000: 67 bahwa “Kinerja karyawan prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Pengertian kinerja adalah hasil dari prestasi kerja yang telah dicapai seorang karyawan sesuai dengan fungsi tugasnya pada periode tertentu Bernadin
Russell, 1993 : 379. Menurut Robbins 1996:75 kinerja karyawan dapat dilihat dalam tiga
kriteria, yaitu: Pertama adalah hasil tugas-tugas individual. Menilai hasil tugas karyawan dapat
dilakukan pada suatu badan usaha yang sudah menetapkan standar kinerja sesuai dengan jenis pekerjaan, yang dinilai berdasarkan periode waktu tertentu. Bila
karyawan dapat mencapai standar yang ditentukan berarti hasil tugasnya baik. Kedua adalah perilaku, perusahaan tentunya terdiri dari banyak karyawan baik
bawahan maupun atasan dan dapat dikatakan suatu kelompok kerja yang mempunyai perilaku masing-masing berbeda, karena itu seornag karyawan
dituntut untuk memiliki perilaku yang baik dan benar sesuai pekerjaan masing- masing. Ketiga adalah ciri atau sifat, ini merupakan bagian terlemah dari kriteria
kinerja yang ada. Ciri atau sifat karyawan pada umumnya berlangsung lama dan tetap sepanjang waktu, tetapi adanya perubahan-perubahan dan campur tangan
dari pihak luar seperti diadakannya pelatihan akan mempengaruhi kinerja dalam beberapa hal.