Sejarah Pasar Tradisional Meranti Baru Pengertian dan Dasar Hukum Perjanjian Jual Beli Kios Pasar Tradisional

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI KIOS PASAR TRADISIONAL MERANTI BARU

A. Sejarah Pasar Tradisional Meranti Baru

Pasar Tradisional Meranti Baru berada di Jalan Muhamad Idris Gang Kondak, Kelurahan Sei Putih II, Kecamatan Medan Petisah yang merupakan pindahan dari Pasar Tradisional Mranti Lama yang berada Jalan Meranti. Pada tanggal 06 Februari 2010 diresmikan oleh PJ Walikota Medan H. Rahudman Harahap. Peresmian dengan penandatanganan prasasti. Kepala Pasar Tradisional Meranti bernama Syamsul Bahri Matondang. Pemindahan Pasar Tradisional Meranti Lama ke Pasar Tradisional Baru dikarenakan pemerintah ingin memperlebar jalan yang ada di jalan Gatot Subroto. Sekitar 100 kios dan stand yang dibangun diatas tanah pasar tersebut dengan ukuran kios 6 M2 enam meter persegi dan stand berukuran 80 cm. Sebanyak 276 pedagang Pasar Tradisional Meranti Lama di relokasikan ke Pasar Tradisional Meranti Baru pada akhir tahun 2009. Pasar Tradisional merupakan pasar yang memiliki banyak keunggulan yang tidak dapat terpisahkan dari kegiatan masyarakat. Dengan diresmikannya Pasar Tradisional Meranti Baru ini diharapkan bisa menjadi tulang punggung masyarakat dalam membantu meningkatkan pendapatan. 85

B. Pengertian dan Dasar Hukum Perjanjian Jual Beli Kios Pasar Tradisional

Meranti Baru 85 http:pelita.or.idbaca.php?id=88603, diakses 6 Maret 2015. Universitas Sumatera Utara Dalam suatu masyarakat, dimana sudah ada peredaran uang berupa mata uang sebagai alat pembayaran yang sah, perjanjian jual beli merupakan suatu perjanjian yang paling lazim diadakan para anggota masyarakat. Wujud dari perjanjian jual beli ialah rangkaian hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari kedua belah pihak, yang saling berjanji, yaitu penjual dan pembeli. Hukum menegaskan bilamana dianggap terjadi suatu jual beli dan bilamana tujuan jual beli yaitu pemindahan hak milik. Bagian hukum yang mengatur hal jual beli ini masuk bagian hukum perjanjian yang diartikan sebagai suatu perhubungan hukum mengenai harta benda kekayaan-kekayaan antara dua pihak, dimana satu pihak berjanji akan melakukan sesuatu hal atau akan tidak melakukan sesuatu hal, sedangkan pihak lain berhak menuntut pelaksanaan. 86 Jual beli merupakan suatu perjanjian timbal balik dimana pihak yang satu si penjual berjanji untuk menyerahkan hak milik atau suatu barang, sedang pihak yang lainnya si pembeli berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut. Jual beli termasuk, dalam kelompok perjanjian bernama, artinya undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan pengaturan secara khusus terhadap perjanjian ini. Pengaturan perjanjian bernama dapat diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata maupun Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. 87 Perjanjian jual beli diatur dalam Pasal 1457 sampai Pasal 1540 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Menurut Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Kontrak timbal balik merupakan perjanjian yang dilakukan para pihak menimbulkan hak dan kewajiban-kewajiban pokok. 86 Wirjono Prodjodikoro2, Hukum Perdata Tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu, Jakarta: Sumur Bandung, 1981, hal. 17. 87 R. Subekti2, Op.Cit., hal.1. Universitas Sumatera Utara Perdata, jual beli adalah suatu persetujuan yang mengikat pihak penjual berjanji menyerahkan suatu barang atau benda dan pihak lain yang bertindak sebagai pembeli mengikat diri berjanji untuk membayar harga. Pemindahan hak milik baru akan terjadi, apabila barangnya sudah diserahkan ke tangan si pembeli. Jadi selama penyerahan itu belum terjadi maka hak milik atas barang itu tetap berada di tangan si penjual. Ini ditegaskan dalam pasal 1459 Kitab undang-Undang Hukum Perdata . 88 Selama penyerahan barang itu belum terjadi, maka belum ada jual beli dan pada hakekatnya belum ada pengikatan apa-apa dari kedua belah pihak . 89 2. Kewajiban pihak pembeli membayar harga barang yang dibeli kepada penjual . Dari pengertiaan yang diberikan Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, persetujuan jual beli sekaligus membebankan dan kewajiban yaitu: 1. Kewajiban pihak penjual menyerahkan barang yang dijual kepada pembeli. 90 Menurut Salim H.S, perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian yang dibuat antara pihak penjual dan pihak pembeli. Di dalam perjanjian itu pihak penjual berkewajiban untuk menyerahkan objek jual beli kepada pembeli yang berhak menerima objek tersebut. 91 Pengertian jual beli dalam hukum adat sesuai dengan cara berpikir orang-orang Unsur yang terkandung dalam defenisi tersebut adalah: a. Adanya subjek hukum yaitu penjual dan pembeli. b. Adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli tentang barang dan harga. c. Adanya hak dan kewajiban yang timbul antara para pihak penjual dan pembeli. 88 Wirjono Prodjodikoro, Op.Cit., hal. 18. 89 Ibid., hal. 19. 90

M. Yahya Harahap, Op.Cit., hal. 181.