Dalam pelaksanaan perjanjian jual beli dilakukan dengan cara penyerahan. Syarat-syarat penyerahan barang atau levering adalah sebagai berikut:
1. Harus ada perjanjian yang bersifat kebendaan.
2. Harus ada alas hak titel, dalam hal ini ada 2 teori yang sering digunakan yaitu
teori kausal dan teori abstrak. 3.
Dilakukan orang yang berwenang menguasai benda. 4.
Penyerahan harus nyata feitelijk. Dalam suatu perjanjian, pihak-pihak telah menetapkan apa yang telah
disepakati. Apabila yang telah disepakati itu sudah jelas menurut kata-katanya, sehingga tidak mungkin menimbulkan keraguan-keraguan lagi, tidak diperkenankan memberikan
pengertian lain. Dengan kata lain tidak boleh ditafsirkan lain Pasal 1342 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
D. Lahirnya dan Berakhirnya Perjanjian
Untuk mengetahui apakah suatu perjanjian telah lahir dan bagaimana perjanjian tersebut lahir, apakah kesepakatan telah tercapai. Sesuai dengan ketentuan Pasal 1233
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, perjanjian timbul karena:
63
1. Persetujuan
2. Dari Undang-Undang.
Perjanjian yang lahir dari persetujuan dapat kita lihat dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yaitu suatu tindakan atau perbuatan seseorang atau lebih
yang mengikatkan diri kepada seseorang lain atau lebih. Tindakan atau perbuatan yang
63
M.Yahya Harahap, Op.Cit., hal 23.
Universitas Sumatera Utara
menciptakan persetujuan, berisi pernyataan kehendak antara para pihak. Tindakan yang dimaksud dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata adalah tindakan atau
perbuatan hukum. Sebab tidak semua tindakan atau perbuatan mempunyai akibat hukum. Hanya tindakan hukum sajalah yang dapat menimbulkan akibat hukum. Penyesuaian
kehendak atau pernyataan kehendak dapat dinyatakan dalam lisan, tulisan atau surat dan lain lain. Namun tidak selamanya pernyataan kehendak seseorang itu berwujud
persetujuan yang mengikat sebagaimana yang dikehendaki Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Hanya pernyataan kehendak yang menimbulkan
kewajiban hukum saja yang melahirkan kontrak atau persetujuan. Mengenai perjanjian yang lahir dari undang-undang diatur dalam Pasal 1352
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yaitu semata mata dari undang-undang dan dari undang-undang sebagai akibat perbuatan manusia. Perjanjian yang lahir dari
undang-undang sebagai akibat perbuatan manusia. Perjanjian yang lahir dari undang-undang sebagai akibat perbuatan manusia.
Sebagaimana diketahui, hukum perjanjian dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menganut asas konsensualisme. Artinya ialah hukum perjanjian dari Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata itu menganut suatu asas bahwa untuk melahirkan perjanjian cukup dengan sepakat saja dan bahwa perjanjian itu sudah dilahirkan pada saat
atau detik tercapainya konsensus sebagaimana yang dimaksud diatas. Pada detik tersebut perjanjian sudah jadi dan mengikat, bukannya pada detik-detik lain yang terkemudian
atau yang sebelumnya.
64
Kesepakatan berarti persesuaian kehendak, namun kehendak atau keinginan yang disimpan di dalam hati, tidak mungkin diketahui pihak lain dan karenanya tidak
64
R. Subekti2, Op.Cit., hal. 3.
Universitas Sumatera Utara
mungkin melahirkan sepakat yang diperlukan untuk melahirkan perjanjian. Menyatakan kehendak ini tidak terbatas pada mengucapkan perkataan-perkataan, ia dapat dicapai pula
dengan memberikan tanda-tanda apa saja yang dapat mengartikan kehendak baik oleh pihak yang mengambil prakarsa yaitu pihak yang menawarkan maupun pihak yang
menerima penawaran tersebut.
65
Sama halnya dengan perjanjian jual beli. Jual beli dianggap sudah berlangsung antara pihak penjual dan pembeli, apabila mereka telah menyetujui dan bersepakat
tentang keadaan benda dan harga barang tersebut, sekalipun barangnya belum diserahkan dan harganya belum dibayarkan, seperti yang ditegaskan dalam Pasal 1458 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi jual beli sudah terjadi antara kedua belah pihak seketika setelah mereka mencapai kata sepakat tentang barang dan harga meskipun
barang belum diserahkan dan harga belum dibayar.
66
Jual beli tiada lain dari persesuaian kehendak antara penjual dan pembeli mengenai barang dan harga.
67
Dalam suatu perjanjian ada lahirnya suatu perjanjian dan perjanjian juga dapat Barang dan hargalah yang menjadi essensilia perjanjian
jual beli. Sebaliknya, jika barang objek jual beli tidak dibayar dengan suatu harga jual beli dianggap tidak ada.
Dalam hal perjanjian jual beli biasanya kata sepakat pihak penjual maupun pihak pembeli. Dengan demikian yang akan menjadi alat pengukur tentang tercapainya
persesuaian kehendak tersebut adalah persyaratan-persyaratan yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak. Dan apabila timbul perselisihan tentang apakah terdapat konsensus
atau tidak maka hakim atau pengadilanlah yang menetapkannya.
65
Ibid., hal. 6.
66
Ibid., hal. 2.
67
M.Yahya Harahap, Op.Cit., hal. 181.
Universitas Sumatera Utara
berakhir. Berakhirnya kontrak merupakan selesai atau hapusnya sebuah kontrak yang dibuat antara dua pihak, yaitu kreditur dengan debitur tentang suatu hal. Mengenai
berakhirnya suatu perjanjian diatur dalam Bab XII Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Penagturan mengenai hal ini perlu bagi kedua belah pihak, baik untuk
menentukan sikap selanjutnya maupun untuk memperjelas sampai dimana batas perjanjian tersebut. Ada pun cara-cara penghapusan perjanjian telah diatur dalam Pasal
1381 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Didalam Pasal 1381 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata disebutkan
beberapa cara hapusnya suatu perjanjian yaitu: a. Pembayaran
Ditinjau dari segi yuridis bahwa pembayaran tidak selalu diartikan dalam bentuk penyerahan uang semata, tetapi terpenuhinya sejumlah prestasi yang diperjanjikan
juga memenuhi unsur pembayaran.
68
Bisa saja dengan pemenuhan jasa atau pembayaran dengan bentuk tidak berwujud atau yang
immaterial. Pembayaran prestasi dapat dilakukan dengan melakukan sesuatu.
69
Pemenuhan prestasi dalam suatu perjanjian sepaturnya
dilaksanakan sesuai dengan hal yang telah diperjanjikan termasuk waktu yang diperjanjikan. Penawaran dan penerimaan
pemenuhan prestasi sebelum waktunya dapat menjadi sebab berakhirnya perjanjian.
70
b. Penawaran tunai disertai dengan penitipan Dalam Pasal 1517
menyatakan bahwa jika sipembeli tidak membayar harga pembelian sipenjual dapat menuntut pembatalan pembelian.
Pemenuhan prestasi dalam suatu perjanjian sepatutnya dilaksanakan sesuai hal yang
68
http:muhamadsubrata.blogspot.com, diakses 18 Februari 2015.
69
M.yahya Harahap, Op.Cit., hal.107.
70
http:muhamadsubrata.blogspot.com, diakses 18 Februari 2015.
Universitas Sumatera Utara
diperjanjikan termasuk waktu pemenuhannya, namun tidak jarang prestasi tersebut dapat dipenuhi sebelum waktu yang diperjanjikan. Penawaran dan penerimaan
pemenuhan prestasi sebelum waktunya dapat menjadi sebab berakhirnya suatu
perjanjian.
71
c. Perjumpaan hutang kompensasi Perjumpaan utang diatur pada Pasal 1425 sampai 1435 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata. Yang diartikan dengan kompensasi adalah penghapusan masing-masing utang dengan jalan saling memperhitungkan utang yang
sudah dapat ditagih antar kreditur dan debitur.
72
Perjumpaan hutang terjadi karena antara
kreditur dan debitur saling mengutang terhadap yang lain, sehingga utang keduanya dianggap terbayar oleh piutang mereka
masing-masing.
73
d. Percampuran hutang Konfusio Percampuran utang konfusio terjadi akibat keadaan bersatunya kedudukan debitur
dan kreditur pada diri seseorang dengan bersatunya kedudukan debitur dan kreditur pada diri seseorang dengan sendirinya menurut hukum sudah terjadi percampuran
hutang, dan dengan sendirinya pula semua tagihan menjadi terhapus seperti pada Pasal 1436 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Atau bisa terjadi akibat dari hibah wasiat
maupun karena persetujuan jual beli antara seorang ahli waris dengan pewaris, dengan meninggalnya si pewaris, maka jual beli dengan sendirinya bersatu pada diri ahli
waris.
74
71
http:
Berubahnya kedudukan para pihak atas suatu objek perjanjian juga dapat menyebabkan terjadinya percampuran utang yang mengakhiri perjanjian. Pada keadaan
andinurdiansah.blogspot.com, diakses 16 Februari 2015.
72
Salim H. S,
Op.Cit., hal. 170.
73
http:andinurdiansah.blogspot.com, diakses 16 Februari 2015.
74
M. Yahya Harahap, Op.Cit., hal. 157.
Universitas Sumatera Utara
perjanjian dengan jaminan, hapusnya perjanjian karena percampuran hutang, menyebabkan gugurnya jaminan ini diatur dalam Pasal 1437 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata yang berbunyi “Percampuran hutang konfusio yang terjadi pada pribadi debitur utama, berlaku juga terhadap para penjamin”.
75
e. Pembebasan hutang Pembebasan utang diatur dalam Pasal 1438 sampai 1443 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
76
f. Musnahnya benda yang terhutang Sesuai dengan ketentuan Pasal 1438 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata yang mengatakan pembebasan atau penghapusan hutang tidak boleh diduga-duga tapi harus dibuktikan. Pembebasan utang dapat terjadi karena adanya
kerelaan pihak kreditur untuk membebaskan debitur dari kewajiban membayar
utang, sehingga dengan terbebasnya debitur dari kewajiban pemenuhan utang,
maka hal yang disepakati dalam perjanjian sebagai syarat sahnya perjanjian dan
dengan demikan berakhirlah perjanjian.
Musnahnya barang yang diperjanjikan juga menyebabkan tidak terpenuhinya syarat perjanjian karena barang sebagai hal objek yang
diperjanjikan tidak ada sehingga berimplikasi pada berakhirnya perjanjian
yang mengaturnya. Apabila benda yang menjadi objek dari suatu perikatan musnah, tidak dapat lagi diperdagangkan atau
hilang, maka berarti telah terjadi suatu keadaan memaksa, sehingga undang-undang perlu mengadakan
pengaturan tentang akibat-akibat dari perikatan tersebut. Menurut Pasal
1444 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, maka untuk perikatan sepihak dalam keadaan yang demikian itu, hapuslah perikatannya asal barang itu
75
Ibid., hal. 159.
76
Salim H. S, Op.Cit., hal. 172.
Universitas Sumatera Utara
musnah atau hilang di luar salahnya debitur, dan sebelum ia lalai menyerahkannya.
77
g. Kebatalan atau pembatalan Kebatalan kontrak diatur dalam Pasal 1446 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
sampai dengan Pasal 1456 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Ada tiga penyebab timbulnya pembatalan kontrak, yaitu:
78
2 Tidak mengindahkan bentuk perjanjian yang disyaratkan dalam
undang-undang. 1 Adanya perjanjian yang dibuat oleh orang-orang yang belum dewasa dan
dibawah pengampuan.
3 Adanya cacat kehendak yang merupakan kekurangan dalam kehendak orang
atau orang-orang yang melakukan perbuatan yang menghalangi terjadinya persesuaian kehendak dari pihak dalam perjanjian.
Kebatalan atau pembatalan tidak terpenuhinya syarat sahnya suatu perjanjian dapat mengakibatkan perjanjian berakhir tata cara pembatalan yang disepakati dalam
perjanjian tidak memenuhi syarat kecakapan hukum. h. Berlakunya syarat batal
Berlaku suatu syarat batal diatur dalam Pasal 1265 Kitab Undang-Undang Hukum perdata. Syarat batal adalah suatu syarat yang bila dipenuhi akan menghapuskan
perjanjian dan membawa segala sesuatu pada keadaan semula, seolah-olah tidak
ada suatu perjanjian Pasal 1265 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Biasanya
77
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001, hal. 145.
78
Ibid., hal. 172.
Universitas Sumatera Utara
syarat batal berlaku pada perjanjian timbal balik, seperti perjanjian jual beli.
79
Pasal 1266 dan pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata secara khusus memberikan pengaturan tentang syarat yang membatalkan perjanjian timbal balik.
Undang-Undang tersebut menentukan bahwa syarat yang membatalkan perjanjian timbal balik, adalah kalau salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya ingkar
janji.
80
Setiap kontrak yang dibuat oleh para pihak, baik kontrak yang dibuat melalui akta dibawah tangan maupun yang dibuat oleh atau di muka pejabat yang berwenang telah
ditentukan secara tegas jangka waktu dan tanggal berakhirnya kontrak tersebut. Penentuan jangka waktu dan tanggal berakhirnya kontrak yang dimaksudkan bahwa
salah satu pihak tidak perlu memberitahukan tentang berakhirnya kontrak tersebut, namun para pihak telah mengetahuinya masing-masing. Penentu jangka waktu
tanggal berakhirnya kontrak adalah didasarkan pada kemauan dan kesepakaatan. Disamping itu, dalam praktik dikenal pula cara berakhirnya perjanjian kontrak,
yaitu: 1. Jangka waktu berakhir
81
Pada dasarnya objek perjanjian adalah sama dengan prestasi. Prestasi terdiri dari melakukan sesuatu, berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu. Didalam perjanjian
timbal balik seperti jual beli, sewa menyewa, tukar menukar, dan lain-lain telah ditentukan objek perjanjiannya dengan telah dilaksanakan objek perjanjian antara
2. Dilaksanakan objek perjanjian
79
Ibid., hal. 175.
80
Mariam Darus Badrulzaman, Op.Cit., hal. 43.
81
Salim H. S,
Op.Cit., hal. 175.
Universitas Sumatera Utara
penjual dan pembeli telah berakhir, baik secara diam-diam maupun secara tegas.
82
Pada dasarnya kontrak harus dilaksanakan oleh para pihak berdasarkan itikad baik namun dalam kenyataannya sering sekali salah satu pihak tidak melaksanakan
substansi kontrak, walaupun mereka telah diberikan somasi sebanyak tiga kali berturut-turut. Karena salah satu pihak lalai melaksanakan prestasinya maka pihak
yang lainnya dengan sangat terpaksa memutuskan kontrak itu secara sepihak. 3. Kesepakatan kedua belah pihak
Kesepakatan kedua belah pihak merupakan salah satu cara berakhirnya kontrak, dimana kedua belah pihak telah sepakat untuk menghentikan kontrak yang telah
ditutup antara keduanya. Motivasi mereka untuk menyepakati berakhirnya suatu kontrak didasarkan pada nilai-nilai kemanusian dan ada juga yang menyepakatinya
didasarkan bisnis. 4. Pemutusan kontrak secara sepihak oleh salah satu pihak
83
Apabila penyelesaian sengketa di luar pengadilan seperti negoisasi, mediasi, koalisasi dan penilaian para ahli belum juga jalan untuk menyelesaikan masalah diantara para
pihak maka para pihak terutama pihak yang dirugikan dalam pelaksanaan kontrak dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri
di tempat kontrak atau objek berada.
5. Adanya pemutusan pengadilan
84
82
Ibid., hal. 176-177.
83
Ibid., hal. 178.
84
Ibid., hal. 181.
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI KIOS
PASAR TRADISIONAL MERANTI BARU
A. Sejarah Pasar Tradisional Meranti Baru