Subjek dan Objek Perjanjian Jual Beli Kios Pasar Tradisional Meranti Baru

Penyerahan benda bergerak dilakukan dengan penyerahan nyata dan kunci atas benda tersebut . 2. Piutang atas nama dan benda tidak bertubuh Penyerahan akan piutang atas nama dan benda tidak bertubuh lainnya dilakukan dengan sebuah akta autentik atau akta dibawah tangan. 3. Benda tidak bergerak Untuk benda tidak bergerak, penyerahannya dilakukan dengan pengumuman akan akta yang bersangkutan, di Kantor Penyimpan Hipotek. Mengenai sifat dari perjanjian jual beli, menurut para ahli Hukum Belanda, perjanjian jual beli hanya mempunyai sifat obligator, atau bersifat mengikat para pihak. 96

C. Subjek dan Objek Perjanjian Jual Beli Kios Pasar Tradisional Meranti Baru

Jual beli yang bersifat obligator dalam Pasal 1459 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menerangkan bahwa hak milik atas barang yang dijual belum akan berpindah tangan kepada pembeli selama belum diadakan penyerahan yuridis menurut Pasal 612, 613, 616 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Dari sifat obligator tersebut dalam perjanjian jual beli, dapat dijabarkan menjadi beberapa hal yang pada intinya juga termasuk dalam sifat obligator tersebut. Hal ini dapat dilihat dari objeknya, harga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian jual beli dan yang terakhir adalah hak dan kewajiban para pihak. Perjanjian jual beli merupakan perbuatan hukum. Subjek dari perbuatan hukum adalah subjek hukum. Subjek Hukum terdiri dari manusia dan badan hukum. Perjanjian 96 Wiyono Prodjodikoro, Op.Cit, hal. 13. Universitas Sumatera Utara timbul karena adanya kata sepakat antara dua orang atau lebih Oleh sebab itu, pada dasarnya semua orang atau badan hukum dapat menjadi subjek dalam perjanjian jual beli itu yaitu penjual dan pembeli, dengan syarat yang bersangkutan telah dewasa dan atau sudah menikah. Masing-masing orang tersebut menduduki tempat yang berbeda. Satu orang menjadi kreditur, dan seorang lagi sebagai pihak debitur. Dengan demikian subjek dalam perjanjian jual beli kios Pasar Tradisional Meranti Baru adalah Tiurma Tampubolon sebagai penjual dan Bernika Sitorus sebagai pembeli. Dimana pihak penjual berkewajiban menyerahkan satu unit kios dan berhak menerima harga dari suatu kios dan pihak pembeli berkewajiban membayar harga kios dan berhak untuk menerima barang yang telah dibeli. Para pihak dalam perjanjian tersebut sudah memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku, hal ini dapat dilihat bahwa para pihak telah dewasa dan atau sudah menikah. Namun secara yurudis ada beberapa orang yang tidak diperkenankan untuk melakukan perjanjian jual beli, sebagaimana dikemukakan sebagai berikut: 1. Jual beli suami istri. Pertimbangan hukum tidak diperkenankannya jual beli antara suami istri adalah karena sejak terjadinya perkawinan, maka sejak saat itulah terjadi percampuran harta, yang disebut harta bersama, kecuali ada perjanjian kawin. Namun, ketentuan itu ada pengecualiannya, yaitu: a. Jika seorang suami atau istri menyerahkan benda-benda kepada istri atau kepada suaminya, dari siapa oleh pengadilan telah dipisahkan untuk memenuhi apa yang menjadi hak suami atau istri menurut hukum. b. Jika penyerahannya dilakukan oleh seorang suami kepada istrinya, juga dari Universitas Sumatera Utara siapa ia dipisahkan berdasarkan pada suatu alasan yang sah, misalnya mengembalikan benda-benda si istri yang telah dijual atau uang yang menjadi kepunyaan istri, jika benda itu dikecualikan dari persatuan. c. Jika si istri menyerahkan barang-barang kepada suaminya untuk melunasi sejumlah uang yang ia telah janjikan kepada suaminya sebagai harta perkawinan. 97 2. Jual beli oleh para Hakim, Jaksa, Advokat, Pengacara, Juru Sita, Notaris. Para pejabat ini tidak diperkenankan melakukan jual beli hanya terbatas pada benda-benda atau barang dalam sengketa. Apabila hal itu tetap dilakukan, maka jual beli itu dapat dibatalkan, serta dibebankan untuk penggantian biaya, rugi, dan bunga. 3. Pegawai yang memangku Jabatan Umum. Yang dimaksud disini adalah membeli untuk kepentingan diri sendiri terhadap barang yang dilelang. Menurut Wiryono Prodjodikoro, dalam setiap perjanjian ada dua macam subjek. Yang pertama dapat berupa individu yaitu penjual dan pembeli, dan yang kedua adalah seorang dapat berupa suatu badan hukum. Kedua subjek hukum tersebut dalam suatu perjanjian jual beli, masing-masing mempunyai hak dan kewajiban. 98 Yang dapat menjadi objek dalam jual beli adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak, baik menurut tumpukan, berat, ukuran, dan timbangannya. Sedangkan Jika subjek-subjek tersebut mengandung larangan-larangan yang diatur dalam Pasal 1468, 1469, dan 1470 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, maka mereka tidak dapat melaksanakan perjanjian jual beli. 97 Salim H. S, Op.Cit., hal. 50. 98 Wiryono Prodjodikoro, Op.Cit., hal. 17. Universitas Sumatera Utara yang tidak diperkenankan untuk diperjualbelikan adalah: 99 Berdasarkan hal tersebut dapat ditafsirkan bahwa benda yang akan ada menjadi objek dalam perjanjian jual beli. Rasionya adalah bahwa perjanjian jual beli berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata belumlah mengalihkan hak milik atas barang sebelum dilakukan penyerahan. Oleh karena itu, meskipun barang yang menjadi objek itu belum ada perjanjian jual beli tetap dapat dilaksanakan. Hal ini diperkuat dengan a. Benda atau barang orang lain. b. Barang yang tidak diperkenankan oleh undang-undang, seperti jual beli narkotika. c. Bertentangan dengan ketertiban. d. Kesusilaan yang baik. Dalam perjanjian jual beli antara Tiurma tampubolon dan Bernika Sitorus berupa benda tidak bergerak yaitu 1 unit kios di Pasar Tradisional Meranti Baru. Kios yang dijual kepada pembeli merupakan kios milik penjual dan bukan milik orang lain. Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata memakai istilah zaak untuk menentukan apa yang menjadi objek jual beli. Menurut Pasal 499 Kitab Undang-Undang Hukum perdata, zaak adalah barang atau hak yang dapat dimiliki. Hal tersebut berarti bahwa yang dapat dijual dan dibeli tidak hanya barang yang dimiliki, melainkan juga suatu hak atas suatu barang yang bukan hak milik. Sementara dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yaitu pada Pasal 1332 ditentukan syarat khusus mengenai benda yang dapat dijadikan sebagai objek perjanjian jual beli yaitu barang yang diperjanjikan haruslah berupa barang-barang yang dapat diperdagangkan serta barang tersebut adalah miliknya sendiri. 99 Salim H. S, Op.Cit., hal. 51. Universitas Sumatera Utara ketentuan Pasal 1334 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Menjelaskan barang-barang yang baru akan ada dikemudian hari dapat menjadi suatu pokok perjanjian. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada larangan dari pembentuk undang-undang untuk menjadikan barang yang akan datang sebagai objek perjanjian, asalkan barang tersebut tidak diperdagangkan dan barang tersebut adalah miliknya sendiri. 100

D. Hak dan Kewajiban Dalam Perjanjian Jual Beli Kios Pasar Tradisional Meranti