di Pasar Tradisional Meranti Baru yang mana surat perjanjian tidak dibuat dihadapan notaris dikarenakan biaya. Namun walaupun perjanjian jual beli kios yang dilakukan
antara Tiurma Tampubolon dan Bernika Sitorus akta dibawah tangan para pihak tidak perlu khawatir. Bahwa akta di bawah tangan mempunyai kekuatan pembuktian sama
walaupun tidak sesempurna pembuktian seperti akta otentik sepanjang tanda tangan dan isi yang terdapat di dalam akta tersebut diakui oleh para pihak yang membuat akta
tersebut, akan tetapi akta di bawah tangan akan dianggap sebagai bukti permulaan tertulis.
Pembahasan akta dibawah tangan dapat ditentukan dalam Pasal 1874 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Dalam Pasal tersebut, akta dibawah tangan merupakan
tulisan atau akta yang ditanda tangani dibawah tangan, dibuat sendiri oleh seseorang atau para pihak, dan secara umum terdiri dari segala jenis tulisan yang tidak dibuat oleh atau
dihadapan pejabat.
124
Dalam negara hukum perlindungan terhadap hak asasi manusia harus dijamin oleh negara, dimana setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama dihadapan
Dalam Perjanjian jual beli kios antara Tiurma tampubolon dan Bernika Sitorus pembayaran dilakukan dengan bertemu langsung dengan penjual. Bahwa bukti
pembayaran dibuat dalam suatu kwitansi sebagai bukti telah dilakukan pembayaran dan ditanda tangani.
C. Perlindungan Hukum Terhadap Pembeli Kios Pada Pasar Tradisional Meranti Baru
124
M.Yahya Harahap2, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hal. 590.
Universitas Sumatera Utara
hukum dan pemerintahan. Persamaan dalam hukum dan pemerintahan dalam Undang-Undang Dasar 1945 terdapat pada Pasal 27 ayat 1, dimana disebutkan “Setiap
warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
125
Jual beli adalah perjanjian yang bersifat konsensuil bahwa jual beli lahir dan mengikat para pihak, yaitu penjual dan pembeli segera setelah mereka mencapai kata
sepakat mengenai kebendaan yang diperjual belikan dan harga yang harus dibayar. Hukum dapat memberikan kepastian hukum bagi siapa saja yang tunduk
dibawahnya. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata memberikan perlindungan hukum bagi para pihak untuk membuat perjanjian dengan kebebasan berkontrak menurut Pasal
1320 jo pasal 1338 Kitab Undang-Undang hukum Perdata, serta dengan asas itikad baik menurut Pasal 1338 ayat 3 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Bentuk perjanjian jual beli kios Pasar Tradisional Meranti Baru antara Tiurma Tampubolon ini dilakukan secara tertulis. Dalam perjanjian memuat hak dan kewajiban
para pihak yang harus ditaati oleh kedua belah pihak. Pada perjanjian jual beli kios Pasar Tradisional Meranti Baru antara Tiurma Tampubolon dan Bernika Sitorus pihak pembeli
sudah mengetahui apa yang menjadi haknya yang tercantum dalam perjanjian. Sebelum kedua belah pihak menandatangani perjanjian yang dibuat, pihak penjual membacakan
terlebih dahulu isi perjanjian tersebut agar pihak pembeli mengetahui ketentuan yang terdapat dalam perjanjian yang akan ditandatangani, setelah pihak pembeli mendengar
dan menyetujui isi perjanjian tersebut barulah dilakukan penandatanganan perjanjian.
126
Pembeli mempunyai hak dalam perjanjian jual beli. Yang menjadi hak dari
125
Frans Hendra Winarta, Bantuan Hukum, Jakarta: PT. Alexmediakomputindo, 2000, hal. 189.
126
Megarita, Perlindungan Hukum Terhadap Pembeli Saham Yang Digadaikan, Medan:USU Press, 2007, hal. 130.
Universitas Sumatera Utara
pembeli adalah menutut penyerahan barang yang telah dibelinya dari sipenjual. Menurut Utrecht, hak bukanlah kekuatan tertapi hak adalah jalan untuk memperoleh kekuatan.
Menurut Belangen Teori dari Rudolf Ven Jhering menganggap hak itu merupakan sesuatu yang penting bagi yang bersangkutan, yang dilindungi oleh hukum.
127
Setelah wawancara yang dilakukan penulis kepada Bernika Sitorus sebagai pembeli di Pasar Tradisional Meranti Baru bahwa Tiurma Tampubolon sebagai penjual
sudah memberitahu terlebih dahulu bahwa Tiurma Tampubolon sebagai penjual menjual kios tersebut untuk melaksanakan kewajibannya kepada pihak ketiga.
Menurut penulis apabila dilihat dari hak dan kewajiban yang terdapat dalam perjanjian pengikatan jual beli kios Pasar Tradisional Meranti Baru antara Tiurma
Tampubolon dan Bernika Sitorus, ketentuannya tidak jauh berbeda dengan yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Sehingga dikemukakan hak dan kewajiban
yang diatur dalam Kitab Undang-Undang hukum Perdata dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dapat dapat dibenarkan sepanjang hak dan kewajiban
tersebut tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan kesusilaan, dan itu merupakan sifat terbuka dari hukum perjanjian yang merupakan hukum yang
melengkapi terhadap perjanjian yang dibuat para pihak.
128
Sebagaimana menurut Pasal 7 Undang-Undang Perlindungan Konsumen sudah menjadi kewajiban si
penjual untuk menunjukan itikad baiknya untuk memberikan informasi yang jelas, benar dan jujur meneganai kondisi dan jaminan barang serta memberikan penjelasan,
penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.
129
127
R.Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hal. 274.
128
Wawancara dengan Bernika sitorus Pembeli pada tanggal 12 Februari 2015
129
Megarita, Op.Cit., hal. 134.
Universitas Sumatera Utara
Jika sewaktu-waktu pihak ketiga menuntut kios tersebut maka pembeli wajib menyerahkan kios tersebut. Bahwa pada saat pembeli sudah mengetahui dari awal
keadaan kios tersebut, maka pembeli menanggung risikonya sendiri terhadap kemungkinan penghukuman yang dijatuhkan untuk melakukan penyerahan atas
kebendaan yang dibeli oleh pembeli kepada pihak ketiga. Maka perlindungan hukum terhadap pembeli kios tersebut dapat menuntut penjual untuk pengembalian harga,
pengembalian hasil-hasil, dan biaya yang dikeluarkan begitu juga penggantian biaya kerugian, dan bunga, beserta biaya perkara mengenai pembelian dan penyerahannya,
sekedar itu telah dibayar oleh pembeli. Maka perjanjian jual beli tersebut dapat batal. Adapun yang menjadi hak pembeli kios pada pasar Tradisional Meranti Baru
adalah kios tersebut menjadi milik pembeli dan pembeli mempunyai hak milik penuh atas kios tersebut terhitung sejak tanggal penyerahan kios tersebut.
Jika pembeli dalam penguasaanya diganggu oleh suatu tuntutan hukum untuk meminta kembali barangnya atau jika pembeli mempunyai alasan yang patut untuk
khawatir bahwa ia akan diganggu dalam penguasaannya, maka ia dapat menangguhkan pembayaran harga pembelian, sehingga penjual telah menghentikan gangguan tersebut,
kecuali jika penjual memilih memberi memberikan jaminan atau jika telah diperjanjikan, bahwa pembeli diwajibkan membayar walaupun dengan segala gangguan. Hal ini
memperjelas makna penanggungan yang dibebankan dalam Pasal 1491 jo 1492 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan juga memperhatikan Pasal 1493 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai suatu hal yang esensial dalam hal jual beli, sejalan dengan hak penjual untuk tidak menyerahkan kebendaan sebelum dibayar,
maka kepada pembeli juga selayaknya diberikan hak bahwa ia tidak diwajibkan untuk
Universitas Sumatera Utara
membayar jika ia tidak memiliki dan menguasai serta memanfaatkan dan menikmati kebendaan yang dibeli tersebut secara aman dan tentram, kecuali jika hal tersebut telah
dilepas olehnya.
130
130
Ibid., hal. 134.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan