17
Dalam penelitian ini bentuk penilaian yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda. Menurut Suryanto dkk 2011: 2.4 menjelaskan bahwa tes
objektif tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai dengan sedang ingatan, pemahaman, dan penerapan. Penjelasan tersebut bukannya tes
objektif tidak dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir tingkat tinggi seperti analisis, sintesis, dan evaluasi tetapi untuk menulis butir soal yang seperti
itu memerlukan keterampilan tersendiri. Jadi, hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat telah
melakukan kegiatan-kegiatan belajar.
2.1.5 Hakikat pembelajaran
Menurut Suprijono 2012: 13 pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Gagne 1981 menyatakan bahwa
pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar Rifa’I dan Anni, 2010: 192.
Briggs 1992 dalam Rifai dan Anni 2010: 191 memberikan definisi pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik
sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Dari dua definisi tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kondisi yang dirancang sedemikian rupa oleh
pembelajar sehingga dapat mempengaruhi peserta didik atau pebelajar dan memudahkan peserta didik berinteraksi dengan lingkungan.
18
2.1.6 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan
nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik Winataputra, 2009: 3.7. Zamroni dalam Ubaedillah 2008: 6 menyebutkan bahwa PKn merupakan
suatu pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat agar berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas
menanamkan kesadaran kepada generasi baru tentang kesadaran bahwa demokrasi merupakan bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga
masyarakat. Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas 2006: 49, adalah mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga
negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NRI 1945.
Lebih lanjut Somantri 2001: 154 mengemukakan bahwa PKn merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan
kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang
dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Civic Education is an important component of education that
cultivates citizens to participate in the public life of a democracy, to
19
use their rights and to discharge their responsibilities with the necessary knowledge and skills. Branson 1998
http:www.civiced.orgarticles_role.html
Branson menjelaskan bahwa Civic Education atau pendidikan kewarganegaraan merupakan komponen penting dari pendidikan yang memupuk
warga negara untuk berpartisipasi dalam kehidupan publik yang demokratis, dalam rangka menggunakan hak-hak serta melaksanakan tanggung jawab warga
negara melalui pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Tujuan PKn menurut Ubaedillah dan Rozak 2008: 10 adalah untuk
membangun karakter character building bangsa yang antara lain: 1 membentuk kecakapan partisipatif warga negara yang bermutu dan
bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; 2 menjadikan warga negara yang cerdas, aktif, kritis, dan demokratis,
tetapi tetap memiliki komitmen menjaga persatuan dan integritas bangsa; 3 mengembangkan budaya demokrasi yang berkeadaban,
yaitu kebebasan, persamaan, toleransi, dan tanggung jawab.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan program pendidikan berdasarkan nilai-
nilai Pancasila untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan tentang pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan
masyarakat agar bisa berpartisipasi sebagai warga negara guna membentuk pribadi yang cerdas, terampil, berkarakter.
2.1.7 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar