Pembuatan gading-gading bentuk U bottom Pembuatan gading-gading bentuk round bottom

5.2 Proses Pembuatan Gading-gading

Pembuatan gading-gading di galangan kapal UD. Semangat Untung umumnya menggunakan kayu jati Tectona grandis L dan kayu biti atau gofasa Vitex cofassus. Hal ini dikarenakan ketersediaan kedua jenis kayu ini lebih banyak dibanding jenis kayu lainnya. Selain itu, hal ini juga merupakan kebiasaan turun temurun di galangan tersebut. Menurut standar yang disyaratkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia BKI, kayu jati dan kayu biti sudah sesuai apabila digunakan untuk membuat gading-gading. Hal ini disebabkan karena kedua jenis kayu tersebut termasuk dalam kelas awet II-III dan kelas kuat II-III. Sampai saat ini, kayu jati menjadi kayu yang paling utama digunakan untuk pembangunan kapal khususnya bagian gading-gading atau rangka utama kapal. Pembuatan gading-gading diawali dengan pemilihan batang kayu yang sudah lengkung. Kelengkungan kayu diperlukan agar mempermudah dalam proses pembentukan gading-gading. Batang kayu tersebut kemudian diukur sesuai kebutuhan. Pengukuran dilakukan sebelum kayu dipotong untuk mengefisienkan penggunaan material, pengukuran kelengkungan dibuat dengan mencetak gambar lengkung dari mal besi ke batang kayu. Penentuan ukuran dilakukan berdasarkan kebiasaan turun-temurun pembuat kapal sesuai dengan ukuran besar kecilnya kapal. Kayu-kayu tersebut diukur dan dipotong menjadi bentuk gading-gading yang akan dibuat. Batang kayu yang membentuk bagian konstruksi gading-gading disambung dengan menggunakan pasak kayu. Setelah gading-gading terbentuk dilakukan pemasangan pada kulit kapal.

5.2.1 Pembuatan gading-gading bentuk U bottom

Gading-gading bentuk U bottom dipasang pada posisi 1-10. Gading-gading ini terdiri atas dua bentuk, yaitu bentuk U dari dua bagian konstruksi yang tidak disambung U1 dan bentuk U dari tiga bagian konstruksi yang disambung U2. Pembuatan gading-gading bentuk U1 lebih mudah dilakukan karena gading- gading bagian kiri dan kanan dibuat secara terpisah. Gading-gading dibuat dengan mencetak mal besi ke batang kayu lengkung Lampiran 6, ukurannya dibuat sesuai dengan yang dibutuhkan kemudian batang kayu tersebut dipotong. Pembuatan gading-gading bentuk U2 lebih sulit dilakukan karena memiliki sambungan. Gading-gading ini dibuat dengan cara mencetak mal besi ke batang kayu lengkung sesuai dengan ukuran yang diinginkan kemudian dipotong untuk konstruksi bagian bawah gading-gading. Setelah itu, konstruksi bagian atas gading-gading dibuat disesuaikan dengan konstruksi gading-gading bagian bawah Gambar 21. Cara penyambungan gading-gading ini juga menggunakan pasak kayu. Jika sambungan tidak rapat maka dilakukan koreksi dengan memotong kelebihan ukuran gading-gading tersebut kemudian dipasang lagi hingga benar- benar sesuai ukurannya. Gambar 21 Penyambungan gading-gading bentuk U2.

5.2.2 Pembuatan gading-gading bentuk round bottom

Gading-gading bentuk round bottom dipasang pada posisi 11-22. Gading- gading ini terdiri atas bentuk round dari dua bagian konstruksi yang tidak disambung R1 dan bentuk round dari tiga bagian konstruksi yang disambung R2. Kedua gading-gading ini dibuat dengan cara yang berbeda. Gading-gading bentuk R1 konstruksinya lebih mudah karena gading-gading bagian kiri dan kanan dibuat secara terpisah sehingga tidak perlu sambungan. Proses pembuatan gading-gading bentuk ini sama seperti pembuatan gading-gading bentuk U1. Gading-gading bentuk R2 dibuat dengan mengukur batang kayu yang sudah lengkung kemudian dipotong untuk konstruksi gading-gading bagian dasar atau bagian bawah, kemudian batang kayu yang lain diukur dan dipotong untuk konstruksi gading-gading bagian atas. Setelah itu, ketiga bagian konstruksi gading-gading ini disambung dan dirapatkan dengan pasak kayu. Jika ada bagian sambungan yang tidak rapat maka dirapatkan dengan cara sama seperti gading- gading bentuk U2. Pembuatan gading-gading bentuk R2 dapat dilihat pada Gambar 22. Gambar 22 Penyambungan gading-gading bentuk R2.

5.2.3 Pembuatan gading-gading bentuk V bottom