keseluruhan bentuk kapal ditentukan oleh kerangka kapalnya. Kerangka yang dimaksud adalah gading-gading yang juga merupakan tempat melekatnya kulit
atau lambung kapal agar bentuknya tidak berubah. Selain itu, gading-gading merupakan bagian yang paling sulit konstruksinya dan memerlukan efisiensi
material yang tinggi. Perbedaan ukuran baik kelebihan atau kekurangan ukuran gading-gading yang dibangun dari yang direncanakan memiliki pengaruh yang
besar terhadap kekuatan konstruksi kapal maupun efisiensi dalam penggunaan bahan-bahan, salah satunya adalah kayu. Kajian keakuratan dalam penelitian ini
dilakukan pada empat komponen ukuran yaitu lebar penampang gading-gading, tebal penampang gading-gading, jarak antar gading-gading bersisian dan jarak
antar gading-gading berhadapan. Kabupaten Bulukumba dipilih sebagai daerah penelitian karena Bulukumba
merupakan pusat galangan tradisional di Sulawesi Selatan. Di Indonesia, para
pengrajin kapal di Bulukumba sudah terkenal kemahiran dan kepandaiannya sebagai tukang perahu alam yang cekatan atau ahli perahu. Hal ini diketahui dari
banyaknya pengrajin kapal di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan yang berasal dari Kabupaten Bulukumba. Kemahiran para pengrajin kapal yang ada di Bulukumba
tidak hanya dikenal di Indonesia tetapi hingga ke mancanegara antara lain: Jerman, Prancis, Inggris, Kanada, Amerika Serikat, Jepang, dan Australia.
Pentingnya konstruksi gading-gading yang benar dalam pembangunan kapal membuat penelitian ini perlu dilakukan guna mengetahui seberapa besar tingkat
keakuratan konstruksi gading-gading yang dibuat oleh galangan kapal yang ada di Bulukumba dan mengetahui teknik yang digunakan oleh pembuat kapal untuk
menutupi ketidaksesuaian ukuran tersebut.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah: 1
Memperoleh tingkat keakuratan konstruksi gading-gading pada pembangunan kapal kayu di galangan kapal UD. Semangat Untung,
Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan; dan
2 Memperoleh teknik pengkoreksian kontruksi gading-gading yang dilakukan pada pembangunan kapal kayu di galangan kapal UD. Semangat Untung,
Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menghindari kesalahan-kesalahan konstruksi dan ketidakefisienan dalam
membangun gading-gading kapal di galangan tersebut untuk kedepannya. Penelitian ini juga memberikan gambaran mengenai pembangunan kapal yang
dilakukan di industri galangan kapal rakyat Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kapal Perikanan
Kapal merupakan suatu bangunan apung yang digunakan sebagai sarana melakukan kegiatan di perairan, baik sebagai alat transportasi maupun unit dalam
usaha penangkapan ikan. Fyson 1985, memberikan pengertian kapal perikanan adalah kapal yang dibangun untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan ikan,
menyimpan ikan, dan lain sebagainya yang didesain dengan ukuran, rancangan bentuk dek, kapasitas muat, akomodasi, mesin, serta berbagai perlengkapan yang
secara keseluruhan disesuaikan dengan fungsi dalam rencana operasi. Sementara itu, menurut Nomura dan Yamazaki 1977, kapal perikanan adalah kapal yang
digunakan dalam kegiatan perikanan yang meliputi aktivitas penangkapan atau mengumpulkan sumberdaya perairan, pengelolaan usaha budidaya sumberdaya
perairan, serta penggunaan dalam beberapa aktivitas seperti riset, training, dan inspeksi sumberdaya perairan. Sebagian besar modal diinvestasikan untuk kapal,
sehingga perencanaan dalam pembangunan kapal perikanan sangat penting dalam memulai suatu usaha perikanan.
Di Indonesia, sebagian besar kapal-kapal penangkap ikan dibangun dengan cara yang masih tradisional. Para pembangun kapal hanya mengandalkan
pengetahuan dan keahlian yang diwariskan secara turun-temurun. Materialnya pun dari bahan yang cukup mudah yaitu dari bahan kayu. Kapal-kapal kayu
tersebut dibangun tanpa menggunakan gambar rencana, perhitungan hidrostastik, stabilitas, trim, dan sebagainya. Selain itu, pembangunan kapal juga tidak
dilengkapi dengan gambar-gambar desain seperti general arrangement, lines plan, deck profile, dan profile construction Iskandar dan Pujiati, 1995.
Kapal perikanan memiliki bentuk dan jenis yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan pembangunannya. Oleh karena itu bentuk desain maupun
konstruksinya berbeda-beda agar dapat digunakan sesuai dengan tujuan pembangunannya.
Menurut Nomura dan Yamazaki 1977, kapal perikanan memiliki karakteristik dan keistimewaan yang membedakan dengan kapal lainnya, yaitu:
1 Kecepatan kapal
Kapal perikanan memiliki kecepatan yang bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan penangkapan, biasanya memiliki kecepatan yang tinggi untuk
mengejar kelompok ikan serta dapat membawa hasil tangkapan yang segar dalam waktu relatif singkat;
2 Olah gerak kapal
Kapal perikanan memiliki olah gerak yang baik pada saat dioperasikan, seperti kemampuan steerability yang baik, radius putaran kecil dan daya
dorong mesin propulsive engine yang dapat dengan mudah bergerak maju ataupun mundur;
3 Kelaiklautan Seaworthiness
Laik laut digunakan dalam operasi penangkapan ikan dan cukup tahan untuk melawan angin, gelombang, stabilitas yang tinggi, serta daya apung yang
cukup untuk menjamin keamanan dalam pelayaran; 4
Lingkup area pelayaran Kapal perikanan memiliki lingkup area pelayaran yang luas karena ditentukan
oleh pergerakan kelompok ikan, daerah musim ikan dan migrasi ikan; 5
Konstruksi badan kapal kuat Konstruksi kapal perikanan harus kuat karena dalam operasi penangkapan
ikan akan menghadapi kondisi alam yang berubah-ubah. Selain itu, konstruksi kapal juga harus mampu menahan getaran mesin;
6 Mesin penggerak
Daya dorong mesin yang dibutuhkan oleh kapal perikanan cukup besar, sedangkan volume mesin dan getaran mesin yang ditimbulkan harus sekecil
mungkin; 7
Fasilitas penyimpanan dan pengelolaan ikan Kapal perikanan dilengkapi dengan fasilitas untuk menyimpan hasil
tangkapan seperti palkah berpendingin, terutama jika membutuhkan waktu penangkapan yang cukup lama. Selain itu, terkadang dilengkapi juga dengan
cool room, freezing room, dan processing machine; dan
8 Fishing equipment
Kapal perikanan memiliki fishing equipment yang berbeda tergantung jenis alat tangkap yang dioperasikan, ada yang memiliki mesin-mesin bantu
seperti: winch, power block, line hauler, dan sebagainya. Menurut Iskandar dan Pujiati 1995, kapal dikelompokkan menjadi 4
kelompok berdasarkan metode pengoperasian alat tangkap yang dioperasikan, yaitu:
1 Kapal yang mengoperasikan alat tangkap statik static gear seperti gillnet,
longline, lift net, dan pole and line; 2
Kapal yang mengopersikan alat tangkap dengan ditarik towed gear seperti: trawl, dan pancing tonda;
3 Kapal yang mengoperasikan alat tangkap dengan dilingkarkan encircling
gear. Seperti purse seine, payang, dan dogol; dan 4
Kapal yang mengoperasikan lebih dari satu alat tangkap yang berbeda multi purpose.
Nomura dan Yamazaki 1977 mengemukakan beberapa syarat yang harus dipenuhi sebuah kapal perikanan untuk dibangun, yaitu:
1 Memiliki kekuatan struktur badan kapal;
2 Menunjang keberhasilan operasi penangkapan ikan;
3 Memiliki stabilitas yang tinggi; dan
4 Memiliki fasilitas penyimpanan yang lengkap.
2.2 Konstruksi Kapal