jenis 1,04 dengan kisaran 0,88-1,19. Digunakan sebagai bahan konstruksi berat dan bahan konstruksi di bawah laut seperti lunas.
Fyson 1985 menjelaskan bahwa pemilihan material kapal perikanan sangat dipengaruhi oleh:
1 Keahlian galangan kapal, termasuk kemampuan sumberdaya manusia dan
teknologi atau peralatan yang tersedia di galangan; 2
Kemudahan dalam memperoleh bahan; 3
Keuntungan teknis dari tiap material; dan 4
Biaya pembelian bahan material. Pasaribu 1987 menyatakan beberapa aspek teknis yang perlu diperhatikan
guna memperoleh umur pakai yang lama dari kapal penangkap ikan berbahan kayu adalah:
1 Sifat fisik dan mekanis dari jenis kayu yang digunakan;
2 Kelayakan desain dan metode konstruksi kapal; dan
3 Pengelolaan dan perawatan kapal.
Pemilihan jenis material yang digunakan dalam pembangunan kapal juga dipengaruhi oleh keadaan setempat jenis material yang tersedia dan kemudahan
didapatkan di daerah tersebut serta kebiasaan para pembuat kapal setempat. Untuk itu, perlu dilakukan pengaturan menyangkut ketentuan konstruksi kapal
yang sesuai dengan keadaan setempat Chindhambaram, 1960 dalam Askabul, 1984.
Ketentuan konstruksi kapal di Indonesia telah ditetapkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia BKI. Badan ini berwewenang untuk menetapkan ukuran
berbagai kerangka kapal, cara-cara penyambungan dan jenis pengikat atau penyambung yang diperbolehkan untuk konstruksi kapal. Oleh karena itu, ukuran
berbagai bagian konstruksi kapal, cara-cara penyambungan dan jenis pengikat atau penyambung yang digunakan dalam pembangunan kapal di Indonesia harus
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh badan tersebut.
2.4 Gading-gading Kapal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1999, gading-gading adalah rangka atau penguat kontruksi kapal secara melintang sekaligus tempat
melekatnya kulit atau lambung kapal agar bentuk kapal tidak berubah. Gading- gading berfungsi untuk menghubungkan papan kulit luar satu dengan lainnya dan
juga memperkuat kulit luar pada arah melintang. Bersama papan kulit, gading- gading menahan tekanan air dan muatan di palka.
Pada umumnya, galangan kapal di Indonesia membangun kapal dengan pemasangan papan kulit luar terlebih dahulu. Pemasangan gading-gading
dilaksanakan setelah papan kulit terluar dipasang. Hal ini mengakibatkan ketidaksimetrisan kapal karena gading-gadinglah yang dibuat mengikuti papan
kulit kapal. Konstruksi gading-gading lengkung dibuat dari kayu yang arah seratnya sejalan dengan bentuk gading-gading. Apabila kayu tersebut tidak cukup
panjang, maka gading-gading dapat disambung. Gading-gading dapat berupa gading tunggal atau gading ganda. Gading
tunggal adalah gading-gading yang terdiri dari satu bagian dan gading-gading ganda adalah gading-gading yang terdiri dari dua bagian yang menempel.
Gading-gading ganda terdiri atas gading-gading kiri dan kanan yang disatukan di bagian bawah dengan menggunakan wrang floor. Wrang disambung dengan
gading-gading dan lunas kapal menggunakan baut. Selain itu wrang juga dihubungkan dengan lunas menggunakan baut-baut. Wrang di bawah pondasi
mesin harus diperkuat dengan menambah tinggi dan tebal wrang Soekarsono, 1994 dalam Ayuningsari, 2007. Konstruksi gading-gading dan wrang kapal kayu
seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Konstruksi gading-gading bagian haluan, midship dan buritan dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 7 Konstruksi gading-gading dan wrang kapal kayu Sumber: Soekarsono 1994.
Gambar 8 Konstruksi gading-gading; a haluan; b midship; dan c buritan Sumber: Yatnaningsih 1998.
3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Menurut Consuelo 1988 yang dikutip oleh Umar 2005, metode survei digunakan untuk
mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki mengapa gejala-gejala tersebut ada. Oleh karena itu, tidak perlu memperhitungkan hubungan antara
variabel-variabel karena hanya menggunakan data yang ada untuk pemecahan masalah bukan menguji hipotesis. Metode survei dapat memberikan manfaat
untuk tujuan-tujuan deskriptif, membantu membandingkan kondisi-kondisi yang ada berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan untuk pelaksanaan evaluasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, metode survei yang digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan kondisi objek penelitian dengan kriteria atau
ketentuan yang telah ditetapkan.
3.1 Waktu dan Tempat