Perumusan Masalah Peranan Industri Kerajinan Anyaman Pandan terhadap Perekonomian Kabupaten Tasikmalaya

Tabel 2. Perkembangan Industri di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2002-2007 No. Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Sektor Industri - Sentra buah 249 269 283 292 307 321 - Unit Usaha unit 9.126 9.561 9.988 10.454 10.660 10.827 - Tenaga Kerja orang 79.099 83.054 86.777 89.831 90.980 92.377 - Nilai Investasi Rp 000 46.399.164 64.696.988 69.971.383 71.092.000 73.418.749,75 77.123.635,30 1. Industri Kecil Non Formal - Unit Usaha unit 8.211 8.560 8.879 9.279 9.399 9.512 - Tenaga Kerja orang 67.834 70.504 73.942 75.942 76.302 77.102 - Nilai Investasi Rp 000 29.971.025 30.173.825 32.465.125 25.889.044 26.309.044 27.092.809,55 2. Industri Kecil Formal - Unit Usaha unit 912 996 1.102 1.166 1.252 1.304 - Tenaga Kerja orang 10.986 11.961 12.176 13.052 13.841 14.388 - Nilai Investasi Rp 000 7.086.540 8.727.210 10.850.355 12.649.073 14.555.822,75 16.599.192,75 3. Industri Menengah - Unit Usaha unit 3 5 7 9 9 11 - Tenaga Kerja orang 279 589 659 837 837 887 - Nilai Investasi Rp 000 9.341.599 25.795.953 26.655.903 32.553.883 32.553.883 33.431.633 Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kopperindag Kab. Tasikmalaya 2008

1.2 Perumusan Masalah

Di Kabupaten Tasikmalaya, lokasi sentra industri kerajinan anyaman pandan terdapat di delapan belas desa yang berada di lima wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Rajapolah, Parungponteng, Cikalong, Cipatujah, dan Pagerageung. Sentra produksi terbesar usaha kerajinan pandan adalah Kecamatan Rajapolah. Industri kerajinan anyaman pandan sebagai salah satu komoditas unggulan Kabupaten Tasikmalaya setiap tahunnya terus berkembang. Jumlah unit usahanya cenderung meningkat, walaupun di beberapa kecamatan cenderung tetap. Tenaga kerja yang diserap juga cenderung meningkat, walaupun peningkatannya relatif kecil. Begitu pula dengan nilai produksinya, secara umum menunjukkan peningkatan namun di beberapa sentra lokasi nilai produksinya cenderung tetap Tabel 3. Tabel 3. Perkembangan Jumlah Usaha dan Pekerja Industri Kerajinan Anyaman Pandan Menurut Lokasi Sentra di Kabupaten Tasikmalaya 2006-2007 Lokasi Sentra Tahun Kecamatan 2006 2007 Usaha Pekerja Produksi Usaha Pekerja Produksi unit orang Rp.000 unit orang Rp.000 Cikalong 70 1.042 1.191.000 74 1.135 1.470.000 Parungponteng 51 839 711.000 51 839 711.000 Pagerageung 136 2.544 1.667.250 136 2.544 1.667.250 Rajapolah 315 8.681 3.101.125 315 8.681 3.101.125 Cipatujah 49 666 547.500 111 955 1.715.292 Total 621 13.772 7.217.875 687 14.154 8.663.667 Sumber : Dinas Kopperindag Kab. Tasikmalaya 2008 Peningkatan yang cukup tajam terjadi di Kecamatan Cipatujah, baik dari unit usaha, tenaga kerja, dan nilai produksi. Dari tahun 2006 sampai 2007, unit usaha di kecamatan tersebut meningkat sebesar 44,14 persen. Hal ini dikarenakan dibukanya unit usaha baru untuk memproduksi tanaman pandan menjadi lembaran anyaman seperti tikar sebagai bahan baku utama industri kerajinan anyaman pandan. Pembukaan unit usaha baru tersebut bertujuan untuk mengurangi ketergantungan bahan baku dari daerah lain karena selama ini bahan baku yang dapat dipenuhi dari daerah sendiri sebesar 30 persen. Seiring bertambahanya jumlah unit usaha, jumlah tenaga kerja yang terlibat pada industri ini di Kecamatan Cipatujah pun meningkat. Peningkatan jumlah tenaga kerja di kecamatan tersebut pada kurun waktu 2006 sampai 2007 adalah sebesar 43,39 persen. Dibukanya unit usaha baru pada kurun waktu tersebut di Kecamatan Cipatujah mampu meningkatkan nilai produksi sebesar 213,29 persen. Industri kerajinan anyaman pandan mempunyai prospek yang cerah karena kerajinan anyaman termasuk kerajinan anyaman pandan merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. 2 Berdasarkan hasil riset Small Project Facility Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya tahun 2005, nilai ekspor kerajinan anyaman pandan mencapai 20,8 milyar rupiah . Barang-barang kerajinan Indonesia diminati di luar negeri karena beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain, trend yang berkembang di negara maju untuk memakai bahan-bahan natural, apresiasi yang tinggi terhadap barang-barang buatan tangan, keterbatasan atau ketidakadaan bahan baku di negara maju, serta trend dunia yang menyukai gaya Asia. Nilai investasi pada industri ini cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Grafik berikut menyajikan tren nilai investasi industri kerajinan anyaman pandan dari tahun 2002 sampai 2007. 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 4,000,000 4,500,000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Nilai Investasi Rp.000 Gambar 1. Perkembangan Investasi Industri Kerajinan Anyaman Pandan Kab. Tasikmalaya 2002-2007 Sumber: Dinas Kopperindag Kabupaten Tasikmalaya 2008 diolah 2 Loc.cit Nilai investasi industri kerajinan anyaman pandan mengalami peningkatan yang cukup tajam dari tahun 2002 ke tahun 2003 yaitu sebesar 155,68 persen. Namun, dari tahun 2003 ke tahun 2004 mengalami sedikit penurunan yaitu sekitar 13,12 persen. Dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, nilai investasi industri ini terus mengalami peningkatan. Sama halnya dengan nilai investasi, PDRB industri pengolahan di lima kecamatan yang menjadi sentra industri kerajinan anyaman pandan setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Apabila diasumsikan PDRB industri pengolahan di lima kecamatan tersebut seluruhnya berasal dari industri kerajinan anyaman pandan, maka PDRB industri ini pun memiliki tren PDRB yang terus meningkat. Namun, peningkatannya relatif kecil dan pertumbuhannya mengalami penurunan. Grafik berikut menunjukkan perkembangan akumulasi PDRB industri kerajinan anyaman pandan di lima kecamatan sentra industri tersebut. 32,000.00 34,000.00 36,000.00 38,000.00 40,000.00 42,000.00 44,000.00 2003 2004 2005 2006 PDRB Industri Pengolahan Industri Kerajinan Anyaman Pandan Juta Rupiah Gambar 2. Perkembangan Akumulasi PDRB Sektor Industri Pengolahan di Lima Kecamatan Sentra Industri Kerajinan Anyaman Pandan Tahun 2003- 2006. Sumber: BPS Kabupaten Tasikmalaya 2007 diolah Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana perkembangan industri kerajinan anyaman pandan di Kabupaten Tasikmalaya? 2. Bagaimana kontribusi industri kerajinan anyaman pandan terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Tasikmalaya dan bagaimana kontribusi industri tersebut selama lima tahun ke depan?

1.3 Tujuan Penelitian