Tabel 7. Distribusi PDRB Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2003-2006 Atas Dasar Harga Berlaku Persen
Lapangan Usaha 2003
2004 2005
2006 Pertanian, perkebunan, peternakan,
38,11 47,09
46,38 45,31
kehutanan, dan perikanan Pertambangan dan penggalian
0,18 0,25
0,24 0,25
Industri Pengolahan 6,84
7,49 7,53
7,84 Listrik, gas, dan air bersih
0,80 0,98
1,01 1,00
Bangunan 6,41 3,64
4,93 5,35
Perdagangan, hotel, dan restoran 26,86
21,69 21.31
21,93 Pengangkutan dan komunikasi
3,89 4,62
4,69 4,62
Keuangan, persewaan, dan 3,25
3,70 3,64
3,42 jasa perusahaan
Jasa-jasa 13,66 9,23
10,30 10,27
Produk Domestik Regional Bruto 100,00
100,00 100,00
100,00
Sumber: BPS Kabupaten Tasikmalaya 2007
5.5 Industri Pengolahan
PDRB sektor industri pengolahan di Kabupaten Tasikmalaya setiap tahunnya terus mengalami peningkatan walaupun peningkatannya relatif kecil.
Selama kurun waktu empat tahun 2003-2006, industri pengolahan di Kabupaten Tasikmalaya meningkat sebesar 16,83 persen. Sementara itu, distribusi industri
pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Tasikmalaya selama kurun waktu tersebut berkisar 7,31-7,62 persen. PDRB sektor industri pengolahan dan distribusinya
terhadap PDRB Kabupaten Tasikmalaya tahun 2003-2006 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. PDRB Sektor Industri Pengolahan dan Distribusinya terhadap PDRB Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2003-2006 Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 Tahun
PDRB Sektor Industri Pengolahan Distribusi terhadap
PDRB Juta
Rupiah Persen
2003 294,112.70 7,31
2004 306,368.74 7,33
2005 318,616.18 7,34
2006 343,605.47 7,62
Sumber: BPS Kabupaten Tasikmalaya 2007
Menurut BPS Kabupaten Tasikmalaya, industri pengolahan di daerah ini terdiri dari: aneka kerajinan anyaman pandan, bambu, dan mendong; pengolahan kayu;
makanan dan minuman; meubel; pengolahan teh; pengolahan tembakau; pengolahan aren; sutera alam; dan alas kaki.
Industri pengolahan di lima kecamatan sentra industri kerajinan anyaman pandan cukup bervariatif. Di Kecamatan Cipatujah, industri pengolahan terdiri
atas industri makanan dan industri kerajinan anyaman pandan. Namun, di kecamatan tersebut industri pengolahan bukanlah sektor yang memberikan
kontribusi besar terhadap total PDRB kecamatan. PDRB Kecamatan Cipatujah menurut lapangan usaha secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 14.
Di Kecamatan Cikalong, industri pengolahan bukanlah merupakan sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap PDRB kecamatan. Industri
pengolahan di kecamatan tersebut adalah industri makanan dan industri kerajinan anyaman pandan. Perekonomian Kecamatan Cikalong ditopang oleh sektor
pertanian yang memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB setiap tahunnya. PDRB Kecamatan Cikalong menurut lapangan usaha secara rinci dapat
dilihat pada Lampiran 15. Sama halnya dengan Kecamatan Cipatujah dan Kecamatan Cikalong, di
Kecamatan Parungponteng pun industri pengolahan tidak memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB kecamatan. PDRB Kecamatan Parungponteng
menurut lapangan usaha secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 16. Industri pengolahan di Kecamatan Cikalong terdiri atas industri pengolahan aren dan
industri kerajinan anyaman pandan.
Industri pengolahan di Kecamatan Rajapolah yaitu industri kerajinan anyaman pandan, industri makanan, dan pembuatan kompor. PDRB industri
pengolahan di kecamatan tersebut lebih besar daripada sektor pertanian. Hal ini berbeda dengan kecamatan-kecamatan lain yang PDRB nya ditopang oleh sektor
pertanian. PDRB Kecamatan Rajapolah menurut lapangan usaha secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 17.
Industri pengolahan di Kecamatan Pagerageung lebih bervariatif yaitu industri makanan pembuatan dodol dari beras ketan, pengolahan teh, pengolahan
aren, pengolahn nilam, dan industri kerajinan anyaman pandan. Walaupun demikian, industri pengolahan memberikan kontribusi yang kecil terhadap PDRB
kecamatan. PDRB Kecamatan Pagerageung menurut lapangan usaha secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 18.
5.6 Industri Kerajinan Anyaman Pandan