Struktur anyaman pandan yang menarik menjadi alternatif bahan untuk berbagai aksesoris baik aksesoris rumah maupun kantor. Namun, bahan anyaman pandan
juga memiliki kelemahan. Pandan hanya dapat dipakai sebagai lapisan akhir karena tidak memiliki kekuatan struktur sehingga dalam aplikasinya pandan harus
dipadukan dengan bahan yang lain seperi kayu, karton berdiameter tebal, triplek, dan keramik.
Kerajinan anyaman pandan sangat cocok sebagai komoditas ekspor Indonesia karena material pandan hanya tersedia di negara-negara tropis yang
membuat kompetisi terbatas. Selain itu, anyaman pandan memerlukan padat karya, tidak memerlukan teknologi tinggi maupun investasi yang besar. Pandan
juga bukanlah tanaman yang dilindungi dan dapat tumbuh dengan cepat sehingga tidak menjadi ancaman bagi kelestarian lingkungan hidup. Ekspor kerajinan
anyaman pandan Tasikmalaya diperkirakan mencapai 15 kontainer setiap bulan. Tujuan terbesar dari ekspor ini adalah negara-negara di Eropa 60 , Amerika
30 , dan Asia 10 .
3
2.3 Peranan Industri Kecil terhadap Perekonomian Daerah
Industri kecil memiliki beberapa peran yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi daerah. Pertama, sebagai penyedia lapangan kerja pada
sektor informal bagi tenaga lokal yang berpendidikan rendah. Kedua, merupakan sumber mata pencaharian utama dan sampingan yang berguna bagi kontribusi
pendapatan keluarga. Ketiga, merupakan sumber pendapatan dan pembangunan daerah. Keempat, mengurangi kecenderungan penduduk untuk bermigrasi.
3
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Wakil Ketua Kadin Kabupaten Tasikmalaya, tanggal 26
Juni 2008.
Kelima, merupakan tahap awal industrialisasi di bidang agribisnis. Keenam, membantu meningkatkan penggunaan input sumberdaya lokal. Ketujuh,
merupakan penyedia barang kebutuhan bagi pasar lokal dengan harga murah bagi masyarakat ekonomi lemah Mubyarto, 1994.
Menurut Depperindag 1997, industri kecil mempunyai peranan sangat penting terutama dalam pemeliharaan dan pembentukan modal sektor swasta,
penyebaran kekuatan ekonomi dan pertahanan keamanan, menciptakan kesempatan kerja, peningkatan keterampilan dan kesadaran industri, serta
pengembangan kewirausahaan. Sementara itu, Sanim dalam Zairani 2004 menjelaskan bahwa industri kecil memiliki peranan yang dapat dilihat pada
tingkat mikro dan makro. Pada tingkat mikro, industri kecil berperan sebagai alat distribusi untuk bisnis besar, sumber pendapatan dan perolehan devisa,
menciptakan kompetisi, medan bagi inovasi independen dan bakat kewirausahaan, serta kontribusi bagi desentralisasi. Pada tingkat makro industri kecil berperan
dalam penyerapan tenaga kerja dan menciptakan lapangan kerja baru, breeding ground
untuk bisnis baru, usaha bersama kekeluargaan, serta mengurangi kecemburuan sosial, akibat adanya kesenjangan sosial ekonomi dan kemiskinan.
2.4 Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah IKM
Industri Kecil dan Menengah IKM mempunyai peran yang strategis dalam perekonomian nasional, terutama dalam penyerapan tenaga kerja,
meningkatkan pendapatan masyarakat serta menumbuhkan aktivitas perekonomian di daerah. Di samping itu, pengembangan IKM merupakan bagian
integral dari upaya pengembangan ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan.
Sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan IKM tahun 2005-2009 adalah 1 meningkatnya unit usaha mencapai 3,95 juta pada akhir tahun 2009,
atau dengan laju pertumbuhan 4,04 persen; 2 penyerapan tenaga kerja mencapai 10,3 juta orang pada akhir tahun 2009, atau dengan laju pertumbuhan sebesar 4,94
persen; sedangkan 3 nilai ekspor yang disumbangkan oleh produk IKM mampu mencapai US 8,9 milyar, atau dengan pertumbuhan sebesar 2,47 persen. Dengan
demikian, hasil pengembangan IKM ini diharapkan antara lain meningkatnya produktivitas dan daya saing sehingga peranan IKM di pasar dalam negeri dan
ekspor semakin besar. Adapun tujuan pengembangan IKM adalah: 1
meningkatkan kesempatan berusaha, lapangan kerja dan pendapatan; 2 memperkuat struktur industri; 3 meningkatkan IKM berbasis hasil karya
intelektual knowledge-based; 4 meningkatkan persebaran industri; dan 5 melestarikan seni budaya kegiatan produktif yang ekonomis.
Bagi IKM, peningkatan kemitraan, baik dalam bidang pemasaran, teknologi maupun permodalan perlu segera dilakukan. Fasilitasi pemerintah masih
tetap sangat diperlukan dan dalam intensitas yang tinggi. Pengembangan IKM perlu dilakukan secara terintegrasi dan sinergi dengan pengembangan industri
berskala menengah dan besar, karena kebijakan pengembangan sektoral tidak bisa mengkotak-kotakkan kebijakan menurut skala usaha. Dengan demikian, strategi
pengembangan IKM dilaksanakan melalui 1 pemberdayaan IKM yang sudah ada; 2 pembinaan IKM secara terpadu; dan 3 peningkatkan keterkaitan IKM
dengan industri besar dan sektor ekonomi lainnya.
2.5 Penelitian Terdahulu 2.5.1 Peranan Industri Kecil terhadap Perekonomian Nasional dan Daerah