BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Tasikmalaya dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Tasikmalaya merupakan sentra industri kerajinan anyaman
pandan di Jawa Barat. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2008.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data diperoleh dari dinas-dinas terkait seperti BPS Kabupaten Tasikmalaya, Dinas
Kopperindag Kabupaten Tasikmalaya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Kabupaten Tasikmalaya, dan Pemerintah Daerah Kabupaten
Tasikmalaya.
4.3 Metode Analisis Data
Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis shift share. Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan
pertama yaitu mendeskripsikan perkembangan industri kerajinan anyaman pandan di Kabupaten Tasikmalaya. Analisis shift share digunakan untuk menganalisis
kontribusi industri kerajinan anyaman pandan terhadap PDRB Kabupaten Tasikmalaya pada masa sekarang. Sementara itu, analisis proyeksi shift share
digunakan untuk menganalisis kontribusi industri tersebut terhadap PDRB Kabupaten Tasikmalaya selama lima tahun ke depan.
4.3.1 Analisis Deskriptif
Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat Whitney, 1960 dalam Nazir, 1983. Tujuan dari analisis deskriptif adalah untuk
membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diteliti.
Pada penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk membuat gambaran secara sistematis mengenai perkembangan industri kerajinan anyaman
pandan di Kabupaten Tasikmalaya.
4.3.2 Analisis Shift Share
Analisis shift share adalah salah satu alat analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber pertumbuhan ekonomi baik dari sisi pendapatan maupun
dari tenaga kerja pada suatu wilayah tertentu. Melalui analisis shift share dapat dianalisis besarnya sumbangan pertumbuhan dari tenaga kerja dan pendapatan
pada masing-masing sektor di wilayah yang bersangkutan Sahara, tanpa tahun. Analisis shift share mempunyai banyak kegunaan diantaranya adalah
untuk melihat perkembangan sektor perekonomian di suatu wilayah terhadap perkembangan ekonomi wilayah yang lebih luas dan perkembangan sektor-sektor
perekonomian jika dibandingkan secara relatif dengan sektor-sektor lainnya. Selain itu, analisis ini juga berguna untuk melihat perkembangan suatu wilayah
dibandingkan dengan wilayah lainnya, sehingga dapat membandingkan besarnya aktivitas suatu sektor pada wilayah tertentu dan pertumbuhan antar wilayah.
Perbandingan laju sektor-sektor perekonomian di suatu wilayah dengan laju
pertumbuhan perekonomian nasional serta sektor-sektornya juga dapat dilihat melalui analisis ini.
Pada analisis shift share terdapat tiga kompenen utama yaitu komponen pertumbuhan nasional, komponen pertumbuhan proporsional, dan komponen
pertumbuhan pangsa wilayah. Komponen pertumbuhan nasional adalah perubahan produksikesempatan kerja suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan
produksikesempatan kerja nasional, perubahan kebijakan ekonomi nasional atau perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi perekonomian semua sektor dan
wilayah. Sementara itu, komponen pertumbuhan proporsional tumbuh karena perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan
bahan mentah, perbedaan dalam kebijakan industri kebijakan perpajakan, subsidi, dan price support, dan perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar.
Komponen pertumbuhan pangsa wilayah timbul karena peningkatan atau penurunan PDRB atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah dibandingkan
dengan wilayah lainnya. Cepat lambatnya pertumbuhan di suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya ditentukan oleh pertumbuhan komparatif,
akses ke pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi, serta kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut.
• Analisis Perubahan PDRB Lima Kecamatan Sentra Industri Kerajinan Anyaman Pandan
ij ij
ij
Y Y
Y −
= Δ
Keterangan : j
= Wilayah analisis atau pada penelitian ini Lima Kecamatan Sentra Industri Kerajinan Anyaman Pandan
i = Sektor perekonomian termasuk industri kerajinan anyaman pandan
ij
ΔΥ = Perubahan PDRB Lima Kecamatan Sentra Industri Kerajinan Anyaman Pandan dari sektor i
ij
Υ = PDRB Lima Kecamatan Sentra Industri Kerajinan Anyaman Pandan dari sektor i pada tahun awal analisis 2003
Y
ij
’ = PDRB dari sektor i pada tahun akhir analisis 2006 Persentase perubahan PDRB Lima Kecamatan Sentra Industri Kerajinan
Anyaman Pandan , menggunakan rumus : =
ΔΥ
i
100 ×
Υ Υ
− Υ
i i
i
• Analisis Rasio Indikator Kegiatan Ekonomi
a. r
i
rasio PDRB Lima Kecamatan Sentra Industri Kerajinan Anyaman Pandan dari sektor i
r
i
=
ij ij
ij
Υ Υ
− Υ
Keterangan :
ij
Υ = PDRB Lima Kecamatan Sentra Industri Kerajinan Anyaman Pandan dari sektor i pada tahun dasar analisis
ij
Υ
= PDRB Lima Kecamatan Sentra Industri Kerajinan Anyaman Pandan dari sektor i pada tahun akhir analisis
b. R
i
rasio PDRB Kabupaten Tasikmalaya dari sektor i R
i
=
i i
i
Υ Υ
− Υ
Keterangan :
i
Υ = PDRB Kabupaten Tasikmalaya dari sektor i pada tahun dasar analisis
i
Υ = PDRB Kabupaten Tasikmalaya dari sektor i pada tahun akhir analisis c. R
a
Rasio PDRB Kabupaten Tasikmalaya R
a
=
• •
•
Υ Υ
− Υ
Keterangan :
•
Υ = PDRB Kabupaten Tasikmalaya pada tahun akhir analisis
•
Υ
= PDRB Kabupaten Tasikmalaya pada tahun dasar analisis
• Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah
a. Komponen Pertumbuhan Nasional yang pada penelitian ini disebut Pertumbuhan Kabupaten PK
ij ij
Y Ra
PK =
b. Komponen Pertumbuhan Proporsional PP
ij ij
Y Ra
Ri PP
− =
Apabila : PP 0, menunjukkan bahwa sektor i pada Lima Kecamatan Sentra Industri
Kerajinan Anyaman Pandan pertumbuhannya lambat
ij
PP 0, menunjukkan bahwa sektor i pada Lima Kecamatan Sentra Industri Kerajinan Anyaman Pandan pertumbuhannya cepat
ij
c. Komponen pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW
ij ij
Y Ri
ri PPW
− =
Apabila :
ij
PPW 0, menunjukkan bahwa sektor i industri kerajinan anyaman pandan pada
Lima Kecamatan Sentra Industri Kerajinan Anyaman Pandan mempunyai daya saing yang baik dibandingkan dengan wilayah
lainnya
ij
PPW 0, menunjukkan bahwa Lima Kecamatan Sentra Industri Kerajinan
Anyaman Pandan tidak dapat bersaing dengan baik apabila dibandingkan dengan wilayah lainnya.
d. Pergeseran Bersih PB
ij ij
ij
PPW PP
PB +
= Keterangan:
PBij = pergeseran sektor i pada Lima Kecamatan Sentra Industri Kerajinan Anyaman Pandan
Apabila: PBij 0, menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor i pada Lima Kecamatan Sentra
Industri Kerajinan Anyaman Pandan termasuk ke dalam kelompok progresif maju
PBij 0, menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor i pada Lima Kecamatan Sentra Industri Kerajinan Anyaman Pandan termasuk lamban
4.3.3 Analisis Proyeksi Shift Share
Analisis proyeksi shift share sama dengan analisis shift share tanpa proyeksi, hanya tahun dasar analisis yang digunakan adalah tahun akhir analisis
pada analisis tanpa proyeksi. Tahun akhir analisis yang digunakan pada analisis proyeksi adalah jangka waktu yang ditentukan untuk proyeksi. Pada penelitian ini
tahun akhir analisis adalah tahun 2011 atau lima tahun dari tahun akhir analisis
tanpa proyeksi. Proyeksi dilakukan sampai tahun 2011 karena disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tasikmalaya.
PDRB Kabupaten Tasikmalaya tahun 2011 diproyeksikan dengan metode ektrapolasi. Metode ektrapolasi adalah melihat pertumbuhan PDRB pada masa
lalu dan melanjutkan pertumbuhan tersebut untuk masa yang akan datang sebagai proyeksi. Metode ektrapolasi mengasumsikan laju pertumbuhan PDRB masa lalu
akan berlanjut di masa datang. Rumus proyeksi yang digunakan adalah sebagai berikut.
n i
i
r Y
Y 1
+ =
Keterangan :
i
Y = proyeksi PDRB Kabupaten Tasikmalaya sektor i tahun 2011
i
Y = PDRB Kabupaten Tasikmalaya sektor i tahun 2006
r = rata-rata proporsi pertumbuhan PDRB
n
= jumlah tahun proyeksi atau pada penelitian ini lima tahun 2011-2006 Nilai r dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
n i
i
r Y
Y 1
+ =
1 log
log r
n Y
Y
i i
+ =
⇒ Proyeksi PDRB lima kecamatan sentra industri kerajinan anyaman pandan
menggunakan proyeksi shift share. Rumus yang digunakan adalah
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡
+ =
ij ij
i i
ij ij
Y D
n m
Y Y
Y Y
Keterangan :
ij
Y = proyeksi PDRB sektor i di lima kecamatan sentra industri kerajinan
anyaman pandan tahun 2011
ij
D = nilai komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i di lima kecamatan
sentra industri kerajinan anyaman pandan masa lalu
m
= tahun proyeksi atau pada penelitian ini tahun 2011
n
= tahun dasar analisis pada analisis proyeksi atau pada penelitian ini tahun 2003
BAB V GAMBARAN UMUM
5.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah
Kabupaten Tasikmalaya berbatasan dengan Kabupaten Ciamis, Kota Tasikmalaya, dan Kabupaten Majalengka di sebelah utara. Di sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Ciamis, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Garut.
Kabupaten Tasikmalaya memiliki luas wilayah 271.251,71 hektar yang terbagi atas 39 kecamatan dan 351 desa.
5.2 Iklim
Kabupaten Tasikmalaya pada umumnya beriklim tropis, dengan temperatur normal rata-rata 20º - 34º C. Temperatur di dataran rendah pada
umumnya 34º C dan kelembaban 50 persen, sedangkan pada daerah dataran tinggi mempunyai temperatur 18º - 22º C dengan kelembaban berkisar antara 61 persen
sampai 73 persen. Curah hujan rata-rata per tahun 217,195 mm dengan jumlah hari hujan efektif selama satu tahun sebanyak 84 hari. Curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan November, dengan musim hujan terjadi antara bulan Oktober- Mei dan musim kemarau terjadi antara bulan Juni-September.
5.3 Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2006 sebanyak 1.668.581 orang. Penduduk berjenis kelamin laki-laki sejumlah 833.018 orang
dan penduduk yang berjenis kelamin perempuan sejumlah 835.563 sehingga nilai
sex ratio -nya sebesar 0,9977 persen. Rata-rata kepadatan penduduk sebanyak 651
orang per kilometer persegi. Penduduk terpadat berada di Kecamatan Singaparna yaitu sebanyak 3.581 orang per kilometer persegi, sedangkan Kecamatan
Pancatengah merupakan kecamatan yang tingkat kepadatan penduduknya paling rendah.
Pada Tahun 2006, jumlah pencari kerja yang tercatat sebanyak 20.846 orang yang terdiri dari 11.552 laki-laki dan 9.294 perempuan. Dari seluruh
pencari kerja yang tercatat, hanya 3,89 persen atau sebanyak 811 orang yang sudah ditempatkan. Sementara itu, sebagian besar atau sebanyak 20.035 orang
sedang menunggu penempatan. Berdasarkan data BPS tahun 2006, sebagian besar penduduk atau
sebanyak 46,52 persen atau sejumlah 329.846 orang dari penduduk yang bekerja, bekerja pada sektor pertanian. Hal ini terkait dengan struktur perekonomian
Kabupaten Tasikmalaya yang ditopang oleh sektor pertanian. Selain pada sektor pertanian, penduduk di Kabupaten Tasikmalaya juga banyak yang bekerja pada
sektor perdagangan, hotel, dan restoran yaitu sebanyak 25,20 persen. Industri pengolahan yang di dalamnya terdapat industri kerajinan anyaman pandan mampu
menyerap 10,60 persen tenaga kerja. Pada tahun yang sama, 18,32 persen dari penduduk yang bekerja pada sektor industri pengolahan atau sebesar 13.772 orang
bekerja pada industri kerajinan anyaman pandan. Sementara itu, dari total penduduk yang bekerja sekitar dua persennya bekerja pada industri kerajinan
anyaman pandan. Penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha secara rinci di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2006
Lapangan Usaha Jumlah orang
Persentase Pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan,
dan perikanan 329.846
46,52 Pertambangan dan penggalian
3.254 0,46
Industri Pengolahan 75.177
10,60 Listrik, gas, dan air
540 0,08
Bangunan 32.715 4,61
Perdagangan, hotel, dan restoran 178.665
25,20 Angkutan 42.108
5,94 Keuangan 4.789
0,68 Jasa Kemasyarakatan
41.637 5,87
Lainnya 271 0,04
Jumlah 709.002 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Tasikmalaya 2007
5.4 Perekonomian