55
Daerah Nomor 4 Tahun 2008 terkait penanggulangan kemiskinan di Kota Semarang, perlulah dihayati betul makna substansi hukum legal substance
yang termuat dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008, apakah secara substansial tidak bertentangan dengan ketentuan di atasnya, apakah Perda
tersebut pro rakyat miskin, apakah tidak menguntungkan kelompok tertentu Fadjar, 2013:156.
2.7 Kerangka Berpikir
Alur berpikir dalam penulisan skripsi ini adalah berawal dari salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu mensejahterakan rakyat Indonesia yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah terutama di
Kota Semarang. Alur dari penulisan skripsi ini akan penulis jabarkan dalam bentuk skema sebagai berikut, dibawah ini:
56
Pasal 34 UUD 1945
\ 1. Undang
–Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 perubahan Undang-Undang nomor 34 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2005 Tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2010 Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Pembentukan Tim
Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Provinsi Dan KabupatenKota
Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2008 Tentang Penanggulangan Kemiskinan
Mendeskripsikan model
pemberdayaan masyarakat dalam implementasi Peraturan
Daerah Nomor 4 Tahun 2008 terkait penanggulangan
kemiskinan di
Kota Semarang.
Pengumpulan Data
1. Wawancara 2. Dokumentasi
study pustaka 3. Observasi
Menemukan kendala implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008
terkait penanggulangan kemiskinan di Kota Semarang
Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Berbasis HAM
Teori 1. Teori Negara
Hukum Walfare State
2. Sistem Hukum
Lawrence M. Friedman
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir
57
BAB III METODE PENELITIAN
Metode pada hakikatnya merupakan prosedur dalam memecahkan suatu masalah dan untuk mendapatkan pengetahuan secara ilmiah, kerja
seorang ilmuwan akan berbeda dengan kerja seorang awam. Seorang ilmuwan selalu menempatkan logika serta menghindarkan diri dari pertimbangan
subyektif. Sebaliknya bagi awam, kerja memecahkan masalah lebih dilandasi oleh campuran pandangan perorangan ataupun dengan apa yang dianggap
sebagai masuk akal oleh banyak orang Sunggono 2007: 43. Peneliti bisa mendapatkan data yang akurat dan otentik yang
dikarenakan peneliti telah berhadapan langsung dengan informan, sehingga bisa langsung mewawancarai dan berdialog dengan informan. Sesungguhnya
peneliti mendeskripsikan tentang obyek yang diteliti secara sistematis dan kemudian mengorganisir data-data yang diperoleh sesuai dengan fokus
pembahasan penelitian. Metode ini didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian hukum dengan pendekatan penelitian kualitatif hukum. Dimaksud penelitian kualitatif hukum adalah penelitian yang
sebenarnya merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan, dan
perilaku nyata. Yang diteliti dan dipelajari adalah obyek penelitian yang utuh, sepanjang hal itu mengenai manusia. Dengan demikian, maka dengan