Teori Sistem Hukum Perspektif Lawrence M. Friedman

51 berwenang membuat aturan yang harus dipatuhi oleh masyarakat supaya ketertiban dan ketentraman masyarakat dapat diwujudkan dalam kenyataan. Kedua, di lain pihak, pemerintah berkedudukan sebagai pelayan masyarakat public servant yang bertugas mengurus, menyelenggarakan, dan melayani segenap urusan dan kepentingan masyarakat. Sebagai pelayan masyarakat, pemerintah tentu saja harus dianggap bukan sebagai penguasa yang harus dicurigai dan ditentang, melainkan sebagai partner yang selalu diharapkan kehadiran dan pertolongannya dalam mewujudkan cita-cita kesejahteraan bersama Sibuea, 2010: 42. Di sisi lain, pelaksanaan welfare state tidak melulu menjadi urusan negara. Sebagai sebuah sistem, praktik welfare state juga melibatkan unsur civil society, organisasi-organisasi sukarela voluntary groups, dan perusahaan swasta. Konsep yang dikembangkan adalah welfare pluralism, dimana jenis- jenis pelayanan dansistem pengorganisasiannya dapat dilakukan secara terdesentralisasi sesuai dengankarakteristik masyarakat Kurniawan dan Mustafa, 2011: 50.

2.6.2 Teori Sistem Hukum Perspektif Lawrence M. Friedman

Teori tentang elemen sistem hukum dikemukakan oleh Friedman 2013:12 yang terkenal dengan tiga elemen sistem hukum three elements law system . Menurutnya, dalam sebuah negara yang menerapkan sistem hukum, paling tidak harus ada tiga unsur yang akan dijadikan sebagai dasar atau fondasinya, agar sistem hukum negara tersebut kuat. Ketiga unsur tersebut 52 adalah: legal structure struktur hukum, legal substance substansi hukum, legal culture budaya hukum. Struktur hukum legal structure, yaitu keseluruhan institusi-institusi hukum yang ada beserta aparatnya, mencakup antara lain kepolisian dengan para polisinya, kejaksaan dengan para jaksanya, pengadilan dengan para hakimnya, dan lain-lain Friedman. Terj khozim, 2009:204. Singkatnya menurut penulis, struktur itu adalah lembaga-lembaga penegak hokum, seperti walikota beserta aparaturnya SKPD. Penulis hendak menghubungkan struktur hukum legal structure ini dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Penanggulangan Kemiskinan. Apakah Perda ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, dan apakah sudah dibuat sesuai dengan prosedur yang berlaku. Substansi hukum legal substance, yaitu aturan, norma, dan pola perilaku nyata manusia yang berada dalam sistem itu Friedman. Terj khozim, 2009:204. Singkatnya menurut penulis, substansi adalah produk yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga yang ada dalam struktur. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 dilihat dari substansinya, apakah sudah diimplementasikan dengan baik, sejauh manakah efefktivitasnya. Sebagaimana diketahui tujuan Pemerintah Kota Semarang dalam mengeluarkan kebijakan penanggulangan kemiskinan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang adalah untuk: menjamin perlindungan dan pemenuhan hak –hak dasar warga miskin, mempercepat penurunan jumlah warga miskin, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan menjamin konsistensi, 53 integrasi, sinkronisasi dan sinergi dalam penanggulangan kemiskinan yang berdasarkan asas keadilan dan merata, partisipatif, demokratis, koordinatifketerpaduan, tertib hukum, dan saling percaya yang menciptakan rasa aman. Hal ini tercantum dalam Bab II bagian kesatu pasal 2 dua, berikut: Pasal 2 Penanggulangan kemiskinan bertujuan untuk: a. menjamin perlindungan dan pemenuhan hak –hak dasar warga miskin; b. mempercepat penurunan jumlah warga miskin; c. meningkatkan partisipasi masyarakat; dan d. menjamin konsistensi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi dalam penanggulangan kemiskinan. Sumber: Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Penanggulangan Kemiskinan Dalam pasal 1 satu Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang percepatan penanggulangan kemiskinan disebutkan bahwa penanggulangan kemiskinan adalah kebijakan dan program pemerintah dan pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah pendudukan miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat. Ditambah lagi dalam pasal 2 dua Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 disebutkan bahwa arah kebijakan penanggulangan kemiskinan nasional berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang RPJP, arah kebijakan penanggulangan kemiskinan daerah berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD. Dalam Peraturan Presiden Nomot 15 Tahun 2010 tentang percepatan penanggulangan kemiskinan pada pasal 1 disebutkan bahwa penanggulangan 54 kemiskinan adalah kebijakan dan program pemerintah dan pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah pendudukan miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat. Pada pasal 2 Perpres Nomor 15 Tahun 2010 disebutkan sebagai berikut: 1 Arah kebijakan penanggulangan kemiskinan nasional berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang RPJP, 2 Arah kebijakan penanggulangan kemiskinan daerah berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD. Terkait dengan hal ini penanggulangan kemiskinan tidak termasuk kategori sektor atau urusan, namun merupakan program lintas sektor yang bersifat pengarus utamaan mainstreaming, dan bisa melekat pada setiap urusan pembangunan daerah. Budaya hukum legal culture, yaitu sikap publik atau nilai-nilai, komitmen moral dan kesadaran yang mendorong bekerjanya sistem hukum, atau keseluruhan faktor yang menentukan bagaimana sistem hukum memperoleh tempat yang logis dalam kerangka budaya milik masyarakat Fadjar, 2013:153. Budaya hukum legal culture dengan melihat kondisi masyarakat Kota Semarang, kesadaran hukumnya, disiplin hukumnya, bentuk-bentuk, sifat-sifat budaya hukum masyarakat Kota Semarang. Jadi dalam perspektif Lawrence M. Friedman bahwa sistem hukum terdiri dari tiga elemen, yaitu elemen struktur structure, substansi substance dan budaya hukum legal culture. Berdasarkan yang dikemukakan oleh Lawrence M. Friedman tersebut melalui tesis-tesisnya, maka dalam rangka mengimplementasikan Peraturan 55 Daerah Nomor 4 Tahun 2008 terkait penanggulangan kemiskinan di Kota Semarang, perlulah dihayati betul makna substansi hukum legal substance yang termuat dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008, apakah secara substansial tidak bertentangan dengan ketentuan di atasnya, apakah Perda tersebut pro rakyat miskin, apakah tidak menguntungkan kelompok tertentu Fadjar, 2013:156.

2.7 Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Implementasi Peraturan Wali Kota No 35 Tahun 2011 Tentang Pajak Hiburan Di Kota Medan

3 70 113

Implementasi Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : Per-09/MBU/2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance di Lingkungan Int

3 148 90

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame (Studi Tentang Penerbitan Izin Reklame di Kota Medan)

7 150 212

Implementasi Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 7 Tahun 2011 tentang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

6 111 114

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Implementasi Peraturan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 212 Tentang Retribusi Jasa umum di Kota Semarang

2 44 21

AKUNTABILITAS TKPKD KOTA SEMARANG DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN SESUAI PERDA NOMOR 4 TAHUN 2008 DI KOTA SEMARANG

0 17 160

PERANAN INSTITUSI DALAM IMPLEMENTASI PERATURAN WALI KOTA BUKITTINGGI NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG STRATEGI DAERAH DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (SDPK) TAHUN 2006-2010.

0 0 12

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 21

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA SERANG

1 5 158