57
BAB III METODE PENELITIAN
Metode pada hakikatnya merupakan prosedur dalam memecahkan suatu masalah dan untuk mendapatkan pengetahuan secara ilmiah, kerja
seorang ilmuwan akan berbeda dengan kerja seorang awam. Seorang ilmuwan selalu menempatkan logika serta menghindarkan diri dari pertimbangan
subyektif. Sebaliknya bagi awam, kerja memecahkan masalah lebih dilandasi oleh campuran pandangan perorangan ataupun dengan apa yang dianggap
sebagai masuk akal oleh banyak orang Sunggono 2007: 43. Peneliti bisa mendapatkan data yang akurat dan otentik yang
dikarenakan peneliti telah berhadapan langsung dengan informan, sehingga bisa langsung mewawancarai dan berdialog dengan informan. Sesungguhnya
peneliti mendeskripsikan tentang obyek yang diteliti secara sistematis dan kemudian mengorganisir data-data yang diperoleh sesuai dengan fokus
pembahasan penelitian. Metode ini didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian hukum dengan pendekatan penelitian kualitatif hukum. Dimaksud penelitian kualitatif hukum adalah penelitian yang
sebenarnya merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan, dan
perilaku nyata. Yang diteliti dan dipelajari adalah obyek penelitian yang utuh, sepanjang hal itu mengenai manusia. Dengan demikian, maka dengan
58
menggunakan pendekatan kualitatif, seorang peneliti terutama bertujuan untuk mengerti atau memahami gejala yang ditelitinya Soekanto, 2012:32.
Peneliti dalam hal ini, ingin melihat secara jelas terhadap bentuk model pemberdayaan masyarakat dalam implementasi Perda No. 4 Tahun 2008
terkait penanggulangan kemiskinan di Kota Semarang, kendala implementasi Perda Nomor 4 Tahun 2008, perilaku masyarakat dalam pemberdayaan dan
pemerintah melalui dinas teknis.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan secara maksimal dengan maksud untuk memperoleh data yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya Soekanto, 2005:10. Oleh karena itu, jenis penelitian yang akan penulis gunakan adalah yuridis-sosiologis, disamping melihat secara langsung
ketentuan Peraturan Daerah yang mengatur masalah penanggulangan kemiskinan di Kota Semarang juga melihat secara langsung yang terjadi di
lapangan. Alasan penulis memilih menggunakan jenis yuridis adalah karena
hendak meneliti konsep Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang; Peraturan
Gubernur Jawa Tengah Nomor 20 Tahun 2011 Tentang MDG’S; Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Alasan sosiologis adalah karena hendak meneliti penilaian masyarakat dan pemerintah daerah terhadap
59
model pemberdayaan masyarakat dalam implementasi PerdaNomor 4 Tahun 2008 terkait penanggulangan kemiskinan di Kota Semarang, dan kendala
implementasi PerdaNomor 4 Tahun 2008.
3.3 Fokus Penelitian