27
kebijakan pembangunan yang belum merata. Logikanya, orang miskin umumnya pendapatan kecil dan tidak menentu. Pendapatan yang kecil ini
disebabkan oleh kemampuan SDM-nya yang rendah, tidak memiliki modal usaha, atau tidak memiliki networking dalam berwirausaha. Kemiskinan juga
terkait dengan aspek budaya baik menyangkut individu maupun sosial. Dalam tataran pembangunan nasional, kemiskinan dapat disebabkan faktor
pembangunan yang tidak merata, sehingga daerah tertentu belum terjamah oleh sentuhan pembangunan Soelaeman 2008: 228.
Keputusan Walikota Semarang No. 050716 Tahun 2013 tentang Penetapan Warga Miskin Kota Semarang Tahun 2013, untuk masyarakat
golongan fakir miskin pemerintah sudah melakukan kegiatan-kegiatan seperti bantuan Raskin, Bantuan Tunai Langsung, beasiswa, Jamkesmas, dan
sebagainya. Untuk masyarakat golongan miskin kegiatannya berupa pemberian keterampilan dan pelatihan sedangkan untuk masyarakkat golongan
hampir miskin di berikan modal usaha serta manajemen usahanya.
2.3 Model Pemberdayaan Masyarakat Terkait Penanggulangan Kemiskinan
2.3.1 Pengertian Model
Model adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh gambaran yang dapat memahami secara sistematis dan selengkap-lengkapnya tentang
suatu obyek. Dimana obyek tersebut terdiri dari komponen-komponen apa saja obyek tersebut, bagaimana korelasi-korelasi antara komponen-komponen itu
satu dengan yang lain. Model, sesungguhnya mempunyai banyak arti, di mana model dapat diartikan imitasi atau tiruan dari suatu obyek, atau dapat pula
28
dikatakan sebagai benda atau orang yang mempunyai kesempurnaan untuk ditiru Pamudji, 2006 : 47.
Selain itu, model dalam ilmu pengetahuan juga dapat diartikan suatu tiruan yang dapat menggambarkan keadaan yang kompleks dengan
penyederhanaan untuk memudahkan pemahaman keadaan atau obyek tersebut. Selain itu Model juga mempunyai macam-macam yang pada dasarnya dapat
dibedakan ke dalam dua golongan yaitu bersifat deskriptif dan bersifat analogis Pamudji, 2006 : 48.
Golongan tersebut, yang pertama bersifat deskriptif dimana model tersebut hanya sekedar menggambarkan apa adanya dari suatu obyek dan
golongan yang kedua bersifat menjelaskan.Macam model yang selanjutnya adalah apabila diperlukan untuk keperluan analisa-analisa matematis, yang
mana macam model tersebut dikelompokkan ke dalam tiga model. Model yang pertama disebut model iconis. Dimana model tersebut melukiskan dengan
gambaran tertentu dari pada suatu obyek Pamudji, 2006 : 50. Model yang kedua yaitu analogis, model tersebut di gunakan untuk
melukiskan beberapa perangkat sifat-sifat yang lainnya, yang mana sifat tersebut di miliki oleh suatu obyek. Model yang ketiga yaitu model simbolis,
model ini merupakan suatu model yang menggunakan symbol-simbol untuk menggunakan persamaan matematis yang menunjukkan sifat obyeknya
Mardikanto, 2006 : 93. Sasmojo 2006
mengartikan “model” sebagai diskripsi struktur suatu fenomena yang dinyatakan dalam bentuk-bentuk media yang dapat
29
dikomunikasikan. Sedang Yahya dan Nandang 2009 menyatakan bahwa model adalah abstraksi suatu entitas dimana entitas adalah suatu kenyataan
atau keadaan keseluruhan suatu benda, proses ataupun kejadian Mardikanto 2013:99.
Kaitannya dengan Perda No. 4 Tahun 2008, maka model-model program penanggulangan kemiskinan berdasarkan Pasal 14 Perda No. 4 Tahun
2008 di Kota Semarang meliputi 7 model yaitu: bantuan pangan; bantuan kesehatan; bantuan pendidikan; bantuan perumahan; bantuan peningkatan
ketrampilan; bantuan modal usaha; dan bantuan perlindungan rasa aman.
2.3.2 Pemberdayaan