Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

2.5 Kerangka Berpikir

Anak yang tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan keluarga tidak lepas dari keterikatan dan kedekatannya dengan orangtua. Melalui keluarga dan orangtua anak belajar mulai mengenal lingkungan sekitarnya. Karena keluarga dan orangtua adalah lingkungan yang pertama kali dirasakan anak pada awal-awal tahun kehidupannya, maka hal ini sebagai dasar pembentukan kepribadian anak. Cara-cara orangtua dalam memberikan kelekatan atau attachment berhubungan sangat erat dengan kepribadian anak ketika ia dewasa kelak. Melalui orangtua pula anak mulai belajar berinteraksi sosial di lingkungan rumah, kemudian di sekolah dan di masyarakat sekitar. Menurut Mary Ainsworth dalam Santrock 2012 terdapat empat pola kelekatan yaitu pola kelekatan tidak aman dan menghindar. Melalui kelekatan yang diberikan orangtua seperti ini anak akan bermental sebagai orang yang memiliki rasa takut dan curiga terhadap kedekatan yang diberikan oleh orang lain. Jadi dapat dikatakan bahwa anak dengan pola kelekatan ini akan memiliki kemampuan interaksi sosial yang buruk dengan orang lain. Pola kelekatan yang aman yaitu pola dimana antara anak dengan orangtua atau pengasuhnya akan terjadi suatu interaksi yang positif. Anak yang memiliki orang tua dengan pola kelekatan tersebut sering kali ceria, bisa mengendalikan diri dan mandiri, dan berorientasi pada prestasi, mereka cenderung untuk mempertahankan hubungan yang ramah dengan teman sebaya, bekerja sama dengan orang dewasa, dan bisa mengatasi stres dengan baik. Dan bisa dipastikan anak dengan pola pengasuhan ini akan memiliki kemampuan interaksi sosial yang baik. Pola kelekatan tidak aman dan menolak. Anak dengan orangtua yang memberikan kelekatan tidak aman dan menolak akan memiliki pengendalian diri yang buruk dan tidak mandiri. Sering kali memiliki harga diri yang rendah, tidak dewasa, dan mungkin terasing dari keluarga. Anak-anak yang seperti ini cenderung tidak akan memiliki kemampuan interaksi sosial yang baik. Pola kelekatan yang tidak aman dan tidak teratur, orangtua yang memberikan pola kelekatan tersebut hasilnya anak tidak pernah belajar mengendalikan perilakunya sendiri dan selalu berharap mendapatkan keinginannya. Dan anak yang memiliki orangtua yang selalu menurutinya jarang belajar menghormati orang lain dan mengalami kesulitan untuk mengendalikan perilakunya. Anak-anak ini mungkin akan mendominasi egosentris, tidak menuruti aturan, dan kesulitan dalam hubungan dengan teman sebaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa antara kelekatan, dan bentuk-bentuk interaksi sosial anak saling berkaitan. Hubungan yang terjadi antara orangtua terhadap anak sehari-hari akan menghasilkan kelekatan atau attachment. Hubungan yang baik akan menghasilkan kelekatan atau attachment yang baik pula antara orangtua dan anak. Sehingga dengan kelekatan atau attachment yang diberikan orangtua terhadap anak tersebut akan mempengaruhi bagaimana bentuk- bentuk interaksi sosial anak.

2.6 Hipotesis