Kemampuan Interaksi Sosial Anak TK

kelompok yang saling berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat mengubah, mempengaruhi, ataupun memperbaiki lingkungan di sekitarnya. Dimana komunikasi yang terjadi tersebut bisa secara langsung atau tidak langsung. Dan aktivitas yang terjadi bisa berupa aktivitas yang positif seperti saling berjabat tangan, tersenyum, menyapa, bercakap-cakap dan aktivitas yang negatif seperti memandang dengan sinis, mencibir, marah-marah dan berkelahi.

2.2.2 Kemampuan Interaksi Sosial Anak TK

Salah satu aspek penting dalam perkembangan anak adalah tingkah laku sosial, dimana suatu masa peralihan dari lingkungan keluarga ke dalam lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat merupakan masa Taman Kanak- Kanak. Menurut Dagun 2002 pada masa kanak-kanak, anak akan melangkah ke dunia yang lebih luas. Dalam lingkungan sekolahnya anak akan melakukan interaksi sosial dengan orang-orang baru, dengan guru, teman, dan berbagai aturan baru. Menurut Mildred B. Parten dalam Dagun 2002 ada enam kategori yang muncul ketika anak masuk dalam era berinteraksi dengan teman sebaya. Pertama, jumlah waktu anak berada di luar rumah; kedua, keterlibatan anak bermain dengan temannya; ketiga, kecenderungan anak bermain sendiri; keempat, kecenderungan anak bermain paralel; kelima, bermain asosiatif; keenam, sikap kerja sama. Menurut Sueann Robinson Ambron 1981 sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif. Begitu pula ketika anak memasuki lingkungan masyarakat, anak juga akan melakukan interaksi dengan tetangga, orang-orang di sekitar rumah, dan aturan baru yang berbeda pula dengan aturan di rumah dan di sekolahnya. Menurut Hidayati 1998 proses interaksi merupakan suatu aktifitas hubungan antara dua orang atau lebih, interaksi pada anak terutama adalah dengan anak-anak yang lain atau teman sebaya selain dengan anggota keluarga sendiri, proses interaksi dengan sesama teman merupakan sarana paling utama dalam memahami hubungan sosial ini, hubungan sosial ini bisa berjalan dengan baik bila terjadi kesefahaman antara antara berbagai pihak tersebut. Menurut Yusuf 2009 anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya, baik orangtua, saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya. Kemampuan interaksi sosial anak dipengaruhi oleh keluarga, teman, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan yang utama dan pertama kali diketahui anak adalah lingkungan keluarga, kedua orangtua dan anggota keluarga yang lain yang secara langsung selalu berhubungan dengan anak. Pengaruh sosialisasi yang terjadi dalam lingkungan keluarga memiliki peran yang sangat besar bagi perkembangan dan pembentukan kepribadian individu. Hal-hal yang ditanamkan oleh keluarga berupa hal yang positif ataupun negatif akan terbentuk dalam kepribadian diri anak secara langsung. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial merupakan proses dimana anak berinteraksi dan belajar terhadap nilai serta perilaku yang diharapkan pada suatu lingkungan masyarakat tertentu.

2.2.3 Kemampuan Interaksi Sosial