dengan baik. Oleh karena itu, tumbuhnya kelekatan atau attachment dalam diri anak sangat diperlukan untuk perkembangan selanjutnya menurut Adiyanti
2003.
2.2 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
2.2.1 Pengertian Interaksi Sosial
Sebagai makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan masyarakat diperlukan suatu interaksi untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan orang
lain. Dengan adanya interaksi sosial yang baik akan tercipta hubungan yang baik pula dalam kehidupan masyarakat. Menurut Walgito 2003 interaksi sosial ialah
hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan
yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Menurut
Monks, dkk 1999 interaksi merupakan suatu pengaruh timbal balik, yang mempengaruhi antara bakat yaitu pembawaan dan konstitusi serta pemasakan dan
belajar, melainkan juga interaksi antara pribadi dan dunia luar. Interaksi tadi mengandung arti bahwa orang dengan mengadakan reaksi dan aksi ikut
memberikan bentuk pada dunia luar yaitu keluarga, teman, tetangga, kelas sosial, kelompok kerja, bangsa. Dan sebaliknya individu juga mendapatkan pengaruh
dari lingkungan sekelilingnya dan kadang-kadang pengaruh itu begitu kuat hingga membahayakan pribadinya. Di dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu
dapat menyesuaikan dengan yang lain, atau sebaliknya. Pengertian penyesuaian
disini dalam arti yang luas, yaitu individu dapat meleburkan diri dengan keadaan di sekitarnya, atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh individu yang bersangkutan. Menurut Bonner dalam Ahmadi 2009 interaksi sosial adalah suatu
hubungan antara individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau
sebaliknya. Individu baru bisa berkembang bila ia bergaul dengan masyarakat artinya, kalau lingkungan tidak memungkinkan berkembang tiap-tiap potensi,
maka potensi-potensi itu tidak mungkin juga berkembang. Tetapi walaupun begitu, pengaruh sekitar pun ada batasnya. Meskipun lingkungan memberi
kemungkinan sampai bagaimanapun juga, tetapi potensi tidak ada, maka tidak mungkin bisa berkembang menurut Ahmadi 2009. Ketika seseorang itu bertemu
disitulah interaksi sosial dimulai, seperti mereka saling bertegur sapa, berjabat tangan, bercakap-cakap, tertawa bersama, atau bahkan marah-marah dan
berkelahi, aktivitas tersebut juga merupakan bentuk-bentuk dari aktivitas interaksi sosial. Menurut Soekanto 2006 bentuk umum proses sosial adalah interaksi
sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan
antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian interaksi sosial adalah sebuah aktivitas sosial yang terjadi antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok yang saling berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat mengubah, mempengaruhi, ataupun memperbaiki lingkungan di
sekitarnya. Dimana komunikasi yang terjadi tersebut bisa secara langsung atau tidak langsung. Dan aktivitas yang terjadi bisa berupa aktivitas yang positif seperti
saling berjabat tangan, tersenyum, menyapa, bercakap-cakap dan aktivitas yang negatif seperti memandang dengan sinis, mencibir, marah-marah dan berkelahi.
2.2.2 Kemampuan Interaksi Sosial Anak TK