12
2. Siklus Hidup Sitophilus zeamais
Serangga Sitophilus zeamais mengalami metamorfosis sempurna yakni dari stadium telur sampai menjadi imago kumbang dewasa. Larva tidak
bertungkai, berwarna putih jernih. Ketika bergerak, larva agak mengkerut, sedang kepompongnya tampak seolah telah dewasa. Imago mempunyai kepala
yang memanjang membentuk moncong snout. Sayap mempunyai dua bercak yang berwarna agak pucat. Sayap dapat berkembang sempurna, sayap
belakang berfungsi untuk terbang. Panjang tubuhnya 3.50-5 mm Kartasapoetra, 1987. Adanya tepung pada butiran yang terserang. Biji dan
tepung dipersatukan oleh air liur larva sehingga kualitas biji menurun atau rusak sama sekali. Perkembangbiakan, aktivitas, dan kopulasi dilakukan pada
siang hari dan berlangsung lebih lama dibandingkan dengan masa kopulasi hama gudang lainnya. Lama hidup induk hama ini berlangsung 3-5 bulan.
Kartasapoetra, 1987.
Gambar 2. Siklus hidup Sitophilus zeamais Kartasapoetra, 1987 Menurut Pranata 1985, seekor imago betina mampu menghasilkan telur
sebanyak 100-150 telur. Perbedaan jumlah telur disebabkan oleh beragamnya kualitas makanan. Telur diletakkan pada biji yang telah dilubangi, tiap lubang
diisi satu butir telur. Telur diletakkan pada semua bagian biji tetapi
13 kebanyakan diletakkan dekat lembaga Pranata, 1985. Masing-masing lubang
selanjutnya ditutup dengan sisa gerekan. Lubang gerekan berdiameter ± 1 mm. Stadium telur berlangsung sekitar 7 hari. Larva yang terdapat dalam biji akan
terus menggerek biji. Larva tidak berkaki, dan terus akan berada di dalam lubang gerekan. Demikian pula imago barunya akan tetap berada di dalam
lubang sekitar 5 hari Kartasapoetra, 1987. Temperatur dan kadar air sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
populasi Sitophilus sp dan Rhyzopertha dominica. Sitophilus sp mampu
berkembang lebih cepat pada kisaran suhu 17-35
o
C dan kadar air yang lebih besar dari 11 . Panjang telur 0.5 mm dan setelah kurang lebih lima sampai
tujuh hari telur menetas menjadi larva. Larva berkembang dengan memakan bagian dalam biji endosperm. Stadium larva ini merupakan stadium yang
paling merusak. Hill, 1987.
Temperature
o
C Gambar 3. Pengaruh temperatur dan kadar air terhadap pertumbuhan
populasi Sitophilus zeamais dan Rhyzoperta dominica Hill, 1987
Rate of multiplication in 100 days
14
3. Kerusakan yang diakibatkan S