Energi yang Terpakai HASIL DAN PEMBAHASAN

38 5 10 15 20 25 30 160 240 480 720 Daya Watt E ner gi W h Energi 60 detik Energi 90 detik Energi 120 detik Apabila dibandingkan antara perlakuan oven gelombang mikro dan pengering udara panas, maka oven gelombang mikro lebih efisien. Hal ini disebabkan gelombang mikro langsung berinteraksi dengan molekul air yang ada dalam beras, telur, larva maupun pupa sehingga kenaikan suhu bahan dan proses koagulasi protein dalam telur, larva dan pupa dapat berlangsung lebih cepat.

D. Energi yang Terpakai

Penggunaan oven gelombang mikro menghabiskan energi, semakin besar daya dan lama waktu perlakuan maka semakin besar pula energi yang dipakai gambar 18. Gambar 18. Energi yang terpakai pada microwave dengan pengaturan daya dan waktu yang berbeda Dari histogram didapatkan bahwa semakin besar daya dan waktu yang digunakan, maka semakin besar pula energi yang digunakan. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja yang merupakan hasil perkalian daya dan waktu. Mortalitas Sithopilus zeamais mencapai 100 dengan energi terkecil pada perlakuan daya 480 Watt dalam waktu 120 detik. Energi yang dikeluarkan berhubungan dengan tinggi suhu bahan dan mortalitas Sithopilus zeamais. 39 Tabel 7. Hubungan energi yang digunakan pada oven gelombang mikro dengan prosentase mortalitas Sithopilus zeamais Daya Watt Waktu detik Energi Wh Mortalitas 160 60 3 8 160 90 4 18 160 120 5 46 240 60 4 33 240 90 6 55 240 120 8 82 480 60 8 89 480 90 12 98 480 120 16 100 720 60 12 98 720 90 18 100 720 120 24 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa semakin besar energi yang digunakan, semakin besar pula prosentase mortalitas Sithopilus zeamais. Pada perlakuan daya 480 Watt dalam waktu 120 detik dan perlakuan daya 720 Watt dalam waktu 90 detik dan 120 detik mortalitas Sithopilus zeamais mencapai 100 . Energi terkecil yang dibutuhkan untuk mencapai mortalitas 100 adalah 12 Wh. Jumlah energi yang dikeluarkan sebanding dengan gelombang mikro yang dihasilkan oven gelombang mikro. Apabila gelombang mikro semakin besar, maka interaksi bipolar semakin besar sehingga menyebabkan besarnya kenaikan suhu dan mortalitas Buffler, 1993. Hasil penelitian Sandewi 2005 yang menggunakan jagung sebagai media, menunjukkan bahwa mortalitas Sithopilus zeamais mencapai 100 pada nilai energi terkecil 8 Wh 240 Watt; 120 detik. Perbedaan nilai energi dalam menentukan nilai mortalitas disebabkan kadar air awal yang berbeda. Semakin besar nilai kadar air awal maka semakin besar pula energi yang dibutuhkan. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan oven gelombang mikro dibanding oven pengering udara panas, maka dilakukan pengukuran energi pada oven pengering udara panas. 40 Tabel 8. Hubungan antara energi yang digunakan pada oven pengering udara panas dengan mortalitas Sithopilus zeamais Waktu Menit Suhu o C Energi Wh Mortalitas 10 41.1 293.3 3 15 46.0 440.0 3 20 49.9 586.7 40 25 55.2 733.3 100 30 57.2 880.0 100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa antara waktu perlakuan, suhu yang dicapai, energi yang dipakai dan prosentase mortalitas bersifat sebanding. Semakin lama waktu perlakuan, maka suhu, energi dan prosentase mortalitas semakin besar dan sebaliknya. Nilai energi didapat dari perkalian antara daya dan waktu. Adapun daya didapat dari perkalian tegangan dan arus yang digunakan. Energi terkecil yang dipakai untuk mencapai mortalitas Sithopilus zeamais 100 adalah 733.3 Wh. Nilai ini lebih besar dibandingkan energi yang dibutuhkan pada oven gelombang gelombang mikro yaitu 12 Wh. Dengan perbandingan ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan oven gelombang mikro lebih efisien dari pada oven pengering udara panas. Pada penelitian Yulaikha 2005 dengan kadar air awal 12.7 , menunjukkan energi terkecil yang dikeluarkan untuk mencapai mortalitas Sithopilus zeamais 100 lebih rendah yaitu 645.3 Wh dengan waktu 22 menit. Hasil penelitian Sandewi 2005 dengan kadar air awal 13.81 , membutuhkan energi terkecil 587 Wh dengan waktu 20 menit untuk mencapai mortalitas Sithopilus zeamais 100 . Hal ini disebabkan kadar air awal yang lebih rendah, sehingga dengan energi yang sama dapat menghasilkan pemanasan bahan dan mortalitas Sithopilus zeamais yang lebih tinggi. Energi yang dikeluarkan akan mengenai benda yang ada di sekitar, media berupa beras dan Sithopilus zeamais dan memanaskannya. Media dengan kadar air awal yang lebih tinggi akan lebih banyak menyerap energi untuk menaikkan suhu. Dengan energi yang sama, media dengan kadar air awal yang lebih rendah akan mencapai suhu yang lebih tinggi. 41 Sumber dari gelombang mikro adalah tabung magnetron yang terdiri dari susunan katoda, anoda serta magnet yang menghasilkan gelombang elektromagnetik. Anode berupa cekungan berputar dengan pusat lingkaran berupa katode sehingga menghasilkan elektron. Kemudian magnet yang dipasang membentuk medan magnet dan berinteraksi dengan elektron sehingga dihasilkan gelombang elektromagnet dengan frekuensi 2500 MHz 2.5 GHz. Pada selang ini gelombang tidak bisa diserap oleh plastik, gelas dan keramik tetapi hanya dapat diserap oleh bahan yang mengandung air. Hal inilah yang menyebabkan energi yang dikeluarkan sangat efektif untuk membunuh Sithopilus zeamais yang peka terhadap suhu poikiloterm.

E. Kandungan Pati Beras