S itophilus zeamais Serangga Hama Gudang

10 menunjukkan sekitar 80 beras di 38 negara dalam bahaya kerusakan akibat serangan hama tersebut. Menurut Sunjaya dan Widayanti 2006, pertumbuhan optimal Sitophilus sp pada kisaran temperatur 25-35 o C. Serangga adalah hewan berdarah dingin poikiloterm, temperatur tubuh mereka akan mengikuti udara tempat mereka hidup. Oleh karena itu temperatur merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap biologi semua jenis serangga, termasuk serangga hama gudang. Berdasarkan cara penyerangan dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan, serangga digolongkan menjadi hama primer, sekunder dan hama tersier. Hama primer menyerang biji-biji yang masih utuh, memecah kulit biji dan bertelur di dalamnya. Hama sekunder menyerang biji yang telah rusak dan biasanya mengikuti serangan serangga primer. Hama tersier menyerang biji yang pecah, tepung atau bubuk dan biasanya kerusakan yang ditimbulkan tidak seberat hama primer dan sekunder Winarno dan Jenie, 1983.

1. S itophilus zeamais

Hama ini merupakan ordo Coleoptera kumbang famili curculionidae dengan genus Sitophilus Haines, 1991. Awal mula taksonomi dari kelompok serangga hama gudang ini cukup membingungkan, kebanyakan dari literatur yang mencoba menentukan dan menjelaskan spesies kelompok ini mengalami kesulitan. Penjelasan pertama oleh Linnaeus pada tahun 1763 menamakan sebagai Curculio oryza. Nama spesies pertama ini direvisi oleh Clairville dan Scheltenberg pada tahun 1798 dengan nama Calandra oryza yang yang secara umum disamakan dengan nama Sitophilus dibanyak literatur lain. Para peneliti kemudian membedakan kelompok ini berdasarkan ukurannya yaitu besar dan kecil. Pada tahun 1855, Motschulsky mengenalkan nama untuk spesies yang berukuran besar dengan nama Sitophilus zeamais Haines, 1991. Sitophilus zeamais dan Sitophilus oryzae sering ditemukan bersama- sama. Kedua spesies ini kurang tertarik pada cahaya, hama ini adalah hama yang aktif terbang , menyukai tempat gelap dan dapat menyusup ke dalam biji. Serangga ini sangat mudah untuk dikenali karena “moncong” snout nya yang khas. Imago panjangnya 2.5-4.5 mm. Ukuran ini tergantung pada jenis makanan di mana mereka berkembang biak. Umumnya, bila hidup di 11 jagung ukurannya lebih besar dari pada bila hidup pada beras giling atau sorgum. Memiliki antena siku elbowed, gada clubbed dan sayap belakang. Pada elytra terdapat 4 buah bercak bulat bewarna merah. Bintik punctures pada porthorax bulat dan amat rapat Pranata, 1979. Gambar 1. Sitophilus zeamais Hill, 1987 Penelitian yang dilakukan oleh C.P. Haines dan R.I. Pranata pada tahun 1982 di beberapa gudang beras di pulau jawa menyimpulkan bahwa Sitophilus zeamais adalah spesies yang dominan ditemukan pada sereal terutama jagung dan beras di daerah tropis. Sitophilus zeamais lebih umum ditemukan di jagung dan beras dari pada Sitophilus oryzae Haines dan Pranata, 1982. Tabel 4. Perbandingan jumlah Sitophilus zeamais dan Sitophilus oryzae yang ditemukan pada gabah dan beras dalam gudang penyimpanan Hama Gudang Bahan Sitophilus zeamais sampel Sitophilus oryzae sampel Beras 40 5 Gabah 3 10 Sumber : Haines dan Pranata, 1982 12

2. Siklus Hidup Sitophilus zeamais