Mortalitas Sitophilus zeamais Kandungan Pati

23 • Pindahkan cawan beserta isinya kemudian dinginkan dalam desikator selama 15 menit. • Timbang cawan beserta isinya bobot setelah oven. • Penentuan kadar air dengan perhitungan berat bahan yang dikeringkan dengan mengunakan persamaan 1.

3. Suhu

Pengukuran suhu meliputi suhu bola kering dan suhu bola basah ruang microwave, suhu permukaan bahan dan suhu lingkungan. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termokopel. Pengukuran suhu bola basah dan suhu bola kering ruangan oven gelombang mikro didekati dengan melakukan pengukuran di tempat keluarnya uap dari microwave. Pengukuran suhu ruang microwave dan suhu permukaan bahan tidak dapat diukur selama microwave beroperasi. Hal ini dikarenakan gelombang mikro yang diberikan ketika microwave sedang beroperasi akan diserap oleh termokopel yang bersifat logam sehingga dapat menimbulkan percikan api atau ledakan di dalam ruang microwave dan menyebabkan kerusakan permanen bagi microwave tersebut. Adapun untuk mengukur suhu permukaan bahan dilakukan dengan cara memasukkan ujung-ujung termokopel kedalam bahan sesaat setelah keluar dari mikrowave. Agar pengukuran suhu tepat, maka digunakan 3 termokopel yang diletakkan di tengah dan pinggir bahan.

4. Mortalitas Sitophilus zeamais

Prosentase kematian mortalitas Sitophilus zeamais dilakukan dengan cara menghitung jumlah Sitophillus zeamais yang mati dalam setiap tingkatan suhu dan waktu yang diujikan. Tahapan melakukan pengujiannya adalah sebagai berikut : • Siapkan 200 gram beras dalam wadah plastik berdiameter 6 cm dan tinggi tumpukan beras 8 cm. Masukkan 40 ekor 20 jantan, 20 betina Sitophilus zeamais kemudian simpan selama tujuh hari. Kemudian pindahkan beras dan Sitophilus zeamais ke wadah plastik khusus microwave berdiameter 12 cm dan tinggi tumpukan beras 2 cm, tutup dan tunggu selama 5 menit kemudian segera masukkan ke dalam microwave. 24 • Atur tingkat daya dan lamanya waktu yang diinginkan lihat manual microwave Elektrolux tipe EME 1920 lalu tekan tombol “start”. • Setelah proses berakhir, akan tanda bunyi selesai dan lampu dalam microwave akan padam. • Segera keluarkan wadah dari microwave kemudian masukkan tiga buah termokopel ke dalam wadah kemudian tutup kembali. Dari tahapan tersebutlah proses pengambilan data suhu medium beras diperoleh. Proses pencatatan suhu medium direcord oleh alat Chyno recorder. • Setelah didapatkan data suhu, beras beserta Sitophilus zeamais dimasukkan ke dalam desikator buatan untuk pendinginan selama ± 30 menit. • Kemudian beras dan Sitophilus zeamais dikeluarkan kembali untuk menghitung jumlah Sitophilus zeamais yang sudah mati. • Sitophilus zeamais yang sudah mati dipisahkan dan didiamkan selama ± 3 jam untuk memastikan serangga tersebut mati dan dilakukan pengamatan setelah 24 jam. • Untuk mengetahui keturunan F1 serangga tersebut, beras yang telah mendapat perlakuan dari microwave disimpan selama 30 hari setelah itu diadakan pengamatan pada hari ke 31 sampai hari ke 37.

5. Kandungan Pati

Pengujian kandungan pati beras dilakukan dengan metode “Titri metri” Luff Schoorl” Sudarmadji, S.et al, 1997. Dasar penetapan kandungan pati ini adalah hidrolisa pati menjadi gula yang kemudian ditetapkan secara Luff-schoorl. Gula-gula produksi glukosa, luktosa, fruktosa, dan lain-lain dapat mereduksi CU II menjadi CU I. CU II asli ditentukan dalam sebuah percobaan terhadap blanko. Dari perbedaan jumlah titrasi maka jumlah gula dalam larutan yang diperiksa dapat ditentukan. Tahap-tahap metode “Titri metri Luff Schoorl adalah sebagai berikut : • Timbang 2-5 gram contoh bahan padat yang telah dihaluskan atau bahan cair dalam gelas piala 250 ml, tambahkan 50 ml aquades dan aduk selama 1 jam. Suspensi disaring dengan kertas saring dan 25 dicuci dengan aquades sampai volume filtrat 250 ml. Filtrat ini mengandung karbonhidrat yang larut dan dibuang. • Untuk bahan yang mengandung lemak, maka pati yang terdapat sebagai residu pada kertas saring dicuci 5 kali dengan 10 ml ether, biarkan ether menguap dari residu, kemudian cuci lagi dengan 150 ml alkohol 10 untuk membebaskan lebih lanjut karbohidrat yang terlarut. • Residu dipindahkan secara kuantitatif dari kertas saring ke dalam erlemenyer dengan pencucian 200 ml aquades dan tambahkan 20 ml HCL ± 25 berat jenis 1.125, tutup dengan pendingin balik dan pasnaskan di atas penangas air mendidih selama 2.5 jam. • Setelah dingin netralkan dengan larutan NaOH 45 dan encerkan sampai volume 500 ml, kemudian saring. Tentukan kadar gula yang dinyatakan sebagai glukosa dari filtrat yang diperoleh. Penentuan gula seperti pada penentuan gula reduksi. Berat glukosa dikalikan 0.9 merupakan berat pati. proses penentuan gula reduksi adalah sebagai berikut : • Ambil 50 ml filtrat bebas pb dari larutan, masukkan ke dalam Erlenmenyer dan ditambah dengan 25 ml aquades dan 10 ml HCl 30 berat jenis 1.15 panaskan di atas penangas air pada suhu 67-70 o C selama 10 menit. Kemudian didinginkan cepat-cepat sampai suhu 20 o C. Netralkan dengan NaOH 45 , kemudian diencerkan sampai volume tertentu sehingga 25 ml larutan mengandung 15-60 ml gula reduksi. • Diambil 25 ml larutan dan masukkan ke dalam Erlemenyer, ditambah larutan Luff Schoorl. Dibuat pula percobaan blangko yaitu 25 ml larutan Luff Schoorl ditambah 25 ml aquades. • Setelah ditambah beberapa batu didih, Erlenmenyer dihubungkan dengan pendingin balik , kemudian dididihkan. Diusahakan 2 menit sudah mendidih. Pendidihan larutan dipertahankan selama 10 menit. • Kemudian cepat-cepat didinginkan. Tambakan 15 ml KI 20 dan dengan hati-hati tambahkan 25 ml H 2 S0 4 26.5 . 26 • Yodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan Na-thiosulfat 0,1 N memakai indikator pati sebanyak 2-3 ml. untuk memperjelas perubahan warna pada akhir titrasi sebaiknya pati ditambahkan pada saat titrasi hampir berakhir.

D. Analisis Teknik