Prinsip pemanasan oven gelombang mikro

17 Keterangan : 1. Ruang untuk memasak 2. Jendela, untuk memeriksa bahan saat oven sedang bekerja 3. Pintu oven, pintu harus ditutup rapat saat oven bekerja 4. Kait pengunci 5. Panel kontrol 6. Poros penggerak tadah putar 7. Poros gerak dan tadah putar turn table terbuat dari kaca tahan panas untuk meletakkan bahan yang akan dimasak 8. Penyangga tadah putar Gambar 5. Oven gelombang mikro tipe EME 1920 dan perlengkapannya

3. Prinsip pemanasan oven gelombang mikro

Perubahan energi gelombang mikro menjadi panas dapat diketahui dari dua mekanisme, yaitu rotasi dua kutub dipolar dan konduksi ionik. Sehingga hanya dua kutub dan molekul ionik yang dapat berinteraksi dengan gelombang mikro dan menghasilkan panas. Rotasi dua kutub terjadi apabila molekul ynag mempunyai struktur dua kutub ditempatkan dalam medan osilasi listrik. Molekul tersebut akan mendapat energi rotasional sesuai dengan arah medan. Ketika medan tersebut 18 dipasang, seluruh molekul akan berada sesuai dengan arah medan awal. Ketika medan dibalikkan maka melokul akan berputar terbalik dan menimbulkan tumbukan lebih lanjut dengan molekul yang ada di sekitarnya. Energi tumbukan ini akan menimbulkan peningkatan temperatur molekul. Adapun pada konduksi ionik, pemanasan berasal dari perpindahan enegi dari medan listrik ke agitasi partikel. Energi oksilasi medan listrik yang dihasilkan akan menyebabkan agitasi partikel, yang mengakibatkan suhu partikel naik dan menyebabkan partikel berinteraksi dengan partikel di sekitarnya. Sehingga partikel tersebut mengalami kenaikan suhu Buffler, 1993. Gambar 6. Mekanisme interaksi gelombang mikro. A Interaksi Ionik, B Interaksi Bipolar Buffler, 1993 Energi panas yang dihasilkan relatif tinggi, molekul-molekul air pada bahan makanan dapat berfungsi sebagai penyerap energi dan energi yang dihasilkan lebih efektif. Pemanasan dengan microwave merupakan akibat dari interkasi kimia kandungan bahan pangan dengan medan elektromagnetik. Pada saat gelombang mengenai bahan akan terjadi satu atau tiga kemungkinan yaitu : energi diserap, energi yang dipantulkan, energi yang tidak dipantulkan.

III. METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian EEP, Departemen Teknik Pertanian dan laboratorium Kimia Pangan, Departemen Ilmu Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor serta laboratorium Pest dan Disease Management, SEAMEO BIOTROP Pusat Penelitian Biologi Tropika Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2007.

B. BAHAN DAN ALAT

Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah beras varietas Membramo yang diperoleh dari kebun percobaan Muara, Bogor. Sedangkan serangga hama gudang Sitophilus zeamais berumur 1-14 hari berasal dari laboratorium Pest dan Disease Management, SEAMEO BIOTROP Pusat Penelitian Biologi Tropika Bogor. Peralatan yang digunakan antara lain: 1. Oven gelombang mikro microwave Oven merk Elektrolux tipe EME 1920, kisaran daya 80-800 Watt dengan input tegangan 220-230 Volt. 2. Oven pengering Dryer merk IKEDA RIKA tipe SS-204 D 220 volt; 8A 3. Timbangan digital 4. Mikroskop 5. Termokopel 6. Wadah plastik khusus microwave 7. Chynorecorder 8. Kuas 9. Cawan alumunium 10. Silica gel 11. Larutan NaOH 45 12. Larutan HCl 3 13. Blander kering merk Phillips 14. Alat labu ukur 15. Kertas saring 16. Alat pendingin balik 17. Larutan Na-Thiosulfat