Jalur Direct Monetary Channel Var Shock RR, SBI dan BASE

7. Jalur Direct Monetary Channel Var Shock RR, SBI dan BASE

Jalur langsung atau dikenal dengan direct monetary channel yang merupakan jalur dengan pendekatan kuantitas menunjukkan pertumbuhan kinerja perekonomian yang tidak terlalu baik dan hal ini ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan negatif dari indikator produk domestik bruto Indonesia -10.61 persen yang diperkirakan penurunan ini dikarenakan pengaruh penurunan dari faktor konsumsi -17.63 persen yang disebabkan oleh adanya penurunan pada pendapatan disposable -11.39 persen dan pengeluaran pemerintah -3.06 persen, disamping itu faktor ekspor -10.20 persen dan impor 4.21 persen menggambarkan perkembangan yang mendukung bagi penurunan pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia dan hal ini seiring dengan adanya penurunan pada neraca perdagangan -25.14 persen sedangkan pertumbuhan investasi baik swasta 5.02 persen maupun pemerintah 192.23 persen menunjukkan tidak memiliki pengaruh terhadap penurunan kinerja perekonomian tersebut. 6.2.2. Skenario Simulasi peningkatan 50 persen variabel Jalur Mekanisme Transmisi Moneter Periode Krisis pada tahun 1997 – 2000 Hasil simulasi peningkatan 50 persen variabel utama untuk setiap jalur mekanisme transmisi moneter pada periode krisis tahun 1997 – 2000 ditunjukkan pada Tabel 30. 1. Jalur Interest Rate Channel Var Shock INT,RR dan SBI Pada tahun 1997 – 2000 dianggap sebagai periode krisis dan dalam kondisi ini dilakukan simulasi peningkatan 50 persen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai sebelumnya terhadap variabel kebijakan yang digoncang maka diperoleh peningkatan yang cukup besar dalam variabel kredit sebesar 393.69 persen dan terjadi peningkatan yang cukup besar pada neraca perdagangan sebesar 573.71 persen sehingga kinerja perekonomian produk domestik bruto Indonesia mengalami pertumbuhan positif sebesar Tabel 30. Simulasi Historis Peningkatan 50 persen variabel Jalur Mekanisme Transmisi Moneter Periode Krisis Tahun 1997 – 2000 SIM-1 SIM-2 SIM-3 SIM-4 SIM-5 SIM-6 SIM-7 Variable Endogen Simbol BASE Nilai Tukar ER 4772 -33.78 -16.95 422.36 -105.85 50.00 50.00 -27.01 Tingkat Sukubunga INT 12.6868 50.00 -221.16 50.00 50.00 50.00 -388.63 -211.96 Indeks Harga Konsumen INDEX 251.9995 -11.62 -3.87 -304.43 50.00 -24.69 -15.89 -13.05 Ekspor EXPO 18101 63.28 20.80 1,345.96 -138.45 188.38 169.76 70.27 Impor IMPO 11565 -225.19 -98.37 667.40 -438.90 -143.36 -242.71 -204.25 Investasi Swasta ISWA 81124 -34.59 -19.17 50.00 -51.72 -33.97 -61.80 -31.31 Investasi Pemerintah IPEM 18825 -303.20 -129.75 50.00 -296.21 -337.53 -433.65 -287.33 Uang Khartal UKHA 20504 260.11 111.50 1,171.45 273.95 225.01 250.40 246.46 Giral GIRA 25480 71.37 25.60 1,060.97 45.43 83.27 50.94 71.64 Tabungan dan Deposito TADE 213758 -58.66 -29.23 183.49 -65.00 -62.33 -81.90 -54.98 Penawaran Uang MS 246288 35.34 12.47 50.00 -32.96 50.00 50.00 31.10 Uang Primer BASE 36510 107.84 40.90 50.00 24.03 50.00 50.00 50.00 Konsumsi CONS 32741 804.69 311.46 17,191.19 429.86 900.26 861.70 808.96 Pengeluaran Pemerintah GEXP 104455 21.38 8.42 363.35 23.42 17.14 17.07 20.86 Penerimaan Pemerintah GREV 89949 17.56 6.26 448.44 3.05 21.92 17.76 17.67 Pajak TAX 61323 23.20 8.21 583.12 -1.41 31.36 24.73 23.19 Kredit KREDIT 154692 393.69 50.00 393.69 393.69 449.28 605.75 364.82 Permintaan Uang MD 51142 -5.53 -6.35 668.68 -56.87 51.69 30.59 -0.22 Neraca Perdagangan BOT 6536 573.71 231.67 2,546.63 393.19 775.38 899.59 556.01 Neraca Pembayaran BOP -3832 978.55 395.15 4,343.63 670.64 1,322.52 1,534.37 948.36 Produk Domestik Bruto Indonesia PDBI 243681 97.73 35.27 2,563.95 38.24 111.72 93.15 99.93 Pendapatan Disposabel YD 182358 122.80 44.37 3,230.05 51.57 138.74 116.16 125.73 KETERANGAN SIM-1 Interest Rate Channel SIM-5 Exchange Rate 1 Channel SIM-2 Bank Lending Channel SIM-6 Exchange Rate 2 Channel SIM-3 Balance Sheet Channel SIM-7 Direct Monetary Channel SIM-4 Expectation Channel 97.73 persen. Hal ini pun didukung dengan peningkatan pendapatan disposabel 122.80 persen sehingga konsumsi yang merupakan variabel yang dipengaruhi oleh pendapatan disposabel menunjukkan pengaruh penting pada kinerja perekonomian PDBI menjadi sebesar 804.69 persen, disamping itu apresiasi nilai tukar -33.78 persen tidak terlalu memiliki pengaruh terhadap laju pertumbuhan ekspor dan impor yang selanjutnya berpengaruh terhadap pertumbuhan kinerja perekonomian produk domestik bruto Indonesia. 2. Jalur Bank Lending Channel Var Shock RR, KREDIT dan SBI Penurunan yang relatif cukup besar terjadi pada tingkat sukubunga secara rata- rata sebesar -21.16 persen lebih kecil dibandingkan dengan sebelum terjadinya peningkatan pada variabel kebijakan tersebut di atas yang dianggap memiliki pengaruh dari adanya peningkatan kredit. Produk Domestik Bruto Indonesia meningkat 35.27 persen lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum terjadinya peningkatan 50 persen, hal ini diperkirakan karena terjadi adanya peningkatan ekspor 20.80 persen dan penurunan impor -98.37 persen. Peningkatan pendapatan disposabel 44.37 persen mempengaruhi peningkatan konsumsi 311.46 persen dan pertumbuhan positif pengeluaran pemerintah 8.42 persen cukup memiliki pengaruh terhadap besar terhadap pertumbuhan kinerja perekonomian, hal tersebut didukung dengan adanya pertumbuhan cukup besar pada neraca perdagangan 231.67 persen lebih tinggi dibandingkan dengan neraca perdagangan sebelum dilakukannya goncangan pada variabel shock. Apresiasi nilai tukar sebesar -16.95 persen mengakibatkan pertumbuhan ekspor 20.80 persen lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekspor pada jalur suku bunga 63.28 persen, nilai impor menunjukkan adanya penurunan -98.37 persen sedangkan indeks harga konsumen memiliki pertumbuhan negatif -3.87 persen yang diprediksi memiliki pengaruh terhadap turunnya tingkat sukubunga dengan perubahan sebesar -21.16 persen dan hal tersebut mempengaruhi pertumbuhan dari uang khartal 260.11 persen, uang giral 71.37 persen dan jumlah tabungan dan deposito -58.66 persen yang dapat dihimpun oleh Bank Sentral dalam rangka meningkatkan pertumbuhan kinerja perekonomian melalui jumlah kredit yang dapat disalurkan.

3. Jalur Balance Sheet Channel Var Shock INT, RR, MS, INV, SBI dan BASE